Heart Defense (Beryl) 2

10.9K 1.4K 32
                                    

Masih ada yg melek gak jam segini? 00.49 WIB😂

***

Taleetha, gadis 22 tahun yang masih menempuh jenjang perkuliahan di salah satu universitas swasta. Ia gadis yang pintar dan memiliki cukup banyak teman. Meski tidak sepopuler kakaknya, tapi Taleetha tahu cara menarik perhatian orang-orang dengan sikap ramahnya.

Ini sudah bulan kedua Taleetha dekat dengan Beryl. Taleetha tidak tahu kalau ia dan pria itu akan bertahan lumayan lama dari perkiraannya. Taleetha pikir, Beryl pria yang membosankan seperti beberapa mantannya. Ternyata ia salah. Beryl sungguh tipe yang Taleetha cari.

Beryl tidak mengekang. Pria itu juga tidak menuntut untuk diberi tahu ke mana dan dengan siapa ia pergi setiap harinya. Beryl sungguh dewasa dan Taleetha suka hal tersebut.

Seperti yang Taleetha pernah dengar dari ibu Beryl sebelumnya, Beryl tidak pernah menjalin hubungan dekat dengan para gadis lebih dari satu pekan. Taleetha cukup berbangga diri atas hal itu.

"Halo, Mas?"

Taleetha baru saja memasuki apartemen saat ponselnya berdering dan nama Beryl yang tertera di sana. Ia menjawabnya sambil memasuki kamar dan meletakkan tas serta kunci mobil di tangannya. Taleetha duduk di pinggir kasur dengan senyum yang perlahan mengembang.

"Boleh. Jam berapa?

"Oke. Mau aku masakin apa?" tanya Taleetha.

Meski ia cukup lelah dengan pekerjaannya di perusahaan tempat ia magang, Taleetha masih punya tenaga jika itu Beryl yang meminta. Pria itu mulai sering mengunjungi apartemennya meskipun hanya untuk pelampiasan mengerjakan beberapa pekerjaan. Karena kata Beryl, kalau ia membawa pekerjaan ke rumah, ibunya bisa marah.

"Iya, hati-hati."

Taleetha beranjak dari duduknya, lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia pulang cukup sore hari ini karena besok acara perpisahan anak-anak magang di perusahaan. Taleetha cukup senang akan fakta itu. Ia akan punya pengalaman baru untuk 6 bulan ini. Karena 2 bulan sudah terlewati, maka tersisa 4 bulan lagi Taleetha akan magang di 2 perusahaan berbeda.

Setelah membersihkan diri, Taleetha berlalu menuju dapur. Ia sudah menyediakan stok bahan yang akan dimasak seminggu ke depan. Semenjak dekat dengan Beryl, Taleetha jadi lebih sering memasak. Pria itu sekali mencoba masakannya dan malah ketagihan.

Saat berkutat di dapur, Taleetha mendengar suara pintu terbuka, lalu diikuti langkah kaki seseorang. Taleetha berbalik saat namanya dipanggil. Ia tersenyum pada Beryl yang sore ini tampak begitu lelah.

"Bawa kerjaan lagi?" tanyanya.

Beryl menggeleng. Ia mendekati Taleetha, lalu memeluk pinggang gadis itu dengan lengan kekarnya. Posisi Taleetha yang sedang berdiri di depan meja masak membuat ia tidak bisa bergerak banyak.

"Sebentar ya. Dikit lagi selesai kok," kata Taleetha.

"Baju saya masih ada?" tanya Beryl sambil mengendus tengkuk Taleetha yang menguarkan aroma manis. Beryl suka.

"Ada. Mau aku ambilin?" tanya Taleetha balik.

"Gak usah. Saya aja. Kamu wangi banget," puji Beryl.

Taleetha tersenyum. Sejak awal ia tahu resiko jika berhubungan dengan pria dewasa seperti Beryl. Taleetha harus rela disentuh seperti ini setiap bertemu dengan Beryl. Hal yang sudah terjadi sejak sebulan belakangan ini.

"Sana mandi. Aku gak bisa gerak bebas kalau gini," keluh Taleetha.

"Oke."

Beryl menurut begitu saja. Ia melepaskan belitan lengannya setelah mengecup beberapa kali tengkuk Taleetha. Beryl menjauh dari area dapur. Ia memasuki kamar Taleetha, lalu membuka seluruh pakaiannya. Ia sudah sebulan ini sering ke sini dan berbuat seolah apartemen ini juga miliknya.

SHORT STORY NEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang