CHAPTER 14

1.1K 126 27
                                    


"RENCANAKU"


aku harap kalian tidak lupa dengan bukuku yang ini, berikan sedikit perhatian pada buku ini pelase...


"karena ulah jeon jungkook lah ayahku meninggal jin!"

"Tttae..apa kau yakin Mr.Jungkook adalah orang yang bertanggung jawab atas kematian ayahmu? Bisa jadi Mr.Jungkook tidak mengetahui hal itu tae. Ayahku pernah mengatakan bahwa Mr.Jungkook orang yang baik, Mr.Jeon sangat disiplin tapi dia adalah orang yang mendedikasikan hidupnya untuk keluarga dan perusaha- arrgghhh!"

Seokjin memegang pipi kanannya yang terasa perih akibat dari tamparan yang dilakukan oleh taehyung, kali ini tak berhenti hanya dengan menampar taehyung dengan begitu kuat menarik rambut seokjin yang cukup panjang kearah belakang membuat kepala seokjin mendongak keatas.

"ta..tae..sakit!"

"beraninya kau memuji orang yang sudah membunuh ayahku jin! Darimana kau bisa yakin bahwa bajingan itu adalah manusia yang berdedikasi? Apa kau menganggap bahwa aku berbohong dan jungkook adalah orang suci?! Dia menjebak ayahku untuk menandatangani surat perjanjian palsu! Membuat ayaku seolah-olah penipu yang mengeruk kekayaan perusahaan manusia tamak itu! Kau adalah kekasihku dan sudah seharusnya kau berada dipihakku!.

Mau tidak mau kau harus menjalankan rencanaku ini jin, hanya kau orang yang bisa membuat jungkook merasakan dinginnya lantai penjara sama seperti yang ayah ku rasakan sebelum kematiannya. kita akan pergi ke seoul"

"tae..aku mohon, aku tidak ingin melakukan hal ini tae. Aku takut tae.."

"tidak ada yang perlu ditakutkan jin, sebelum jungkook menyentuhmu aku akan menyelamatkan mu mengerti? Hanya dengan cara ini, kita bisa melampaui 2 pulau dalam 1 kali dayung. Dendamku yang terbalaskan dan uang yang akan kita dapatkan. Percaya padaku jin".

pikiran seokjin bercelaru, disatu sisi ia ingin mendapatkan uang tersebut namun disisi lain hati nuraninya seakan menolak untuk melaksanan rencana kekasih hatinya karena apapun alasan taehyung, rencana mereka adalah rencana kejahatan yang akan membuat mereka menjadi pelaku tindakan kriminal.

"kita akan melaksanakan rencana kita setelah kepulanganku dari seminar yang harus kuhadiri selama 2 minggu. Saat aku pergi, jangan pernah pergi tanpa sepengetahuanku, kau harus menjawab teleponku kapan itu. Kau mengerti jin?"

Dibawah tekanan taehyung dan rasa sakit dikepala seeta pipinya seokjin akhirnya menyetujui rencana jahat taehyung.

"aku harus pulang, eomma pasti sudah menungguku" pinta seokjin,

"hmm, aku akan mengantarmu"

"tidak perlu tae, aku kesini naik sepeda hadiah dari memenangkan lomba tenis itu"

"oh..baiklah, hati-hati dijalan".

____

Dengan langkah lunglai seokjin memasuki rumah kecil milik kedua orang tuanya yang dihiasi pelita tradisional korea peninggalan kakek dan neneknya. Bukannya keluarga seokjin tidak ingin menggunakan lampu modern hanya saja ibunya sangat menyenangi pencahayaan dari pelita tersebut yan terkesan lebih redum dan syahdu.

"eomma..kau belum tidur? Bukankah aku sudah bilang untuk tidak menunggu ku?" melepas sepatunya seokjin menghampiri ibunya yang tengah duduk dikursi rodanya,

"eomma menunggumu, entah mengapa hati eomma tidak tenang jika belum melihatmu pulang. Bagaimana pekerjaanmu? Apakah taehyung mengantarmu pulang?"

"hmmm, eomma..sudah larut malam, aku akan mengantarmu ke kam-"

The DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang