Heart Defense (Haikal) 2

10.7K 1.3K 32
                                    

Yg gasuka boleh di skip ya cerita ini. Drpd jijik, najis dan muntah2 nantinya.

***

Bersamaan dengan suara syok Mia, pintu kamar mandi terbuka. Haikal mengusap rambutnya yang basah dengan handuk kecil di tangannya. Ia menatap Xena yang tengah memegang ponsel miliknya. Haikal tidak keberatan. Sejak dulu ia tidak pernah bisa menyembunyikan sesuatu dari wanita itu. Bahkan setiap kali Mia menghubunginya saat ia dan Xena masih bersama pun Xena selalu tahu. Hal yang membuat Xena akhirnya mundur perlahan demi ksehatan hatinya.

"Kamu ganti sabun ya? Saya suka yang sebelum ini."

Haikal mendekat setelah melempar asal handuk basah di tangannya ke atas kasur. Xena yang melihat itu melempar juga ponsel Haikal dengan kesal. Pria itu tidak berubah. Selalu saja berbuat sesuka hatinya. Sejak mereka bersama, Haikal selalu membuat Xena menghela napas sabar.

"Kebiasaan banget handuk basah dilempar ke kasur. Kapan berubahnya coba?" gerutu Xena sembari meraih handuk itu, lalu menatap Haikal dengan sinis.

Haikal terkekeh geli. Ia meraih pinggang Xena, lalu merapatkan tubuh mereka. Haikal bisa mencium aroma tubuh Xena yang sama dengan aroma tubuhnya saat ini.

Xena awalnya ingin memberontak. Tapi ia melirik dengan ekor matanya di mana ponsel Haikal masih menyala. Xena menyadari kalau panggilan Mia masih terhubung saat ini. Kesempatan tidak datang berulang kali. Jadi, Xena memanfaatkan malam ini untuk membuat Mia sakit hati. Membalas mulut jahat wanita itu padanya setahun yang lalu.

"Mas gak pulang? Kasihan istri Mas pasti nungguin," ujar Xena cukup jelas bisa didengar oleh Mia di sebrang sana.

"Saya nginap. Tolong jangan tolak saya, Xena," mohon Haikal sambil menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Xena.

Haikal mengendus kulit leher Xena yang begitu lembut dan wangi. Ia tinggalkan beberapa kecupan di sana, lalu tangannya ikut meremas pinggang Xena agar tubuh mereka semakin menempel dengan erat.

"Mashh..."

Haikal merasa dilambung tinggi saat mendengar bagaimana Xena melenguh karena ulahnya. Hal yang sudah sangat lama tidak ia dengar. Hal yang sudah lama ia rindukan.

Xena memejamkan mata. Hasratnya tengah dipermainkan. Ia wanita tidak bersuami selama setahun ini. Sudah jelas ia sangat sensitif dengan sentuhan seperti ini. Apalagi sejak dulu ia tahu kalau tubuhnya selalu lemah pada sentuhan lembut Haikal. Itu sebabnya selama ini Xena selalu menghindari Haikal karena takut hal yang iya-iya terjadi.

"Masshh... aahh..."

Haikal berhasil membuat desahan Xena lolos dengan sempurna. Ia semakin bersemangat untuk menyentuh lebih jauh lagi. Haikal benar-benar pria munafik. Jika saja ia ingin egois, Haikal bisa memiliki Xena dan Mia secara bersamaan saat itu.

Tapi, karena permohonan ibunya, Haikal melepaskan Xena saat mantan istrinya itu meminta pisah. Bukan keinginan Haikal. Hanya saja kebahagiaan Xena lebih utama kata ibunya saat itu. Ternyata benar. Xena bahagia lepas darinya, tapi ia yang tersiksa dan tidak bisa lepas dari bayangan wanita itu.

Haikal mendorong tubuh Xena hingga jatuh terbaring di atas kasur. Ia menindihnya dengan menekan inti dari tubuh mereka. Handuk yang menggantung rendah di pinggang Haikal dengan mudah ia lepaskan. Kini kedua paha Xena ia buka dengan lebar, lalu kembali menekan intinya di sana.

"Nghhh... Masshh..."

Lenguhan tertahan Xena membuat Haikal benar-benar kehilangan akal. Ia meraih bibir Xena dengan bibirnya. Ia cumbu dengan lembut penuh perasaan. Xena semakin terbuai dengan godaan yang Haikal berikan. Ia membalas cumbuan Haikal dengan sebelah telapak tangan yang ikut mengelus dada pria itu, lalu sebelah lagi mengusap tengkuknya.

Bunyi suara cecapan dua bibir yang terdengar sangat agresif dan sama-sama menginginkan terdengar menyakitkan oleh orang di balik telepon. Mia melempar ponselnya dengan kesal ke kasursetelah memutus panggilan, lalu menjerit sekeras mungkin melampiaskan sakit hatinya.

"Xena, awas saja kamu. Aku akan membalas perbuatanmu. Jalang!"

Mia menangis sesenggukan. Ingatan bagaimana dulu ia mendekati Haikal kembali berputar di benaknya. Mia merasa menang saat tahu kalau Haikal masih mencintainya. Meskipun Mia tahu pria itu sudah beristri dan sudah memiliki 2 putra, tapi Mia tidak mau menyerah.

Beberapa kali juga Mia mendatangi Xena dan mengatakan bagaimana hubungannya dengan Haikal di belakang wanita itu. Seuatu yang tentunya dikarang oleh Mia.

Awalnya Mia ragu kalau Xena akan percaya. Tapi melihat wajah polos wanita itu, Mia semakin semangat untuk memanasinya. Apalagi Haikal dan Xena tidak saling mencintai. Mereka hanya menikah karena ibu Haikal. Wanita tua yang melahirkan Haikal itu begitu membenci Mia hanya karena ia pernah membentaknya di tempat umum kala itu. Mia sungguh tidak tahu kalau wanita itu merupakan ibu Haikal.

Bayangan Xena yang begitu tenang saat Mia mengomporinya kembali terulang di benaknya. Xena wanita munafik yang pernah Mia kenal. Dulu ia yang melepaskan Haikal, lalu sekarang wanita itu yang menggoda suami Mia.

"Kamu tahu kan kalau Haikal gak cinta sama kamu. Jangan egois, Xena. Kamu menikah dengan Haikal karena dijodohkan ibunya. Tapi orang yang Haikal cintai itu saya. Cinta pertamanya."

Xena tersenyum tipis menatap Mia. "Mbak mau jadi istri kedua suami saya?"

"Kamu yakin bakalan kuat?" kekeh Mia.

"Saya gak keberatan kalau Mbak memang sangat ingin. Tapi asal Mbak tahu. Semua aset Mas Haikal setelah kami menikah sudah atas nama saya."

Mia tertawa geli. "Haikal masih punya perusahaan besar. Paling aset milik kamu itu rumah, mobil. Gak ada yang penting. Saya bisa dapatin lebih dari itu setelah nikah sama Haikal."

"Oke. Silakan ambil suami saya. Saya gak berniat buat bersaing dengan wanita pengemis seperti Mbak. Mungkin saya dan Mas Haikal tidak saling mencintai. Tapi saya yakin suatu saat dia akan kembali ke saya dan anak-anak. Mbak Mia akan merasakan apa yang saya rasakan saat ini. Bahkan lebih sakit dari ini. Ditunggu ya."

Xena meninggalkan Mia yang hanya tersenyum remeh menatapnya. Mia yakin Haikal mencintainya sangat banyak dan tidak akan pernah meninggalkannya. Xena bukanlah masalah baginya selama Haikal masih memilihnya.

Mia sesenggukan. Bayangan wajah tenang Xena saat pergi setelah mengatakan itu membuatnya kesal. Apa Xena tengah membalaskan dendamnya saat ini? Mia tidak akan membiarkan wanita penggoda seperti Xena merebut Haikal darinya.

"Lihat saja, saya akan membalas apa yang kamu lakukan malam ini," desis Mia dengan mata memerah.

Di tempat berbeda, Xena tengah mengumpulkan kewarasannya yang tersisa. Ia menarik tubuh Haikal saat kilatan petir terdengar begitu keras. Xena tersentak karena takut. Haikal yang paham sontak menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka.

Gairah sudah sama-sama membakar kewarasan mereka. Haikal tidak bisa melepaskan Xena lagi seperti sebelum-sebelumnya. Ia memang bajingan dan Haikal mengakuinya. Haikal sangat menginginkan Xena membalut tubuhnya seperti malam-malam saat masih bersama.

"Mashh..."

Lenguhan panjang dari bibir Xena dan desah lega dari Haikal adalah bukti penyatuan dua tubuh itu sudah terjadi. Xena memejamkan mata sambil menggigit bibir. Ia merindukan rasa sesak dan penuh seperti saat ini. Ia akui ia sangat merindukan Haikal pada beberapa malam setelah mereka berpisah. Dan hal yang Xena impikan itu terpenuhi malam ini.

***

Minggu, 14 Agustus, hari ke-4 Pre Order volume 11 dan 12.

PO hanya berlangsung sampai tanggal 20 Agustus ya. Setelah itu harga normal.

Btw, di Karyakarsa sudah update beberapa novel tamat yg pernah publish di wp. Sisa Sweet Playboy. Terus nantinya bakalan update Jingan Family di sana. Ada Stuck With Brindha juga.

Follow biar dapat notif!

SHORT STORY NEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang