Thirty One

27 4 0
                                    

Cklek.

"Aku pulang..."

Tak disangka orang yang menjadi pemeran utama di kepala Soo Hwa sejak tadi langsung muncul di hadapannya. Membuat Soo Hwa langsung berdiri tegak dan menghampirinya.

"Ya, Kim Doyoung! Kau itu dari mana saja, huh? Kenapa... Ya-ya-ya~ Gwenchana?"

Belum selesai Soo Hwa mengomel, tiba-tiba saja tubuh Doyoung terhuyung ke dalam pelukan Soo Hwa.

"Ya... Badanmu panasmu sekali." gumam Soo Hwa yang berusaha keras membopong tubuh Doyoung ke tempat tidurnya.

Kondisi Doyoung lebih buruk dari tadi pagi. Napasnya bahkan terdengar terengah-engah dan terasa panas.

"Tunggu. Kulepaskan dulu tas dan mantelmu." titah Soo Hwa sebelum Doyoung bergerak membaringkan tubuhnya.

Soo Hwa dapat mengingat jelas jika ayahnya pernah mengatakan jika tengah demam tinggi, jangan pakai pakaian tebal, karena itu tidak memiliki manfaat apapun bagi tubuh kita. Walaupun kita merasa kedinginan. Jadi perlahan dia membantu Doyoung melepaskan mantelnya. Lalu sekarang tersisa kemeja seragam sekolah mereka, tapi Doyoung lebih dulu menjatuhkan tubuhnya.

"Aigoo, seragammu sudah basah. Ganti baju dulu, huh?" pinta Soo Hwa.

"Sakit..." lirih Doyoung sambil memegang kepalanya.

"Huh? Kepalamu sakit?" tanya Soo Hwa.

Doyoung mengangguk pelan.

Soo Hwa mulai menggigit kukunya karena gelisah, "Tapi kau harus mengganti bajumu. Ish. Apa yang harus kulakukan sekarang, huh? Jika menelepon Appa, nanti mereka khawatir. Sekarang juga sudah malam." gumamnya yang terus mencoba berpikir dengan cepat untuk membantu Doyoung.

"Ah, hubungi Ji Na saja. Minhyun Oppa ada di rumah tadi, kan?!" serunya yang langsung menyambar ponselnya dan menghubungi Ji Na.

"Aigoo, kau belum tidur, huh?" sapa Ji Na yang langsung menerima panggilan Soo Hwa.

"Ya. Hwang Ji Na. Apa Minhyun Oppa sudah tidur?"

"Ish, kau ini. Kukira ada apa..."

"Sudah tidur belum, Ji Na? Aku benar-benar bingung." potong Soo Hwa cepat-cepat saat Ji Na hendak protes.

"Eo? Ada apa, huh? Kau baik-baik saja, kan?" tanya Ji Na yang berubah khawatir, dan terdengar suara pintu terbuka. Mungkin Ji Na langsung bergerak untuk mengecek kamar Minhyun sekarang.

"Ini... Kim Doyoung... Dia sepertinya demam. Aku benar-benar bingung harus apa. Aku tidak mau menghubungi Appa. Aku takut membuat mereka khawatir, karena Doyoung tadi pagi juga tidak ingin Taeyong Oppa tau jika dia sakit." jawabnya.

"Eo? Doyoung? A-ah, Minhyun Oppa masih bangun. Ku hidupkan mode loudspeakernya, ya?" balas Ji Na lalu terdengar jika dia menjelaskan kondisi Soo Hwa pada Minhyun saat kakaknya itu bertanya.

"Soo Hwa-ya, ini aku. Bagaimana kondisi Doyoung sekarang?" tanya Minhyun.

"Dia terlihat kelelahan sekali, Oppa. Wajahnya pucat. Tubuhnya panas dan berkeringat. Tadi pagi dia juga muntah-muntah sebelum berangkat."

"Ok. Sekarang tenangkan dirimu dulu. Atur napasmu untuk terus tenang, hm? Jangan panik."

Soo Hwa langsung menurut. Dia memang panik sekali, karena tidak pernah menangani orang sakit seperti ini. Terlebih lagi tingkat kesadaran Doyoung terus menurun.

"Kau sudah mengecek suhunya?" tanya Minhyun begitu bisa mendengar napas Soo Hwa mulai tenang.

"A-ah, suhu... Tunggu, Oppa."

Fated: Unexpected MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang