Twenty Six

23 6 0
                                    

Tepat saat mendengar suara pecahan itu Soo Hwa menjatuhkan tubuhnya sambil menutup erat kedua telinganya.

"Berhenti menangis!!! Cepat hubungi Jeon Ki Joon sekarang!!"

"A-aku tidak memiliki kontaknya..."

"Apa kau kira aku bodoh, huh? Mana mungkin kau tidak memiliki nomor ponsel ayahmu sendiri."

"Dia bukan ayahku... Aku mohon lepaskan aku."

Suasana ini membuat suara itu terdengar lagi. Suara sang penculik yang terus berteriak pada Soo Hwa, dan suara gemetarnya yang ketakutan setengah mati saat itu. Soo Hwa terus menekan telinganya berharap suara itu hilang, tapi suara itu justru semakin terdengar kencang.

"KUBILANG BERHENTI MENANGIS, SIALAN!!!"

"Eomma... Eomma..."

"Eomma... Eomma..." rengek Soo Hwa persis seperti apa yang didengarnya sekarang.

BRAK!!!

"Lee Soo Hwa!" panggil seseorang yang baru saja membuka pintu gudang itu dengan kasar.

Soo Hwa tidak merespon apapun, dia masih di dalam posisi yang sama, meringkuk ketakutan sambil menutup kedua mata dan telinganya.

Doyoung menghela napasnya dan berusaha untuk merengkuh wajah Soo Hwa. Soo Hwa memberontak, suara-suara itu membuat Soo Hwa mengira jika dia kembali ke masa itu.

"Ini aku." Bisik Doyoung saat berhasil melepaskan tangan Soo Hwa dari telinganya. "Astaga kau..." keluhnya yang kemudian mengangkat tubuh Soo Hwa dan membawanya keluar dari ruangan gelap ini.

Saat merasa tubuhnya diangkat, perlahan Soo Hwa membuka kedua matanya dan melihat wajah Doyoung dari samping.

"Kim Doyoung..." bisiknya di dalam hati, dia bersyukur sekali karena Doyoung telah menyelamatkannya.

Doyoung menolehkan kepalanya dan melihat Soo Hwa tengah menatapnya, "Apa yang kau lakukan di sana, huh?!" omelnya.

Soo Hwa terkejut saat mendengar omelan Doyoung dengan wajahnya yang sudah merah itu, tapi Soo Hwa belum memiliki kekuatan yang cukup untuk membalas Doyoung.

"Sudah tau takut gelap, tapi kenapa kau selalu bertindak semaumu saja? Apa kau bodoh, huh?!" ini benar-benar tak diduga, bukannya menanyakan keadaan Soo Hwa, Doyoung justru langsung mengomel.

Sebenarnya, dia tidak bermaksud untuk mengomeli Soo Hwa, dia hanya khawatir saat mendengar teriakan Soo Hwa dan juga suara pecahan benda dari dalam gudang. Terlebih tidak ada pencahayaan sama sekali di dalam gudang itu.

Soo Hwa benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya dari Doyoung. Bisa-bisanya dia langsung mengomel, padahal dia lihat dengan jelas bagaimana gemetarnya dan sulitnya Soo Hwa mengatur napasnya sendiri. Doyoung benar-benar tidak peduli padanya dan hanya bisa terus menyalahkan Soo Hwa.

"Astaga, Sayang?! Apa yang terjadi?" panik Ibu Doyoung saat melihat Soo Hwa yang masih berada di gendongan Doyoung.

"Sepertinya dia berada di dalam gudang itu, Eomma. Dan lampunya mati ketika petir datang." Jawab Doyoung dengan napas yang terengah-engah.

Bersamaan dengan itu keluarga Soo Hwa pun datang, Ayah Soo Hwa yang melihat pintu gudang yang terbuka dan memperlihatkan gudang itu dalam keadaan gelap pun langsung meminta Doyoung untuk membawa Soo Hwa ke dalam villa.

**

"Biarkan posisi kepalanya seperti ini dulu, Doyoung-ah." pinta Ayah Soo Hwa.

Kini kepala Soo Hwa bersandar di dada Doyoung, dengan tangan Doyoung yang tanpa sadar merangkul tubuh Soo Hwa selama Ayah Soo Hwa memeriksa keadaan Soo Hwa.

Fated: Unexpected MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang