Six

27 6 0
                                    

Seperti yang dikatakannya kemarin, pagi-pagi sekali kakek Seung Hyun langsung mengajak kedua cucunya itu untuk pergi bersamanya. Terhitung sejak kemarin Soo Hwa memutuskan untuk bersikap sebagai anak yang penurut, walaupun besar sekali keinginannya untuk memberontak, dia harus tetap menahannya. Terlebih lagi saat mendengar kondisi kakek Ki Hyun yang belum juga membaik setelah pemberontakan yang Doyoung berikan.

TAP.

Tepat saat sampai di depan ruang rawat di mana ada nama kakek Ki Hyun di sana, kakek Seung Hyun menahan Soo Hwa dan menggenggam tangan cucunya itu.

"Waeyo, Halbae?" tanya Soo Hwa.

Kakek Seung Hyun menarik napasnya dalam-dalam, "Kau harus bersikap baik di dalam, hm?"

Soo Hwa menghela napasnya sambil mengangguk, "Aku sudah berjanji pada Halbae untuk itu, kan?"

Kakek Seung Hyun tersenyum sambil mengusap kepala Soo Hwa, "Araseo. Kalau begitu kita masuk ya? Kau juga ikut Taeyong." Tuturnya sambil merangkul Taeyong juga.

Soo Hwa menahan napasnya sejenak saat pintu itu terbuka dan langsung memperlihatkan tubuh kakek Ki Hyun yang terhubung dengan banyak alat medis, terlihat jelas jika kondisi kakek Ki Hyun tidak dalam kondisi baik.

Lalu mata Soo Hwa beralih untuk melihat seseorang yang sedang membasuh tangan kakek Ki Hyun dengan handuk basah, dia adalah kakak laki-laki Doyoung, Gong Myung. Lalu setelah itu pandangannya beralih pada seseorang yang tengah terlelap di sofa yang ada di sudut kamar ini, siapa lagi kalau bukan Doyoung.

"Sepertinya dia kelelahan sekali."

"Pagi, Gong Myung-ah." sapa kakek Seung Hyun.

Gong Myung terlihat tersentak, sepertinya dia fokus sekali untuk membasuh tangan kakeknya itu, "Eo? Annyeonghaseyo, Halbae. Maaf aku tidak menyadari kedatanganmu." Jawabnya sambil membungkuk pada kakek Seung Hyun lalu melemparkan senyumannya pada Taeyong dan juga Soo Hwa, lalu pandangannya menurun melihat kotak yang dibawa Soo Hwa.

Soo Hwa menyadari arah pandangan itu lalu buru-buru memberikannya pada Gong Myung, "A-ah ini, aku membeli cake ini tadi. Karena Haraboji belum boleh memakan makanan yang manis-manis jadi kubelikan ini untuk Doyoung dan Gong Myung... Oppa." Tuturnya yang ragu memanggil Gong Myung dengan panggilan apa.

Gong Myung tersenyum manis sambil menerima kotak kue dari Soo Hwa itu, "Gomawo, Soo Hwa-ya. Kau boleh memanggilku seperti kau memanggil Taeyong." Jawabnya yang hanya dibalas dengan senyuman juga oleh Soo Hwa.

"Di mana Ayah dan Ibumu?" tanya Kakek Seung Hyun sambil mengusap pundak Gong Myung.

"Mereka sedang sarapan di bawah, Halbae." Jawab Gong Myung dengan begitu hangat.

Kakek Seung Hyun mengangguk mengerti, lalu mengedarkan pandangannya dan mendapati Doyoung yang tengah tertidur, "Eo? Doyoung tidur?"

Gong Myung mengikuti pandangan kakek Seung Hyun sejenak lalu tersenyum tipis, "Ne, Halbae. Doyoung yang menjaga Haraboji semalam, karena aku ada sidang mendadak di Incheon. Dia pasti kelelahan." Jawabnya.

Kakek Seung Hyun mengangguk lagi dan setelahnya mengalihkan pandangannya untuk melihat kondisi sahabatnya itu, "Bagaimana keadaannya?"

Gong Myung menghela napasnya, "Semalam Haraboji sempat tak sadarkan diri lagi, Halbae. Tekanan darahnya meninggi, butuh waktu sekitar 8 jam sampai akhirnya kondisinya kembali normal." Jelasnya.

Soo Hwa menghela napasnya sambil menatap kakek Ki Hyun dengan tatapan sendunya, lalu dia menyandarkan kepalanya di pundak Taeyong begitu merasakan kakaknya itu merangkulnya.

Fated: Unexpected MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang