PERTEMUAN PERTAMA DENGAN SANG PANGERAN
"Oh, Orchid, aku tidak tahu bahwa kau juga pulang hari ini." Edelwis nampak amat sumringah, tak seperti sebelum-sebelumnya ketika dia menjadi murung dan nyaris gila karena pelecehan yang dilakukan oleh tunangannya. Beruntung saat itu Orchid dan Rose melihat kejadian buruk tersebut, sehingga Edelwis selamat dari pelecehan yang lebih buruk daripada yang diterimanya saat itu.
Orchid meraih tangan kakaknya, menuntunnya dengan lembut. "Aku juga tidak tahu kalau kakak akan pulang hari ini juga. Kebetulan sekali ya."
"Oh, bagaimana kalian berdua bisa pulang bersamaan?" Rose yang baru saja akan menyambut mereka, terkejut melihat kedua kakaknya datang bersamaan. Edelwis dan Orchid tertawa kecil sebelum akhirnya menghampiri adik bungsu mereka dan menariknya ke dalam pelukkan.
"Kau baik-baik saja? Aku khawatir karena kau tak membalas suratku," ucap Edelwis. Yang kemudian dilanjutkan oleh Orchid, "benar, kau juga tidak mengirimiku surat, padahal aku sudah mengirim utusan. Apa semuanya baik-baik saja, Rose?"
Rose terdiam barang sejenak. Sampai akhirnya dia mulai merasa yakin untuk memberitahukan apa yang menjadi pikirannya belakangan ini sampai tak sempat membalas pesan kakak-kakaknya, "Sebenarnya ada yang saya pikirkan belakangan ini."
"Apa itu?"
"Mari kita bicarkan di dalam sambil menyeruput teh hangat."
¤¤¤
''Apa nona tahu? Di dunia ini ada beberapa orang yang saya cintai tapi, dari beberapa orang itu orang yang paling saya cintai adalah sepupu saya, pangeran Marpheus. Dia adalah satu-satunya orang yang paling ingin saya lindungi tapi, tanpa tahu apapun raja dengan seenaknya akan menjodohkannya dengan Loana, putri dari keluarga Husburgh Earl. Saya tidak terima. Sepupu saya adalah orang yang sangat baik dan lembut, bagaimana bisa dia akan menikah dengan wanita jahat seperti putri sulung keluarga Husburgh yang kejam itu? Jadi...''
"Aku akan menikah dengan pangeran Marpheus."
Seketika ruangan menjadi sunyi setelah penuturan Rose dihadapan kedua kakaknya. Edelwis dan Orchid saling pandang, bertanya-tanya apakah mereka tak salah dengar dan apa maksudnya.
"Rosie, apa maksudmu?"
"Seperti yang aku katakan, aku akan menikah dengan pangeran Marpheus." Menjawab pertanyaan Edelwis dengan begitu santai, seolah itu bukanlah hal besar. Namun, semua orang di berbagai wilayah tahu bahwa pangeran Marpheus adalah putra buangan Raja yang bahkan terkenal dengan kekejamannya dan wajah buruk rupanya.
Orchid meletakkan gelas tehnya dengan kasar, sambil menegaskan, "tidak akan kuizinkan, bagaimana kau berpikir untuk menikahi pangeran buangan seperti dia?"
"Aku bahkan pernah menggilai putra Baronet. Jadi, kurasa pangeran buangan lebih baik, 'kan?"
brakk
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ugly Prince and Lady Rose
RomanceRose Fragrant, putri bungsu dari keluarga bangsawan terhormat dan terpandang tiba-tiba menjadi bahan cemoohan bangsawan lainnya karena cintanya pada seorang putra Baronet yang ternyata hanya mempermainkannya. Tak kuasa melihat keluarganya terkena da...