Eighteen

23 4 0
                                    

"Bolehkah aku tau kenapa kau merasa sangat takut sekali saat listrik padam tadi?" tanya Doyoung.

Kerutan di kening Soo Hwa menghilang saat mendengar pertanyaan Doyoung, lalu dia menghela napasnya perlahan dan mengarahkan pandangannya pada mangkuk ramyeon-nya yang hampir kosong.

Doyoung melipat kedua tangannya di atas meja makan dan sedikit memajukan tubuhnya, "Apa ada sesuatu yang pernah terjadi sehingga membuatmu takut?"

Soo Hwa kembali menoleh pada Doyoung ketika namja itu baru saja melemparkan pertanyaan yang begitu tepat padanya. Dan setelahnya dia kembali menghela napasnya sambil memejamkan kedua matanya, lalu memberikan anggukan pada Doyoung.

"Hmm, ada sesuatu yang terjadi." Jawabnya.

"Apa itu?" tanya Doyoung masih terdengar hati-hati.

Soo Hwa membuka kedua matanya lalu kembali menghembuskan napasnya, "Aku pernah diculik dulu."

"Mwo? Diculik?" balas Doyoung yang terlihat terkejut.

Soo Hwa mengangguk, "Diculik yang salah sasaran. Dulu aku sering ikut Appa ke rumah sakit. Biasanya selama jam praktek Appa, aku akan berkeliling rumah sakit atau menunggu di taman saja. Tapi entah kenapa pada hari itu, Appa menitipkanku di ruangan Jeon Uisanim, karena seharian itu Appa melakukan beberapa operasi." Jawabnya sambil terlihat mengingat-ingat kejadian itu.

"Baru sekitar 15 atau 20 menit aku di sana, Jeon Uisanim meninggalkanku karena harus melakukan visiting ke ruang rawat. Dan saat itulah penjahat itu masuk. Penjahat itu mengira jika aku adalah anak Jeon Uisanim. Entah bagaimana kejadiannya, aku tak mengingatnya dengan jelas karena itu terjadi sangat cepat sekali, tapi saat aku sadar, aku sudah berada di ruangan yang terlihat seperti gudang."

"Lalu apa yang terjadi?" tanya Doyoung masih penasaran.

"Saat aku bangun, aku mencium bau alkohol yang sangat kuat, yang kuyakini itu berasal dari penjahat itu. Dia terus berteriak padaku dan menyuruhku untuk menghubungi Jeon Uisanim, sedangkan aku tidak memiliki kontak Jeon Uisanim sama sekali. Aku bingung dan takut sekali saat itu. Karena dia mengira aku terus menolak, dia mengamuk, dia mengambil balok dan mengancam ingin memukulku. Tapi karena dia mabuk, dia justru memukul lampu gantung di sana dan membuat ruangan itu benar-benar gelap. Dan setelah itu... aku..."

Soo Hwa yang sejak awal menceritakan itu dengan santai, tiba-tiba saja kembali bergetar saat sampai pada bagian lampu gantung itu pecah.

"Setelah itu?" tanya Doyoung karena Soo Hwa menggantungkan kalimatnya.

Soo Hwa menoleh, "Ya setelah itu aku jadi takut gelap!" ketusnya.

Doyoung terkejut saat Soo Hwa membalasnya seperti itu, "A-ah, benar... Mian." Balasnya.

"Kau tidak akan meledekku karena itu, kan?" tanya Soo Hwa.

Doyoung menghela napasnya, "Ya! Kau kira aku gila, huh? Mana mungkin aku menjadikan kejadian itu sebagai bahan ledekan."

"Ya... Siapa tau saja..." balas Soo Hwa.

"Aniya. Kau sudah selesai, kan? Kembali ke kamar dan istirahat. Biar aku yang mencuci semua ini." tutur Doyoung.

"Eo? Benarkah?" tanya Soo Hwa belum percaya.

Doyoung mengangguk dan langsung menarik mangkuk Soo Hwa, "Masuklah. Sebelum aku berubah pikiran."

"Baiklah kalau begitu. Aku duluan ya." tutur Soo Hwa yang langsung bersiap meninggalkan meja makan mereka.

TAP!

Fated: Unexpected MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang