Eleven

34 7 0
                                    

Acara telah selesai, Soo Hwa dan Doyoung pun sudah masuk ke dalam mobil yang sama untuk menuju rumah mereka. Sedari tadi Soo Hwa hanya terus meringis sambil memijat pergelangan kakinya. Sedangkan Doyoung, dia terlihat terganggu dengan gaun Soo Hwa yang terus bergerak sampai menutupi pahanya.

"Ya! Bisakah kau berhenti bergerak?! Lama-lama gaunmu ini bisa menutupi seluruh tubuhku!" protesnya.

Soo Hwa menoleh sambil berdecak, "Aku juga tidak akan bergerak jika kakiku tidak sakit tau!"

"Aku kan sudah bilang padamu untuk melepaskan high heels itu sejak tadi. Para tamu juga tidak akan melihat kau memakainya atau tidak, karena tertutupi gaunmu yang besar ini." balas Doyoung.

"Mana bisa seperti itu!" kesal Soo Hwa.

Dari kursi depan, sang supir hanya bisa menggelengkan kepalanya saat mendengar pertengkaran tiada henti dari sang pengantin baru itu. Dia benar-benar tidak percaya jika mulai hari ini dia yang akan mengurusi mereka berdua. Apa itu berarti dia akan terus mendengar pertengkaran seperti ini tiap hari saat melakukan perjalanan?

"Pak Kang, apa rumahnya masih jauh?" tanya Doyoung yang terdengar jengkel.

"Tidak, Tuan. Sedikit lagi sampai." Jawab Pak Kang, "Nah, ini dia rumahnya." Sambungnya saat mereka sudah masuk.

"Eo? Jung Ahjumma?" tutur Doyoung begitu melihat asisten rumah tangga di rumah orang tuanya itu baru saja membukakan pagar rumahnya.

"Siapa?" tanya Soo Hwa.

"Asisten rumah tangga di rumahku." Jawab Doyoung yang langsung turun dari mobil.

"Ahjumma di sini?" tanya Doyoung begitu berhadapan dengan Bibi Jung.

Bibi Jung tersenyum. Belum sempat dia menjawabnya, Ibu Doyoung, yang lebih dulu sampai, langsung menjawabnya.

"Ne, Doyoung-ah. Eomma meminta Jung Ahjumma untuk mengurusmu dan Soo Hwa. Mungkin sampai kalian lulus sekolah nanti." jawab Ibu Doyoung.

"Eomma? Bukankah Eomma lebih dulu pulang tadi?" tanya Doyoung yang terkejut dengan kehadiran Ibunya.

"Hmm, memang. Tapi Eomma ingin melihat kalian dulu dan sedikit memperkenalkan poin penting rumah ini." jawab Ibu Doyoung.

"Annyeonghaseyo." Sapa Soo Hwa begitu dia turun dari mobil sambil menenteng high heels-nya.

"Aigoo, Sayangku. Pasti kakimu sakit karena terlalu lama memakai high heels, ya?" tutur Ibu Doyoung sambil mengusap kepala Soo Hwa.

"Aku sudah menyuruhnya melepaskan sejak tadi. Menyiksa diri sendiri saja." Gerutu Doyoung.

Soo Hwa hanya mengerucutkan bibirnya sambil menatap Doyoung sebal.

"Aish! Kau tidak boleh berbicara seperti itu pada istrimu." Tegur Ibu Doyoung lalu kembali melihat Soo Hwa, "Kita ke dalam, ya? Nanti Jung Ahjumma akan membuatkan air hangat untuk merendam kakimu."

Soo Hwa tersenyum dan mengangguk, "Ne, Eommeoni."

"Ya! Kim Doyoung. Bantu istrimu. Kau tidak lihat dia kesusahan, huh?" protes Ibu Doyoung saat anaknya itu ingin langsung masuk ke dalam rumahnya.

"Tidak perlu, Eommeoni. Aku bisa sendiri." jawab Soo Hwa.

"Dia sangat mandiri, Eomma." Ledek Doyoung yang langsung menerima tatapan tajam dari Soo Hwa.

**

"Seung Hyun Halbae dan Ki Hyun Haraboji benar-benar menyiapkan semuanya untuk kalian. Rumah ini hanya memiliki satu lantai dengan desain minimalis, tapi masih terlihat mewah. Karena kalian sudah lelah, kalian langsung ke kamar kalian saja, ya? Untuk sisa ruangannya bisa kalian lihat-lihat nanti." jelas Ibu Doyoung yang begitu bersemangat.

Fated: Unexpected MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang