XX. Eksperimen

180 26 4
                                    

Kapal angkasa berwarna merah itu melaju dengan kecepatan tinggi di angkasa lepas, untuk menuju ke suatu tempat melewati gelapnya angkasa yang bertaburan bintang bintang

Didalam kapal angkasa itu terdapat dua alien yang ada di ruang kemudi kapal, satu alien berkepala kotak dan berwarna hijau ada di balik kemudi, dialah yang mengendalikan kapal angkasa tersebut

Sedangkan alien biru dengan rambut putih hanya diam di kursinya sambil menatap layar yang menunjukkan keadaan dihadapan kapal angkasa, si alien hijau tak menghiraukan nya dia memutuskan untuk fokus saja mengendalikan kapal angkasa nya

Keadaan sangat hening, tak ada yang berniat memulai percakapan padahal mereka sudah bersama sejak tiga hari lalu saat memulai perjalanan untuk menuju ke stasiun Tapops, dan pembicaraan mereka hanya sebatas menanyakan waktu dan hal hal penting saja

Setelah sekian lama saling hening, Ejojo melirik Retakka melalui sudut matanya sedangkan tangannya masih memegang kemudi kapal angkasa

"Hei kenapa kau bersikeras untuk menyerang mereka padahal kondisimu baru pulih?" Tanya Ejojo memecah keheningan

Retakka menaikan sebelah alisnya "kenapa kau tiba tiba menanyakan hal itu?" Sahut Retakka balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan Ejojo

Ejojo berdecak kesal "ya aneh saja alien tua sepertimu bersikeras menyerang bocah bumi itu, padahal kau baru saja pulih setelah sekian lama" Sahutnya kesal, dia yang lebih dulu bertanya tetapi dia malah harus menjawab pertanyaannya lebih dahulu

"Aku tak Terima dikalahkan seperti itu, itu saja" Sahut Retakka

"Tapi kau merepotkan ku tahu, sudah lama aku mengurungkan niatku untuk membalas bocah bumi itu" Sahut Ejojo malas, dia kembali memalingkan wajahnya ke layar

"Padahal kekuatanmu sudah tak ada, jadi aku harus menyiapkan banyak robot petai, menyebalkan sekali" Sahut Ejojo tanpa menatap Retakka, ia masih fokus ke layar

Retakka menatap datar ke arah Ejojo
"Kalau begitu kenapa kau menolongku?" Tanya Retakka dengan nada sinis

Ejojo memutar bola matanya malas "kukira kau bisa jadi bahan eksperimen yang berguna, ternyata malah menuntutku untuk ikut membalas dendam kepada bocah bumi itu" Sahutnya tak kalah sinis

Retakka menyeringai "heh waktu itu aku juga terkejut tiba tiba hidup kembali, kukira aku sudah mati" Ucapnya datar

"Tapi kurasa menolongmu adalah keputusan yang buruk, seharusnya kubiarkan saja kau jadi sampah luar angkasa" Ucap Ejojo sarkas

"Kupikir juga lebih baik aku mati saja waktu itu, daripada menjadi salah satu objek eksperimen gilamu" Sahut Retakka sinis

Ejojo terkekeh " Tapi berkat itu kau bertahan kan? Kekuatan Tubuhmu juga meningkat" Sahut Ejojo sambil tersenyum remeh

Retakka tak menyangkalnya, karena hal itu benar adanya. Setelah dia menjadi objek eksperimen gila yang dilakukan oleh Ejojo kekuatan fisiknya meningkat, dan juga dia menanamkan sesuatu di dalam tubuhnya yang membuat Retakka tidak bisa melawan Ejojo

Sesuatu yang merepotkan

"Daripada itu, apa kau yakin kalau bocah itu melakukan tugasnya dengan baik?" Tanya Retakka mengalihkan pembicaraan

Ejojo kembali melirik Retakka melalui ujung matanya "tentu saja, dia itu hasil ciptaan terbaikku kau tahu" Ucap Ejojo percaya diri

Retakka menatao datar Ejojo "aku tidak menyangka kau bisa menciptakan mahluk seperti bocah itu" Ucapnya dengan sinis

"Terima kasih" Ucap Ejojo sambil menyeringai

Retakka hanya menatap datar alien berkepala kotak yang ada di hadapannya itu

To Be Happier [Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang