Siang ini Jimin membawa elmeeyra ke rumah sakit. Elmeeyra sengaja masih belum memberi tahu jimin tentang kehamilannya.
"chagia, sudah siap?" tanya jimin
"masuklah ke mobil, aku akan pamit pada ibu" saut elmeeyra
"aku tunggu.." ucap jimin sambil tersenyum pada elmeeyra.
Setelah sampai di rumah sakit, elmeeyra memilih dokter kandungan untuk memeriksakan diri. Jimin tidak tahu apapun soal itu, jimin pikir elmeeyra memilih dokter umum untuk memeriksanya. Keberadaan jimin di rumah sakit memang tidak aman meskipun dia telah membawa 2 staff dan 3 pengawal yang berada tidak jauh darinya, tapi dia berusaha sangat tenang agar tidak ada yang mengenalnya. Elmeeyra dipanggil untuk masuk ke dalam ruangan bersama jimin. Jimin merasa bingung, kenapa dokter memeriksa perut elmeeyra. Bukankah seharusnya dokter memeriksa elmeeyra layaknya pasien biasa, bahkan elmeeyra tidak memiliki kendala di perutnya.
"ah mungkin karena dia muntah tadi pagi, jadi dokter memeriksa perutnya" ucap jimin dalam hati
setelah di periksa, dokter mengatakan bahwa kandungannya baik-baik saja. Elmeeyra hanya perlu banyak istirahat karena usia janinnya sangat muda.
"kandungan? janin? apa maksudnya dokter?" tanya jimin
"istri anda sedang mengandung, baru saja kemarin konsultasi pada saya via telefon. Mual-mual memang biasa terjadi pada trimester pertama. jadi, tidak perlu terlalu khawatir. Saya akan beri vitamin untuk mualnya ya.." ucap dokter sambil tersenyum sangat ramah
Elmeeyra diam dan tersenyum melihat suaminya itu kebingungan. Jimin tidak percaya dengan apa yang dokter katakan, sehingga ia hanya diam menatap elmeeyra dan dokter tersebut.
"istri saya hamil?"
Dokter hanya tertawa kecil mendengar pertanyan jimin. konyol sekali, bagaimana bisa seorang suami terkejut ketika mengetahui istrinya hamil. Jimin menggenggam tangan elmeeyra, memberi isyarat antara senang dan tidak percaya.
Setelah sampai dirumah, Jimin memeluk elmeeyra sangat erat tanpa melepaskannya sedikitpun.
"chagia, aku akan jadi ayah?"
Elmeeyra tersenyum dan mengangguk.
"kenapa tidak katakan apapun padaku? aku sangat khawatir. apa dia membuatmu sangat kelelahan? apa dia sudah bisa jadi anak yang jail?" tanya jimin
"chagia, usianya baru 3 minggu. dia bahkan belum terbentuk dengan sempurna"
"anak ayah tidak boleh jail ya" ucap jimin sambil mengusap lembut perut elmeeyra
"tentu, ayah" saut elmeeyra dengan tawanya yang manis
Tiba-tiba jimin terdiam sambil menatap elmeeyra.
"apa yang kau pikirkan?" tanya elmeeyra
"kau sedang hamil, aku tidak bisa berada jauh darimu. chagia, kau pasti sangat membutuhkan aku. Bagaimana jika kau ikut bersamaku ke korea, aku akan lebih tenang jika kau disana."
"chagia, kita sudah pernah membicarakan ini. Jangan khawatir, ayah dan ibu ada disini. mereka akan menjagaku dengan baik." ucap elmeeyra ambil menyentuh lembut wajah suaminya
"apa kau mau menuruti satu permintaanku?" tanya jimin
"apa yang kau inginkan?"
"tolong berhentilah bekerja untuk saat ini, jika tidak ingin melakukannya untukku, lakukan untuk anak kita. aku tidak bisa selalu berada disisimu, siapa yang akan menjagamu nanti." ucap jimin yang tanpa sadar meneteskan air matanya
Elmeeyra memeluk jimin yang mulai menangis. Sakit rasanya menjalani hal ini, tapi sudah menjadi keputusanya untuk berada dalam situasi sesulit ini. Jimin memiliki hati yang lembut, bahkan lebih lembut dari elmeeyra. Dia akan menjadi seorang ayah, sulit baginya jika harus berada jauh dari elmeeyra dan anaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ONE LOVE IN MY LIFE | JIMIN ✓
Fanfic[the end] Waktu adalah hal yang sangat berarti bagi mereka yang telah berpisah. karena waktu bisa merenggutnya kapan saja. Sama halnya seperti waktu yang merenggut Elmeeyra dari Jimin. 'pada akhirnya aku hanya benar-benar mencintai satu wanita saja...