18. Hate!

5.4K 320 3
                                    

Hallo readers....

Selamat datang di Mila's world...

Kalo ada beberapa typo mohon dimaklumi ya, juga mungkin di cerita ada banyak. oh bukan, tapi sangat banyak kata-kata kasar, vulgar, dan semacamnya...

Maaf ya baru up. Berhari-hari beneran sibuk sampe jarang pegang hp. Alhamdulillah inget dan bisa UP disela-sela waktu.

Maaf ya gaes...

Jadilah pembaca yang bijaksana...

Enjoy the story...

_***_




Dika mengernyit bingung pada dua manusia yang ada didepan nya ini. Siapa lagi jika bukan dua sohib nya. Ia memang menelepon dan memaksa mereka hingga berada di sini. Di Cafe tempat mereka biasanya nongkrong. Ia merasa persahabatan mereka mulai renggang. Mulai dari masalah Prince yang terus saja mendekati Keevan. Lalu kini Roni yang tak tau kenapa terlihat malas bersama mereka.

"Lo berdua ada apaan si?" Dika bertanya jengah. Sedari tadi kedua teman nya itu hanya diam. Prince mengerjap.

"Kenapa?" Tanya Prince bodoh. Dika menghembuskan nafasnya kasar.

"Lo yang kenapa! Lo sama si Roni diem mulu dari tadi! Ngga biasanya tau ga? Lo berdua kan selalu ada aja yang dibicaraain! Kenapa hari ini beda?"

"Gue ga kenapa-napa tuh! Si Roni kali yang aneh!" Mereka beralih menatap Roni yang memang begitu aneh hari ini.

Cowok itu menghilang tadi pagi, dan tak hadir ke sekolah tanpa memberitahu mereka. Lalu sedari tadi cowok itu berkamuflase sebagai patung diantara mereka. Dika bingung. Ia tak tau apa yang terjadi dengan sahabatnya yang satu itu.

Prince menatap Roni lamat. Ia tau apa yang membuat sahabat nya itu diam seribu bahasa seperti ini. Dalam lubuk hati sebenarnya Prince merasa kasihan. Ia paham bagaimana rasanya tertampar kenyataan setelah sekian lama tak menyadarinya.

"Ron, lo ada masalah?" Dika menatapnya lembut. Roni menoleh, ia baru sadar ada orang lain disekitarnya.

"Hah?"

"Lah, budeg!"

"Lo ngomong sama gue?"

"Ngga setan!" Roni mengangguk dan kembali melamun.

"Si bangsat! Lo kenapa si? Ada masalah? Sabi lah sharing, kali aja gue punya solusi,"

"Engga," elak Roni. Dika menghembuskan nafasnya.

"Ck! Ga seru nih!" Dika berpikir "Ngeclub yok!"

"Males!" Roni menyeruput jus jeruk nya.

"Tumben males, biasanya lo yang paling semangat masalah beginian! Lo Prince?"

"Tu anak masih normal?" Tiba-tiba Roni menyahut sinis. Prince menatapnya tak suka.

"Ya normal lah!"

"Tau! Aneh-aneh aja lo! Ya kali Prince si tukang ngewe jadi belok?"

"Bisa aja kan si 'gay' itu bikin Prince.... Belok?" Roni terkekeh sinis. Prince menegakkan duduknya.

"Kenapa lo jadi bawa-bawa Keevan? Lo ada masalah sama gue?" Dika bingung. Kenapa dua sahabatnya terlihat berselisih?

"Lo bisa buktiin kalo lo masih normal?" Tangan Prince mengepal.

"Dengan senang hati!"

"Ayo ke club sekarang!" Roni bangkit.

US! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang