22. Back to you

5.7K 324 3
                                    

Halo guyss...

Terima kasih karena tetep stay di story aku ini..

Kalau kalian suka, jangan lupa kasih vote dan comment ya. Terus follow akun aku supaya kalian ngga ketinggalan kalau aku up!!

Gimana nih alur cerita nya? Makin kesini makin gimana? Makin baik apa makin buruk nih? Comment review kalian di akhir ya!!

Jangan lupa TINGGALIN JEJAK VOTE!! FOLLOW AKUN GUE!! COMMENT YANG BANYAK!!

NGELUNJAK?

BODO AMAT!!!

Enjoy the story...

_***_




















Iya. Ia masih peduli. Masih sangatlah peduli. Prince melepaskan diri dari nya menatap Keevan yang terus diam "Bisa ngga lo jangan pergi lagi dari samping gue?" Pinta Prince menatap nya penuh harap.

Keevan diam. melengos. Tak kuasa menatap mata sayu yang menatapnya penuh harap itu. Hati dan otak nya tengah berperang sekarang. Hatinya ingin, namun ia masih mengingat bagaimana Prince menghianati nya. Otak nya pun terus mengingatkan nya agar tak kembali jatuh pada lubang yang sama. Prince adalah cowok brengsek yang mulutnya tak bisa dipercaya. Keevan kebingungan.

"Keev?" Prince meraih tangan nya.

"Hmmm, gue ngga akan pernah pergi dari samping lo," mulut Keevan bergerak dengan sendirinya. Ia terkejut. Ngapain gue ngomong gitu si anjing? Keevan menggerutu sendiri.

Prince tersenyum lebar. Sedetik kemudian ia berhambur tuk memeluk tubuh Keevan erat seolah tak ada hari esok. Sudut bibir Keevan tertarik tuk mengulas sebuah senyum. Tanpa sadar hatinya merasa lega.

Keduanya merasakan detakan jantung yang menggila dan desiran aneh bagai listrik yang membuat senyum mereka enggan tuk luntur.

Hari ini Keevan telah berjanji pada Prince dan pada dirinya sendiri. Ia tak akan meninggalkan cowok itu sendirian lagi. Ia akan terus bersama dengan nya. Entah sampai kapan batas waktu untuk berlaku nya janji itu. Keevan tak peduli. Meski pada awalnya hatinya menolak. Kini hatinya malah merasa lega, damai dan bahagia. Keevan tak main-main. Ia benar-benar bersumpah.

Setelah semua pelukan dan penyesalan itu. Keduanya malah ajdi canggung. Duduk berdampingan membuat kemampuan bicara mereka tiba-tiba menghilang begitu saja. Prince berulang kali menggaruk belakang tengkuk nya yang tak gatal. Keevan pun demikian. Ia berusaha tuk fokus pada pekerjaan nya namun konsentrasi nya terus saja ambyar. Ia tak bisa terus-terusan kikuk begini! Harus ada cara untuk mengakhiri kecanggungan aneh diantara mereka. Harus!!

"Sorry,"

"Sorry,"

Ucap mereka bersamaan. Sedetik kemudian adegan saling tatap tak bisa dihindarkan. Mereka tertawa kecil.

"Lo ngomong duluan aja," ucap Prince.

"Ngga, lo aja yang duluan. Gue ngga penting," tolak Keevan berpura-pura sibuk kembali.

"Lo aja," Prince masih tak mau ngomong duluan.

"Lo aja,"

"Lo,"

"Lo,"

Mereka ngapain si?

"Lo dulu," Prince tersenyum malu. Keevan menatapnya malas.

US! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang