Twenty Nine

23 4 0
                                    

Malam hari tiba, Doyoung kembali memilih untuk belajar di luar. Soo Hwa berusaha untuk tidak mempedulikannya, tapi ternyata tanpa sadar sudah beberapa bulan tinggal bersama Doyoung, sepi sekali rasanya saat dia harus belajar sendirian seperti malam ini. Tapi, gengsi sekali rasanya jika dia harus meminta maaf duluan pada Doyoung.

"Ramyeon... Apa mungkin dia bisa dimanfaatkan sekarang?" gumam Soo Hwa yang setelahnya menutup bukunya dan keluar dari kamarnya.

Dia bahkan mengintip-intip ke tempat Doyoung belajar. Namja itu membelakangi posisinya, jadi mungkin dia tidak tau jika Soo Hwa keluar kamar.

"Eo? Soo Hwa-ya. Apa kau lapar?" tanya Bibi Jung yang baru saja selesai membersihkan dapur.

Soo Hwa mengangguk, "Aku ingin membuat ramyeon, Ahjumma."

"Yasudah, kau tunggu saja. Biar kubuatkan."

"Aniya, aku akan membuatnya sendiri. Ahjumma istirahat saja, hm?" jawabnya yang menepuk pelan pundak Bibi Jung dan langsung memasak ramyeon itu.

"Yasudah kalau begitu. Aku ingin memeriksa pintu-pintu dulu."

Soo Hwa hanya mengangguk.

Tidak butuh waktu lama untuk ramyeon itu matang. Dengan senyuman girangnya Soo Hwa menghidangkan ramyeon itu ke dalam mangkuk, lalu dengan percaya diri membawanya ke hadapan Doyoung.

"Kim Doyoung." Panggilnya.

"Hmm?" balas Doyoung tanpa menoleh.

"Aku membuat ramyeon, tapi sepertinya tidak akan habis. Kau mau tidak?"

"Tidak. Aku tidak lapar." Jawabnya masih tidak menoleh.

Soo Hwa mengerucutkan bibirnya, "Benar tidak mau? Kau kan bilang jika kau sangat menyukai ramyeon-ku dan sekarang aku..."

TAP.

Doyoung menaruh alat tulisnya dengan sedikit kasar lalu mengangkat kepalanya untuk melihat Soo Hwa, "Aku sudah menjawabnya kan tadi? Aku-tidak-lapar." Jawabnya dengan begitu dingin.

Kedua alis mata Soo Hwa menajam, dia benar-benar kesal dengan sikap Doyoung yang seperti ini. "Yasudah kalau tidak mau. Kau mau makan atau tidak, aku tidak peduli!" kesalnya, "Ish, dasar menyebalkan!" lanjutnya yang setelah itu menghentakkan kakinya.

BRAK.

Dia menaruh mangkuk itu dengan kasar ke atas meja makan, bersamaan dengan Bibi Jung yang kembali ke dapur.

"Kau tidak jadi makan?"

"Tidak. Kalau Ahjumma mau, makan saja. Aku tidak berselera." Jawabnya dengan sangat ketus dan kembali ke dalam kamarnya.

BRAK!

Soo Hwa membanting pintu kamarnya dengan kencang.

**

BRAK!

Doyoung menolehkan kepalanya saat mendengar suara bantingan pintu itu. Lalu setelahnya kembali menatap bukunya sambil menghela napasnya.

"Dia marah." Gumamnya.

"Doyoung-ah, kau masih belajar?" tanya Bibi Jung.

Doyoung menoleh, "Sebentar lagi, Ahjumma. Ada apa?"

Bibi Jung menghela napasnya, "Sebenarnya apa yang terjadi? Kalian bertengkar, kan?"

Doyoung hanya bisa tersenyum tipis.

"Soo Hwa baru saja makan malam tadi. Lalu tiba-tiba dia keluar kamarnya dengan begitu semangat dan mengatakan jika dia ingin membuat ramyeon. Sepertinya dia hanya ingin membuatnya untukmu." Lanjut Bibi Jung.

Fated: Unexpected MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang