XXIV. Pengkhianatan

147 32 3
                                    

Retakka berusaha untuk berdiri walaupun sedikit tertatih-tatih, serangan yang diberikan oleh duo fotosintesis itu menyebabkan luka yang tak bisa dianggap remeh

Retakka sedikit terkekeh karenanya, dia menatap nyalang Solar dan Thorn yang berdiri dengan percaya diri dihadapannya

"Sialan tak kusangka kalian bisa memojokkan ku" Sahutnya sedikit terengah-engah, tatapan tajam ia tunjukan kepada dua orang yang ada dihadapannya

Solar dan Thorn membalas tatapan tajam Retakka, mereka menatap prihatin terhadap alien tua dihadapannya yang tak berhenti untuk mewujudkan obsesi gilanya terhadap kuasa elemental

Solar mengusap peluh didahinya, "kami tak akan kalah kali ini" Ucapnya masih terengah-engah "lagipula kau yang sekarang tak memiliki kuasa elemental"

Solar menatap remeh Retakka yang menampakan wajah tak suka setelah mendengar perkataannya

"Aku tak akan membiarkan mu untuk merebut kuasaku" Sahut Thorn angkuh, menatap nyalang Retakka

Manik hijau zamrud itu berkilat tajam karenanya,  menampakan keindahan manik hijau zamrud yang memenangkan, namun manik hijau itu sekarang sedang dipenuhi kemarahan akan hal yang terjadi karena Retakka

"Heh kau yakin?" Sinis Retakka sambil tersenyum remeh kepada dua bocah dihadapannya

Solar menggertakan giginya, dia sudah mulai merasa muak dengan ocehan yang diberikan oleh Retakka

Retakka menodongkan pedangnya ke arah solar, netra birunya menatap tajam solar yang juga membalas menatapnya tajam. Solar membentuk jarinya seperti pistol dan menodongkan nya ke Retakka

"Ternyata kau mewarisi sifat angkuh bocah itu ya, menggelikan" Sahut Retakka

Solar mengerutkan dahinya, dia tidak tahu apa yang dimaksud oleh Retakka

"Kau terlihat bingung ya, wajar saja kalau kau tak tahu kebenarannya" Lanjut Retakka sembari menyeringai

Solar semakin kebingungan "kebenaran apa maksudmu" Seru solar sambil tetap mempertahankan posisi siap menyerangnya

Retakka terkekeh geli, netra birunya bergulir menatap ke arah Thorn yang sedari tadi diam "kurasa kau sudah tahu kan, ah tidak! Kau lebih tahu dariku kan?" Ucap Retakka sambil menyeringaimenyeringai,  menanti nanti rekasi yang akan ditunjukkan oleh Thorn

Thorn hanya terdiam mendengarnya, dia menegakkan kepalanya yang sedari tadi menunduk, raut mukanya tak berekspresi namun manik hijau itu tetap menunjukan tatapan tajam ke Retakka

Ah reaksi Thorn tak sesuai dengan ekspetasi Retakka

"Kalau aku tahu memangnya mau apa?" Sahut Thorn datar

Solar menolehkan kepalanya setelah mendengar ucapan datar Thorn, dia sedikit terkejut ketika melihat Thorn yang tak berekspresi seperti itu, dalam pikirannya terus mempertanyakan hal apa yang tidak diketahui olehnya tetapi diketahui oleh mereka

"Sialan menjadi orang yang tak tahu apa apa diantara mereka sangat menyebalkan" Pikir solar

"Hei kau berlagak sombong lagi dasar bocah, kau pikir kau tahu tentang semuanya begitu?" Sahut Retakka tersenyum culas

"Apa maksudmu pak tua? Bukankah kau yang sedari tadi bersikap sombong? Sungguh menggelikan" Sahut Thorn datar

"Kau sungguh bocah bodoh"

"Sadarkah kau lebih bodoh dariku"

Rettaka menatap angkuh Thorn "Ah sudahlah, percuma aku bedebat denganmu, toh kau akan segera berakhir" Ucap Retakka diakhiri dengan seringai licik

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

To Be Happier [Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang