Fixing the Broken You

Hell Sweet Hell

Jisoo melotot begitu melihat ada truk pengangkut barang terparkir tepat di depan rumahnya. Kurang ajar. Rupanya bajingan itu tidak main-main soal pindah rumah. Jisoo tahu setelah membaca pesan-pesan yang ia kirimkan.

Min freakin' Yoongi.

Ia merupakan makhluk keparat tak tahu malu yang datang dari appa tirinya Jisoo. Dengan kata lain, saudara tiri. Sialnya, anak itu lebih tua satu tahun dengan sikap yang benar-benar kurang ajar. Tidak. Jisoo hanya tak paham dengan jalan pikiran Min Yoongi.

Di awal pertemuan mereka, si kulit pucat itu sangat membenci kedekatan Eomma dengan ayahnya. Bahkan ia berusaha merusak acara pertemuan keluarga sebelum kedua orang itu memutuskan untuk menikah. Setelah mereka menikah, Yoongi bahkan tak pernah nampak di muka bumi. Ia bilang tak tertarik dengan kehidupan orang yang bukan keluarganya.

Jisoo juga sebetulnya membenci fakta bahwa sang ibu harus tertarik pada seorang lelaki yang entah Jisoo tak mau menilainya seperti apa. Sudah begitu, punya anak kurang ajar pula. Sungguh. Sikap keterlaluan Yoongi membuat ia terlihat benar-benar brengsek. Jisoo ingat keparat itu pernah memanggil Eomma dengan sebutan pelacur. Bajingan kurang ajar.

"Hoo... kau sudah datang? Kenapa lama sekali?"

Jisoo berjengit saat tiba-tiba seseorang berdiri tepat di belakangnya tanpa terdeteksi. Sialan. Orang ini memang lebih mirip vampir daripada manusia. Kemunculannya selalu bernuansa horor dan misterius.

"Bagaimana menurutmu? Barang-barangku diangkut ke kamarmu, dan barang-barangmu diangkut entah kemana," ia menyeringai. Jisoo melotot tak paham.

"Apa maksudmu, brengsek?!"

Yoongi hanya tersenyum tipis. Tak mendapat jawaban, Jisoo berniat bergegas masuk, namun Yoongi mencekal pergelangan tangannya.

"Brengsek! Lepaskan aku!" Jisoo menghempaskan tangan Yoongi, tapi cengkraman itu tidak melonggar.

"Kau sudah membuat wanita itu benar-benar murka. Ia sampai repot-repot memintaku pindah ke rumah ini," seringai Yoongi. Jisoo membatu.

"Aku memang pernah bilang tak ingin ikut campur urusan orang lain, tapi jika sekarang orang lain yang ikut campur urusanku, kupikir aku bisa mengatasinya," Yoongi memainkan tangan Jisoo sambil terkekeh mengerikan.

"Kau pasti bertanya-tanya apa maksudku," Yoongi mendekatkan mulutnya ke telinga Jisoo yang masih terpaku di tempat, "Kau tahu, sekarang bukan wanita itu yang memegang kendali. Appa yang membereskan semua kekacauan yang kau lakukan dan kalian berutang pada kami."

Jisoo melotot tak mengerti.

"Kau tidak tahu polisi datang kemari? Mereka ingin tahu kau bersembunyi di mana," beritahu Yoongi, kemudian mengerutkan alisnya.

"Eoh, jangan-jangan kau tidak tahu kalau wanita itu sangat stress sampai tak bisa melakukan apa-apa," Yoongi menggelengkan kepalanya prihatin, "Kau harus berterima kasih karena Appa secara sukarela berusaha berdamai dengan keluarga si Kim Chaewon, cewek yang selama ini kau buli di sekolah. Appa bahkan memberikan kompensasi yang besar kepada anak itu dan berjanji akan membiayai sekolahnya sampai lulus dari universitas."

"M-mwo...?" Jisoo tak percaya. Kim Chaewon brengsek. Apa ia sengaja ingin menjebak keluarganya juga?

"Makanya nanti kau harus minta maaf padanya secara baik-baik," ujar Yoongi.

Jisoo tahu Chaewon terluka parah, tapi ia sama sekali tak menyangka kalau cewek sial itu sampai berani melapor ke polisi dan memperburuk keadaan. Lagipula, kenapa harus Appa yang turun tangan? ARGH. Jisoo bisa gila.