2. You care about me?

11.7K 618 2
                                    

Happy reading🥰


"Huh...."

Prince memaju mundurkan gagang pel basah yang dipegangnya ke lantai toilet berulang kali. Sialan, ia mendapat hukuman padahal tak melakukan kesalahan. Benar kan? Tyan dulu yang ngajakin perang! Siapa suruh ngoper bola ke Prince yang lagi sibuk mantau si Keevan? Bego emang!

Untungnya mereka ditempatkan di lokasi yang berbeda.  Jika tidak, mungkin mereka akan kembali melanjutkan pertengkaran yang terganggu tadi.

Tiba-tiba pintu terbuka, bersamaan dengan. Masuknya seseorang. Prince terpaku ketika matanya tak sengaja beradu tatap dengan milk Keevan. Hanya ada mereka berdua disini.

Namun Keevan bersikap biasa saja sama sekali tak terganggu lalu melangkah masuk kedalam dengan ponsel di telinganya. Prince mendengus, pikirannya kembali pada kejadian tadi.

"I know."

Prince menarik satu alisnya. Halus banget nadanya? Ga pernah Prince tau Keevan berbicara seperti ini sebelumnya. Beda banget sama Keevan yang Prince kenal selama ini. Dasar muka dua!!

"Apapun hasilnya, aku yakin mereka menghargai usaha keras kamu. Trust me!"

Huek!!

Prince hampir muntah mendengarnya. Namun, ia kembali melanjutkan sesi mengupingnya. Keevan yang sama sekali tak memperhatikan Prince begitu damai mencuci tangannya dengan tenang.

"This is your last semester, right? So, do it right now! Jangan ada kata main-main lagi. Give your best!" Ucap Keevan begitu menggebu.

Rasa penasaran Prince kian tak terbendung. Ia sama sekali tak sadar jika sedari tadi ia terus mundur hingga kini kian mendekat pada Keevan "Sama siapa sii?" Gumamnya geram sendiri.

"Trust me. You can do it!" Tak lama setelahnya Keevan terdengar melakukan salam perpisahan.

"Eh?" Kaget Prince karena netra Keevan menangkapnya. Prince langsung pura-pura sibuk dengan pekerjaannya. Ga aesthetic banget ketahuan nguping!!

Namun ternyata, malah Keevan yang kini tak henti menatapnya. Terang-terangan lagi! Udah berkali-kali tertangkap oleh Prince, cowok itu masih setia menatapnya. Ngeri!

"Apa lo?!" Prince sewot.

Keevan tak bereaksi. Ia menyudahi kegiatannya memperhatikan gerak-gerik Prince lalu melanjutkan tujuannya kesini.

Diam-diam, Prince melirik Keevan yang mengacuhkannya. Damai sekali cowok itu. Pikiran Prince jadi kacau sibuk menduga-duga siapa penelepon tadi dan apa hubungannya dengan Keevan? Cewek kah? Atau..... Cowok? Prince malah merasa kesal sendiri karena tak mendapat jawaban.

"Tadi, pacar lo?" Daripada menduga-duga Prince memilih untuk langsung bertanya. Benar-benar ga tau malu?! Tapi Keevan mengacuhkannya.

"Ngga usah malu kali, kalo emang beneran pacar lo." Kekehnya mendekat usai meletakkan gagang pelnya.

Prince mengembangkan senyum menjengkelkan nya sembari bersandar pada wastafel menatap lamat Keevan yang juga menatapnya melalui pantulan cermin. Namun Keevan tetap tak membuka mulut memberikan jawabannya.

Prince bergerak kian mendekat, "Jadi.... Lo yang nusuk apa yang ditusuk nih?" Senyum usil Prince mengembang lebar.

Keevan membolakan matanya, "Bukan urusan lo." Jawabnya begitu datar lalu menegakkan tubuhnya. Masih setia menatap pantulan cermin yang menampilkan dirinya dan punggung lebar milik Prince.

US! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang