Rose Fragrant, putri bungsu dari keluarga bangsawan terhormat dan terpandang tiba-tiba menjadi bahan cemoohan bangsawan lainnya karena cintanya pada seorang putra Baronet yang ternyata hanya mempermainkannya. Tak kuasa melihat keluarganya terkena da...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Nona, apa nona sudah dengar? Katanya Baroness Elmer akan datang ke sini untuk memberikan berkat atas pernikahan nona dan yang mulia pangeran."
Ini adalah pertama kalinya Rose mendengar nama itu. "Baroness Elmer? Beliau itu siapa?"
Sweeney nampak terkejut. "Nona tidak mengenalnya? Padahal nona sangat yakin ketika berkata akan menikahi yang mulia pangeran. Jadi, saya pikir nona tahu semua hal mengenai yang mulia pangeran." Sweeney tidaklah salah, dia bisa berprasangka seperti itu lantaran dia adalah saksi hidup atas kebodohan Rose saat mencintai orang lain, seperti cinta butanya pada Aaron dulu. Bukan hanya hal-hal yang Aaron sukai, bahkan Rose mengetahui semua hal terkecil disekeliling Aaron.
Rose seolah menangkap maksud pelayan pribadinya itu. Namun, karena dia sadar diri dengan kebodohannya itu, diapun tak memersalahkannya. "Jadi, beliau itu siapa?"
"Baroness Ainsley Elmer adalah kakak dari Marchioness Aslard, ibunda dari tuan Lucas. Bisa dibilang sejak Marchioness meninggal, Baronesslah orang yang merawat tuan Lucas dan juga yang mulia pangeran selama pengasingan. Beliau juga orang yang membantu sejak awal masa kepemimpinan yang mulia pangeran di sini." Jelas Sweeney. Namun, wajah gelisah Sweeney membuat Rose bertanya-tanya.
"Jika Baroness adalah orang yang berdedikasi seperti itu terhadap yang mulia, maka kenapa wajahmu gelisah seperti itu?"
"Justru itulah masalahnya. Karena Baroness Elmer itu ..."
Disisi lain
Marpheus benar-benar terlupa tentang wanita paruh baya yang ada dihadapannya. Padahal wanita itu adalah salah satu dari beberapa orang penting baginya tapi, bisa-bisanya dia melupakan wanita yang telah menjaga dan membuatnya menjadi seorang pimpinan yang kuat dan tak terkalahkan seperti saat ini. Namun, karena kejadian-kejadian yang terjadi bersamaan dengan persiapan pernikahannya, Marpheus pun menjadi lupa untuk menyampaikan rencana pernikahannya kepada Baroness Elmer.
"Maafkan saya, Baroness. Saya sungguh tidak bermaksud melupakan Baroness, hanya saja..."
"Apakah saya pernah mengajarkan bahwa seorang pemimpin boleh untuk beralasan?" Sambil menyeruput secangkir teh, dengan sikap elegannya dia mengingatkan Marpheus.
Marpheus tertunduk. Biarpun dia seorang pemimpin wilayah utara yang sangat disegani tapi, dihadapan Baroness yang memiliki andil besar dalam hidupnya, tentu seorang singapun akan tertunduk.
"Maaf jika saya menyela tapi, kami tidak sedang beralasan, adalah sebuah kenyataan bahwa banyak yang kami harus urus sehingga kami..."
Belum sempat Lucas menyelesaikan kalimatnya, Baroness Elmer sudah lebih dulu menyela, "sepertinya saya terlalu lama meninggalkan tuan-tuan sekalian, sampai-sampai tuan-tuan sekalian lupa bahwa tidak baik masuk dalam pembicaraan yang tidak mengikutsertakan tuan-tuan."