Kini para elemental berkumpul di kamar Gempa, Taufan dan Halilintar seperti biasanya untuk berdiskusi
Mereka memang selalu berdiskusi disana karena kamar mereka adalah salah satu tempat aman untuk merencanakan suatu hal penting atau membahas sesuatu
Semua ruangan di Tapops rata rata kedap suara dan memiliki kamera keamanan, tetapi khusus untuk ruang kamar dan toilet tidak dipasang kamera keamanan
Stasiun Tapops memang hebat, stasiun canggih yang dirancang untuk menjaga keselamatan power sphera dan penyamaran mereka sebagai dobi angkasa. Hal itu membuat para anggota Tapops menjadi leluasa dalam menjalankan misi mereka
Gempa menatap para saudaranya satu persatu
"Kita di sini untuk Berdiskusi, bukan berdebat apalagi bertengkar" Ucap Gempa sambil melirik kearah Halilintar"Iya iya, aku akan coba mengatur emosiku kali ini" Sahut Halilintar sambil berdecak kesal dan memalingkan wajahnya
"Kak hali kemarin lebih emosian daripada biasanya" Sahut Taufan sambil cekikikan
"Dia lebih mudah terpancing" Ujar Ice yang tiduran diatas kasur
"Untung kemarin Blaze gak ikut ikutan, soalnya ditahan Ice" Ucap Solar diiringi dengan tawa
"Kalau kak Blaze ikutan tambah kacau nanti" Sahut Thorn yang duduk disebelah Ice. "Soalnya kalau kak Blaze ngamuk gak mikirin dampaknya" Lanjutnya lagi
"Ihhh, aku gak gitu ya" Sahut Blaze kesal dan menolak untuk sadar akan sifatnya itu
"Sudah sudah" Sahut Gempa menengahi dan membuat para elemental langsung menurut dan menghentikan pembahasan absurd mereka
"Mari kita ke topik utama" Ucap Gempa dengan serius, yang lain menganggukan kepalanya
"Jadi Retakka bakalan datang kesini dan berniat untuk mengambil kuasa Thorn" Taufan memulai topik yang akan dibahas oleh mereka
"Ini gak bisa dibiarkan" Sahut Solar tajam, "terakhir kali dia menyerang markas Tapops hancur dan meledak, kita tak bisa membiarkan itu terjadi lagi" Lanjutnya
"Tapops baru berjalan normal belum lama ini, kalau stasiun ini hancur lagi bisa menimbulkan kerugian yang jauh lebih besar" Sahut Ice
"Tapi kalian merasa ada yang aneh gak sih?" Tanya Taufan dengan raut wajah bingung
"Apa yang aneh?" Sahut Blaze menaikan sebelah alisnya
"Ada sesuatu yang janggal dari tindakan Retakka" Seru Thorn
"Kalau Retakka berani menyerang stasiun Tapops ini sendirian kurasa tak mungkin" Sahut Halilintar menatap datar
Yang lain langsung mengalihkan pandangannya ke arah Halilintar, memandang remaja berjaket hitam merah dengan corak petir itu dengan pandangan meminta penjelasan
Halilintar menghela nafas kasar, "Jelas dia tak bisa menyerang Tapops sendirian, apalagi dia telah kehilangan kuasanya dan luka fatal setelah pertarungan terakhir" Ucap Halilintar memberikan penjelasan
"Betul juga, terakhir kali dia bekerja sama dengan para alien pengangkut kristal kan?" Ujar Gempa mengerti
"Tapi pertarungan itu sudah lima tahun lamanya kau tahu, kurasa lukanya sudah sembuh" Ujar Taufan
Solar memutar bola matanya malas, "lukanya mungkin sudah sembuh, tetapi dampak dari luka tersebut mungkin masih ada sampai sekarang" Ujarnya menjelaskan
"Kalau begitu, sekarang Retakka melemah? Bukankah itu keuntungan bagi kita " Ucap Blaze sambil menyeringai
"Itu memang keuntungan bagi kita, tapi jika dia memiliki Sekutu itu akan sangat merepotkan" Ucap Ice yang masih tiduran, Thorn yang ada di sampingnya hanya mematap polos Ice
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be Happier [Slow Up]
Fanfiction©Monsta Thorn menjadi detektif dadakan ketika semua hal mengejutkan terus berdatangan padanya, Dan lebih parahnya kekuatannya di incar oleh orang misterius, tetapi dia di bantu oleh sosok lain dirinya untuk mengungkap misteri satu demi satu Akankah...