# CHAPTER 13 : Happiness Coming Soon?

1K 132 31
                                    

Hallo rek, udah lama nih gak update. Keknya sebulan lebih deh wkwk
Ya mau gimana lagi, sekarang bangThor udah mulai kerja lagi, jadi agak lumayan susah buat bagi waktu. Belum lagi kalo ada waktu senggang kadang² lebih milih buat istirahat daripada mampir ke WP. Dan setelah nyuri² waktu buat nyicil² nulis akhirnya jadi juga satu chapter. Semoga kalian ngerti enjoy dan faham jalan cerita di chap kali ini.

⚠️ Jangan lupa votment.















My Devilis Husband

Typo adalah hal wajar

Enjoy and Happy Reading






























Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

















Memandang kosong pada rintik gerimis yang menyapa bumi, itulah yang Luhan lakukan hingga tak terasa beberapa menit telah berganti. Sementara belah bibir digigit-gigit kecil, kedua tangan mungil memeluk tubuh guna menghalau dinginnya angin malam yang berhembus bersama molekul derai hujan.

Di atas balkon itu, Luhan tak sendiri. Ada Jungkook yang kini berdiri tak jauh darinya. Menyesap sedikit demi sedikit batang nikotin sebelum bibir sewarna merah hatinya menyemburkan gumpalan asap putih beraroma tembakau. Lalu meneguk habis seperempat botol Wine hingga cairan merah pekat itu tandas.

Tak jauh berbeda dari Luhan, Jungkook pun sama, memandang kosong pada gerimis tipis, seolah tengah menghitung satu persatu rintik yang mampu ditangkap obsidian sekelam malamnya.

Luhan beralih menatap punggung kokoh berbalut kaos hitam bercorak merah itu, sebelum membawa langkahnya yang pelan mengikis jarak. Dulu, punggung itu adalah sandaran ternyaman baginya hampir di setiap waktu. Tempat menumpahkan keluh kesah kala gemuruh di hati tengah membelenggu. Namun kini bukan lagi miliknya. Meski dapat dijangkau oleh mata dan disentuh sepuasnya, akan tetapi ada dinding transparan yang seolah membatasinya. Cukup menegaskan bahwa rasa nyaman yang telah berlalu itu hanya untuk disimpan dalam angan sebagai kenang-kenangan, namun tidak untuk kembali dimiliki.

"Jungkook, kau masih marah?" si mata rubah bertanya lirih, sembari melingkarkan lengan pada tubuh kekar yang sepersekian detik menegang sebelum kembali tenang. Setelah insiden dimana ia menolak bercinta dengan Jungkook padahal hampir saja ditelanjangi tadi, tanpa sepatah kata sang raven pergi ke arah balkon, meninggalkan Luhan ditengah hening dan kekacauan hati yang melanda sembari menyambar rokok beserta pematik di atas meja . Lalu ia menyusul setelah beberapa saat.

Jungkook lekas memutar tubuh, balas memeluk erat tubuh sang kakak sepupu setelah menggeleng cepat sebagai jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan. Pertanda jika ia tak akan pernah bisa marah meski Luhan telah memancing emosinya. Diam dan menghindar untuk memenangkan pikiran sudah lebih dari cukup bagi Jungkook ketimbang nanti berakhir terjadi pertengkaran. Dalam rengkuhan itu mereka berbagi kehangatan di tengah rasa nyaman walau tak lagi sama terasa. Namun bagi keduanya tak ada yang lebih baik dari saling menghangatkan satu sama lain seperti ini. Yang lebih muda menghirup dalam-dalam ceruk leher beraroma candu, memberikan kecupan kupu-kupu hingga sang empu melenguh.

My Devilis Husband | (KookV ft. HunHan) [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang