# CHAPTER 10 : Taehyung's Sadness (Double Kill)

1.4K 144 23
                                    

⚠️ Jangan lupa votment.

My Devilis Husband

Typo adalah hal wajar

Enjoy and Happy Reading















Entah sudah yang keberapa kalinya Luhan menghela nafas panjang nan berat. Lelah seolah belum cukup menggerogoti setiap inci tubuhnya yang masih terasa lemas. Hatinya pun ikut tergerus oleh rasa jengkel yang masih menghantui sejak semalam. Membuat pening tujuh keliling dan semakin memperkeruh pikiran. Penyebabnya bukan lagi tentang perkataan Jin yang begitu menohok hatinya. Namun pada lelaki albino yang kini duduk bersila di atas karpet beludru tengah memainkan game didepan komputernya.

Harusnya pagi ini ia masih bergelung nyaman dibalik selimut tebal di atas kasur empuknya pasca hangover di bar beberapa jam lalu, dan akan terbangun ketika mentari sudah meninggal seperti biasanya. Namun sebuah insiden terjadi semalam hingga mengharuskannya terjebak di tempat ini dengan pria tinggi yang mengacaukan pagi sekaligus tidur nyenyak nya. Bagaimana tidak, ia begitu terkejut sampai terbangun ketika mendengar berbagai umpatan dalam teriakan yang begitu memekakkan telinga. Terlebih audio komputer yang seperti sengaja disetel dengan volume tinggi. Gila pikir Luhan. Bagaimana bisa seseorang bermain game di pagi buta? Dengan kesal Luhan bangun dari tidurnya, sangat terkejut begitu ingin menyibak selimut namun kedua tangannya diikat menggunakan tali yang disimpul mati. Yang mana tak hanya membuat matanya melotot tajam, namun juga berteriak;

"APA KAU SUDAH GILA HAH? Kenapa kau mengikat tanganku?" Lantangnya sembari mencoba melepas ikatan kuat pada tangannya. Seperti dejavu. Ia merasa pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya, terbangun di pagi hari dengan tangan terikat, tapi kapan?.

"Hei, ada apa dengan mu, Luxie?"

Sepasang mata rubah melirik tajam, sebelum membuang pandangan ke arah luar jendela. Menyusuri pemandangan atap pemukiman padat penduduk yang kini diterpa sinar mentari dengan tatapan kosong. Fakta bahwa sosok jangkung ini yang sejak jaman sekolah dulu selalu mengejarnya membuatnya enggan berinteraksi hingga kini. Menurut Luhan semua yang ada dalam pria ini selalu terasa memuakkan dan menyebalkan. Namun takdir hidup seolah selalu mempertemukan keduanya diberbagai kesempatan yang tak terduga. Hingga sebuah tangan dingin dengan lancang menyentuh dahinya yang hangat. Ia menoleh terkejut sementara si pelaku tersenyum menawan diantara kelopak mata jelaganya yang menyipit. Memandang teduh kearah sang empu yang menatap sengit.

"Bagaimana perasaan mu? Apa kepala mu masih pusing?" tanyanya.

Luhan menolehkan kepala kasar. Jujur saja sentuhan itu terasa tidak nyaman baginya. Namun Luhan kembali menggeram lantaran tangan itu kini beralih mengelus lembut suarainya yang berantakan.

"Jauhkan tanganmu, sialan!" desis Luhan dengan mata memincing. Namun pria albino itu tak bergeming, justru beralih mencubit pipi gembil yang seketika berubah merah padam.

"Jangan marah-marah. Kau semakin terlihat menggemaskan"

"Brengsek! Sebenarnya apa mau mu hah? Kenapa kau malah membawaku kesini? Dan cepat lepaskan tanganku atau aku akan membuat perhitungan denganmu!" lantangnya hingga gigi-gigi beradu.

"Semalam aku sudah mengantuk, kau bahkan merancau tak jelas dan sempat muntah beberapa kali. Daripada harus mengantar mu dan memakan banyak waktu jadi aku membawamu kemari. Dan aku akan melepaskan mu asal kau janji setelah ini jangan buat keributan dan menurutlah kepada ku!" tukasnya masih dengan nada tenang, seolah tak takut dengan terapan tajam sarat akan nada ancaman itu. Sementara Luhan mengumpat dalam hati setelah mendengar sepenggal cerita mengenai dirinya itu, menyayangkan kenapa dari semua makhluk hidup yang bisa ia temui di muka bumi mengapa harus pria ini yang menjadi penyelamatnya semalam.

My Devilis Husband | (KookV ft. HunHan) [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang