5 tahun berlalu, saat ini jihanne berusia 17 tahun. Jimin akan melanjutkan pendidikan jihanne di US, di Universitas terbaik. Jimin pun memiliki perubahan dalam hidupnya. Ia tidak lagi mengidap depresi, penyakitnya telah sembuh. Jimin mulai bisa menerima setiap takdir dalam hidupnya. Ia hidup bahagia bersama anaknya. Mengamati setiap pertumbuhan jihanne, menjadi pendengar terbaik untuknya. Jimin adalah ayah terbaik sepanjang masa.
Hari ini, jimin menghadiri perayaan kelulusan jihanne. Putrinya terlihat sangat cantik, lagi-lagi jihanne menjadi lulusan dengan nilai terbaik di sekolahnya. Jimin tersenyum bangga melihat anaknya berdiri di atas panggung. Saat perjalanan pulang, jihanne berbicara sangat banyak pada ayahnya. Jihanne bukan hanya sebagai anak bagi jimin, namun bagaikan teman hidup. Kemanapun dia pergi, jihanne akan selalu mengikuti langkahnya. Bayi kecil yang dulu ia timang, sekarang tumbuh menjadi remaja yang sangat cantik.
"appa, sebentar lagi pendaftaran Universitas di US akan segera di buka. appa akan menemani jihanne kan?"
"nee, appa akan selalu bersamamu" jawab jimin sambil tersenyum
Setelah sampai di rumah, jihanne merapikan pakaian sekolahnya untuk disumbangkan pada anak-anak yang membutuhkan. Setiap tahun, jimin membiasakan jihanne untuk selalu berbagi. Meski yang jihanne beri tidak seberapa, namun hal itu menjadi pembelajaran bermakna dalam hidupnya. Jimin ingin, agar putrinya menjadi manusia yang peka terhadap sekitar, khususnya bagi mereka yang membutuhkan.
jimin menghela nafas, menyadari bahwa kini hidupnya telah berubah. ia telah terbebas dari depresi yang menyiksanya selama bertahun-tahun. Jimin selalu tersenyum sambil meneteskan air mata, mengingat setiap masa sulit dalam hidupnya. Kini jihanne telah beranjak dewasa, ia bangga pada dirinya sendiri.
Tiba-tiba saja jihannne masuk ke kamar ayahnya dengan pintu yang sudah terbuka.
"appaaa.." panggil jihanne
"appa di teras.." saut jimin
Jihanne pun segera menghampirinya.
"apa yang sedang appa lakukan disini?"
"aniyo. appa hanya mencari udara segar. kenapa mencari appa?" tanya jimin
"ahh.. appa, jihanne rindu pada nenek dan kakek. Sebelum kita pergi ke US, bisakah terlebih dahulu mengunjungi mereka?" tanya jihanne sambil menggenggam tangan jimin
"jihanne ingin pergi ke Indonesia?"
"nee, appa. boleh kan?"
"tentu saja boleh. selama appa hidup, semua yang jihanne inginkan akan appa kabulkan" jawab jimin
"gomawooo appaa.." ucap jihanne sambil memeluk jimin
•••
"ibu, aku dan jihannne akan datang kesana minggu depan. jihanne rindu pada kakek dan nenek katanya. Lagi pula, pendaftaran Universitas jihanne dilakukan secara online. Jadi, kami bisa menghabiskan waktu di Indonesia sebelum pergi ke US. Ayah dan ibu tidak keberatan kan?"
"tentu saja tidak keberatan. cucu dan anakku akan datang, tentu aku akan senang. cepatlah datang, ibu juga merindukan kalian. ayah dan ibumu tidak ikut?"
"tidak bu, appa dan eomma sibuk menjaga bayi kecil dirumahnya. karena, istri adikku baru saja melahirkan. Beberapa hari yang lalu, aku dan jihanne sudah mengunjungi mereka di Busan. jadi, aku rasa waktunya untuk mengunjungi kalian"
"baiklah, titipkan salam ibu pada orang tuamu. sampaikan maaf padanya, karena tidak bisa datang. kalau begitu, ibu tutup telfonnya ya. jagalah kesehatan kalian, ibu menunggu" ucap ibu elmeeyra
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE LOVE IN MY LIFE | JIMIN ✓
Fanfiction[the end] Waktu adalah hal yang sangat berarti bagi mereka yang telah berpisah. karena waktu bisa merenggutnya kapan saja. Sama halnya seperti waktu yang merenggut Elmeeyra dari Jimin. 'pada akhirnya aku hanya benar-benar mencintai satu wanita saja...