017| Burden

304 49 5
                                    

FROM U

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


FROM U

•••


Jimin dan Saehan kurang lebih telah menghabiskan waktu satu bulan di Hawaii untuk bulan madu, mereka menikmati pergantian tahun dengan masa-masa manis untuk dikenang selama sisa umur. Hubungan mereka terjalin seperti pasangan normal yang saling mencintai, meski Saehan belum tahu persis perasaan Jimin untuknya, tetapi pria itu memperlakukan Saehan layaknya wanita yang dicintai. Pernah sekali, dalam satu hari, mereka tidak keluar kamar karena sibuk bermesraan, mereka keluar hanya karena merasa kelaparan, untungnya Ella memasak makanan yang banyak hari itu dan setelah merasa kenyang, Jimin dan Saehan, melanjutkan kembali percintaan mereka di dalam kamar. Hubungan seks mereka intens dan Saehan merasa telah benar-benar bebas dari traumanya, dia tidak sama sekali merasa takut seperti sebelum-sebelumnya. Semua itu berkat rasa kepercayaanya pada Jimin.

Pagi ini, pada bulan Februari yang masih muda. Saehan mendapati tamu bulanannya terlambat, sebenarnya baru sekitar tiga minggu dan Saehan masih belum berharap apa-apa. Terlambat datang bulan itu biasa, tidak sepenuhnya karena kehamilan. Hal ini cukup membuat Saehan bertanya-tanya, mereka belum lama menikah, memangnya bisa kehamilanya datang secepat ini? Itulah kenapa Saehan tidak mau berharap lebih. Mengenai ini, Saehan belum bilang apa-apa pada Jimin, karena tiga hari ini pria itu cukup sibuk dengan ponselnya —katanya urusan pekerjaan. Sering kali Jimin menerima panggilan mendadak saat mereka sedang berduaan dan pria itu bicara dengan jarak yang cukup jauh darinya.

Sudah satu bulan dan waktu mereka hampir habis di Hawaii, Jimin tidak bisa menunda waktu lagi, karena banyak sekali klien-klien baru yang mulai mencarinya, Saehan memahami kesibukkan Jimin.

Rencananya karena bahan-bahan dapur mulai menipis, mereka akan berbelanja sendiri ke minimarket pusat kota. Saat melihat langit yang cerah dan anginya yang segar, Jimin menyewa satu unit mobil Convertible putih untuk mereka melaju di jalanan Hawaii. Jimin kenakan celana pendek di bawah lutut dan kemeja berwarna coklat susu sebagai atasan, lantas dua pasang telapak kakinya memakai selop hitam yang nyaman.

Saehan duduk dengan menikmati deru angin yang menerpanya, udara Hawaii membuatnya tenang dan Saehan sempatkan melantunkan senandung-senandung nada merdu yang tentu saja terdengar samar karena angin meredam suaranya. Dia kenakan kemeja coklat panjang dan celana leging hitam, tas senilai satu juta won juga tersampir di bahunya yang ramping.

"Maafkan aku, mungkin kita harus kembali ke Korea lebih cepat dari waktu yang diperkirakan." Dalam perjalanan itu, tahu-tahu saja Jimin membahas soal kepulangan mereka.

"Apa ada sesuatu?"

"Kau tau, orang yang akhir-akhir ini menghubungiku?" Jimin melirik Saehan saat wanita itu sedang menyelipkan anakan rambut ke belakang telinga.

"Hu'um, kenapa?"

"Dia adalah anak tertua dari mantan walikota di suatu kota kecil. Dia terseret kasus korupsi, aku bilang padanya aku sedang bulan madu dan tidak menerima klien untuk sementara waktu, aku menyarankannya untuk mencari pengacara lain, tetapi dia memaksa hanya ingin aku sebagai pengacaranya. Pengakuannya, semua tuduhan itu tidak benar, dia difitnah."

From U [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang