Twenty Eight

25 5 0
                                    

"Kau yakin tidak mau diantar Minhyun Oppa?" tanya Ji Na lagi saat mengantar Soo Hwa ke depan rumahnya.

Soo Hwa mengangguk, "Minhyun Oppa harus praktek, kan? Arah rumah sakit dan rumahku, kan, berbeda. Aku tidak mau nanti Minhyun Oppa telat. Aku tidak apa-apa naik taksi saja, karena kau pasti akan melarangku naik bus, kan?"

Ji Na mengangguk, "Yasudah kalau begitu sesampainya di rumah..."

TIN~

Ucapan Ji Na terpotong saat mendengar suara klakson motor yang memperlihatkan sang pemilik membuka kaca helm-nya dan memberikan senyuman manis untuk Ji Na.

"Ah? Diantar Jaehyun saja ya?" tanya Ji Na.

"Hi, Lee Soo Hwa~ How's your holiday?" sapa Jaehyun yang sudah membuka helm-nya dan menghampiri kedua yeoja ini.

"Aniya~ Dia baru saja sampai, masa kau suruh pergi lagi. Aku benar tidak apa-apa, Ji Na. Aku juga bingung kenapa tadi aku bisa terpancing. Aish, akan butuh banyak waktu untukku bisa bertemu dengan kedua kakakmu itu."

"Ck. Apa sih? Seperti dengan orang lain saja. Chan Sung Oppa dan Minhyun Oppa pasti mengerti kok. Kau tau kan mereka seperti apa? Terlebih Chan Sung Oppa, walaupun jahil seperti itu, tapi dia itu sangat peduli padamu tau." Balas Ji Na.

Soo Hwa tersenyum, "Aku benar-benar menyayangi keluarga Hwang ini~" tuturnya.

Mereka terus saja berbicara dan membiarkan Jaehyun yang terus melemparkan pandangannya bergantian pada mereka, karena dia sama sekali tidak mengerti apa yang diucapkan Ji Na dan Soo Hwa.

"Itu taksinya datang. Aku pulang dulu ya?" pamit Soo Hwa.

"Oh! Tunggu dulu." Pinta Ji Na lalu menoleh pada Jaehyun sejenak, "Sebentar ya." bisiknya karena tersadar belum menyapa Jaehyun sedikitpun sejak tadi, lalu langsung berlari masuk ke dalam rumahnya.

Jaehyun hanya mengangguk, lalu melihat Soo Hwa yang terlihat tidak seperti biasanya, yang membuatnya tak berani menjahili temannya itu dulu.

Tak lama setelah itu Ji Na keluar dan membawakan sebuah bungkusan dan diserahkannya untuk Soo Hwa, "Ini. Kau berikan pada Doyoung ya? Waktu itu dia pernah menghabiskan kue itu sampai Jaehyun hanya baru memakannya satu. Mungkin itu bisa mengembalikkan mood-nya."

Soo Hwa mengangguk mengerti, "Gomawo, Ji Na-ya."

Ji Na tersenyum, "Beritahu aku jika sudah sampai rumah ya?"

Soo Hwa mengangguk dan membalas senyuman Ji Na, lalu pandangannya beralih pada Jaehyun lalu...

PAK!!!

"Aw! YA!" pekik Jaehyun saat Soo Hwa baru saja memukul lengannya.

Ji Na yang melihat itu pun hanya bisa tertawa pelan dan menggelengkan kepalanya.

"Hehe, annyeong, chingu-ya~" pamit Soo Hwa sambil melambaikan tangannya dan setelahnya masuk ke dalam taksi.

"Ada apa dengannya, huh? Kukira dia sedang ada masalah, karena itu aku menahan diriku untuk menjahilinya, tapi... Aish, lagi-lagi dia memukulku." Rutuk Jaehyun.

Ji Na tertawa dan mengusap-usap lengan Jaehyun yang dipukul Soo Hwa tadi, "Itu berarti dia mulai membaik."

"Hm? Memangnya ada apa dengannya?" tanya Jaehyun.

Ji Na tersenyum lalu memeluk lengan Jaehyun, "Kuceritakan nanti ya? Sekarang masuk dulu. Aku juga sudah membuatkan kue untukmu."

Jaehyun tersenyum lalu mencium puncak kepala Ji Na.

Fated: Unexpected MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang