14. About Aurel

5.5K 313 6
                                    

Happy reading



Senyum Prince mengembang lebar. Akhirnya Keevan megizinkannya untuk main kerumah cowok itu. Meski ia harus terima tak diperlakukan selayaknya tamu oleh si pemilik rumah.

Keevan bahkan tak mengucapkan embel-embel silahkan masuk dan melenggang pergi meninggalkannya. Prince yang dalam kondisi hati yang baik, tak memperdulikan sikap acuh Keevan dan mengikuti dibelakangnya.

Keevan memelankan langkahnya. Ada suatu hal yang akan ia tanggung setelah ia mengizinkan Prince masuk ke rumahnya. Aurel. Keevan tengah memikirkan hal itu.

Siapkah ia dengan resiko membongkar rahasia yang sudah ia pendam dari semua orang selama 5 tahun ini. Tak seorang pun yang tau, bahkan Zayn.

Keevan berhenti tepat didepan pintu, berbalik menghadap Prince yang tak melunturkan senyumnya. Hati Keevan berdesir. Prince terlihat sangat bahagia hanya karena hal ini.

Haruskah Keevan meminta nya kembali pulang dan menyakiti hati kecilnya? Keevan tak setega itu sekarang. Bagaimana pun ia juga merasa bahagia ketika cowok itu bahagia.

"Kenapa lo?" Prince menatapnya bingung. Keevan berdehem.

"Seneng banget kek nya lo!" Keevan mengalihkan topik.

"Iya dong! Gue cowok pertama yang lo ajak ke rumah kan?" Prince menunjuk wajah Keevan dengan telunjuknya. Keevan mengalihkan jari itu darinya.

"Sok tau lo!"

Padahal iya! Kenapa lo bohong Keev?

"Eh? Emang lo pernah bawa temen sebelumnya? Kayak lo pernah punya temen aja!" Prince terkekeh kecil.

Keevan mendudukkan dirinya di kursi yang ada di taman kecil depan rumahnya. Prince mengikutinya.

"Gue ngga disuruh masuk?" Prince mendaratkan bokongnya.

"Lo ga pantes masuk rumah gue! Lo mau nginjekin kaki di rumah gue doang kan? Ya ini udah!" Prince melongo.

"Ya ngga gitu konsepnya ayang!!!" Prince meninju pelan lengan Keevan. Ia langsung mendapat tatapan tajam "ck! Bawa gue masuk kek! Jahat banget si lo sama temen sendiri!" Rengek Prince ala bocil. Keevan menatapnya aneh.

"Lo pikir lo imut apa? Jijik!"

"Ck! Keev..." Prince memelas. Keevan malah melengos darinya.

"Ngga!"

"Keev..."

"Gue bilang ngga ya ngga!!"

"Ambilin gue minum kek," Prince cemberut melipat kedua tangannya diatas dada. Keevan menghembuskan nafas nya kasar.

Prince mengedarkan pandangannya selagi menunggu Keevan yang pergi mengambil kan minum untuknya. Menurut nya rumah Keevan tak sekecil itu. Seperti yang dikatakan cowok itu kemarin.

Namun 2 kali kamarnya tak seluas rumah ini. Meski lebih simple dan jauh akan kata mewah. Tapi rumah Keevan terlihat seperti rumah yang sebenarnya. Tempat berpulang yang paling nyaman.

Rumah dengan 1 lantai, dengan warna dominan biru terang. Ada garasi kecil di samping rumah, lalu taman kecil juga ayunan. Prince tak tau apapun tentang rumah Keevan bagian dalam. Cowok kejam itu benar-benar menekannya untuk tak berusaha masuk.

Senyumnya terukir kelewat lebar ketika orang yang sedari tadi ia tunggu, datang dengan nampan berisi 2 gelas jus berwarna orange. Keevan benar-benar tau apa yang paling enak waktu haus! Jus jeruk!

"Duh! Ekspektasi gue jadi nyata dong!" Prince tak menunggu Keevan menyodorkan minuman itu dan mengambilnya sendiri.

Menenggaknya hingga menyisakan setengah. Haus apa doyan si?

US! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang