Rose Fragrant, putri bungsu dari keluarga bangsawan terhormat dan terpandang tiba-tiba menjadi bahan cemoohan bangsawan lainnya karena cintanya pada seorang putra Baronet yang ternyata hanya mempermainkannya. Tak kuasa melihat keluarganya terkena da...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Meskipun ini adalah pernikahan yang menggabungkan dua keluarga besar dan agung, yaitu kerajaan dan Duke Fragrant tapi, pernikahan ini berlangsung dengan sangat sederhana. Hanya keluarga terdekat, dan para pelayan yang datang untuk memberkati. Bukan tanpa alasan, baik Marpheus dan juga Rose, keduanya tidak ada diposisi untuk bermewah-mewahan mengingat jejak hidup mereka yang kelam, dan memalukan.
Sebelum mengucapkan sumpah pernikahan, Marpheus berbisik, "Lady, sumpah pernikahan yang akan kita ucapkan nanti akan menjadi rantai kekang dikaki Lady. Jadi, saya akan mengatakannya untuk terakhir kalinya, pergilah sebelum Lady menyesal. Jika memang yang Lady rencanakan hanyalah untuk mengembalikan kehormatan keluarga Fragrant, maka saya akan berusaha—"
"Tidak, saya tidak akan pergi, yang mulia," menyela.
Marpheus mengerutkan keningnya. "Jangan keras kepala, dengarkanlah perkataan saya sampai selesai. Jika memang rencana Lady adalah mengembalikan kehormatan keluarga Lady, maka saya akan membantu tanpa Lady harus merelakan masa depan Lady. Saya bersumpah." Marpheus bersungguh-sungguh. Karena kesalahpahaman yang terjadi, serta sikap kasarnya kepada Rose, Marpheus berniat untuk membantu Rose tanpa Rose harus menikah dengannya. Namun, berulang kali ditawarkan, tetap saja Rose menolak dan ingin melanjutkan pernikahan yang menurut Marpheus hanya akan menghalangi masa depan Rose, mengingat Rose harus hidup dengannya yang buruk rupa dan juga tak pandai menyikapi seorang Lady dengan baik.
Rose diam sejenak, kemudian terseyum cerah. "Saya pun bersumpah tidak akan merepotkan yang mulia, maka dari itu, biarkanlah pernikahan ini dilanjutkan. Yang mulia tidak sedang berdalih untuk membatalkan pernikahan ini dan mempermalukan saya dihadapan orang-orang, 'kan?"
Marpheus agak terkejut dengan pemikiran Rose, "saya memang tak pandai memerlakukan seorang Lady tapi, saya tahu diri untuk melakukan apa yang Lady tuduhkan. Bagaimana bisa saya mempermalukan Lady yang cantik dan pintar seperti anda? Jika pun Lady meninggalkan pernikahan ini, maka orang-orang pastinya akan memaklumi, mengingat sosok saya yang seperti ini." Menjelaskan panjang lebar agar tak ada lagi kesalahpahaman.
"Kalau begitu seharusnya yang mulia tak keberatan jika pernikahan ini dilanjutkan, 'kan?"
Pertanyaan Rose membuat Marpheus kehabisan kata-kata selaan, dia menghela napas panjang, menyerah, "terserah pada keputusan Lady tapi, jika suatu hari anda menyesal, anda harus bilang pada saya."
"Lalu?"
"Saya akan membiarkan Lady pergi."
Proses pernikahanpun dilanjutkan dengan khidmat, kedua mempelai bersumpah atas hidupnya untuk menjadi pasangan yang akan menjadi sandaran dan berbagi kasih satu sama lain. Orchid dan Edelwis menangis mendengarnya, mereka masih menyayangkan keputusan Rose. Padahal pikir mereka, meskipun Rose pernah membuat kesalahan dengan mencintai Aaron tapi, tentunya masih banyak pria dari keluarga manapun yang mau menikah dengannya, walaupun mereka tetap khawatir juga jika masa lalu Rose akan menjadi bulan-bulanan dalam keluarga pria-pria itu dan hanya mencari keuntungan dari Rose tapi, setidaknya sang adik bukanlah menikah dengan Marpheus yang merupakan pemberontak kerajaan.