Part Fifteen

61 15 1
                                    

HUKUMAN UNTUK BARONESS

Saat itu Marpheus bukan hanya sekadar diasingkan tapi, dalam perjalanan menuju tempat pengasingan, para prajurit yang mengawalnya diperintahkan untuk membunuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat itu Marpheus bukan hanya sekadar diasingkan tapi, dalam perjalanan menuju tempat pengasingan, para prajurit yang mengawalnya diperintahkan untuk membunuhnya. Marpheus hanya bisa percaya pada kemampuan bela diriya saat itu, dan berhasil selamat dari tragedi itu. Namun, seharusnya aku membiarkan mereka membunuhku, karena hiduppun aku tak punya apapun dan siapapun. Ketika Marpheus dilanda pemikiran seperti itu, seorang bangsawan Utara yang penuh dengan kebijaksanaan, mengulurkan tangan kepadanya. Marquiss Befriel Aslard, ayah Lucas. Marquiss membawa Marpheus ke kediamannya, memerlakukannya dengan baik seolah-olah Marpheus adalah putra keduanya tanpa memikirkan latar belakang Marpheus. Mungkin Marpheus tak akan tumbuh sebaik ini jika Marchioness dan Lucas tak menerimanya dengan baik tapi, mereka menerimanya, dan menyayanginya sebagaimana Marquiss menyayanginya. Dengan segala kebaikkan Marquiss dan Marchioness yang diberikan kepadanya, sosok Baroness Elmer yang merupakan kakak Marchioness membuat Marpheus tak kuasa mengangkat kepala dihadapannya meskipun terkadang sikap baroness telah keterlaluan. Walaupun adalah sebuah kenyataan bahwa setelah Marquiss dan Marchioness meninggal dunia Baroness Elmer adalah orang yang merawatnya, dan membantunya sampai berkuasa. Namun, sebuah kenyataan juga bahwa Baroness terlalu keras dan terkesan kejam kepada Marpheus. Bukan tanpa alasan, Marpheus yang merupakan penduduk asing, dan ditambah seorang pemberontak, membuat Baroness merasa harus mendidiknya dengan keras dan membuatnya patuh, agar dia tidak akan berpikir untuk mengkhianati wilayah utara. Bagi penduduk wilayah utara, sikap keras baroness dimaklumi dan diartikan sebagai hal yang wajar tapi, bagi Marpheus, sikap baroness tak berbeda dari sebuah perbudakkan.

Demi memperluas wilayah utara Baroness membuat Marpheus hanya mempelajari ilmu berpedang, dan bela diri lainnya, dengan maksud menjadikan Marpheus sebagai anjing pemburunya sedangkan dia yang akan memegang kendali atasnya. Dia memerintahkan banyak invasi ke negara lain pada Marpheus, membuat Marpheus menjajah negara yang bahkan tak punya kekuatan untuk melawan, dan melakukan pembantaian yang tidak perlu, hingga akhirnya Marpheus menjadi sosok kejam dan bengis di mata semua orang. Sedangkan Baroness? Dia menjadi sosok pahlawan reformasi, menjadi sosok berpengaruh di pergaulan kelas atas wilayah barat, serta menjadi pemimpin aliansi perdagangan. Meskipun berkat itu Marpheus juga jadi memiliki kekuasaan dan pengaruh sampai membuat Kerajaan ketir atas reputasinya tapi, tetap saja dia tak lain hanyalah anjing pemburu Baroness. Dan meskipun sadar akan hal itu, Marpheus tetap tak dapat dengan kuasa menentang Baroness, karena baginya hutangnya kepada Marquiss dan Marchioness terlalu besar. Serta orang-orang pun juga tak ada yang berani menegur sikap baroness yang semena-mena terhadap Marpheus yang merupakan pemimpin mereka. Bukan tanpa alasan, selama ini, yang rakyat tahu adalah semua keputusan bijaksana yang diturunkan Marpheus seperti pembangunan jembatan penghubung untuk mempermudah sektor ekonomi, pembangunan rumah kaca untuk mempermudah penanaman bibit, pembangunan sungai buatan, dan lainnya adalah ide baroness. Sehingga mereka yakin bahwa daripada Marpheus, Baroness adalah pemimpin sesungguhnya. Selama ini Marpheus hanyalah menjadi sosok yang rakyat takuti lantaran reputasinya. Sedangkan Baroness menjadi sosok yang mereka hormati sebagai pemimpin sesungguhnya.

The Ugly Prince and Lady RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang