BUK!
Yoojung hanya bisa pasrah saat Taehyung memukul kepalanya cukup keras. Ia mengusap-usap kepala itu sambil memanyunkan bibir. Di sana Taehyung terlihat kesal karena harus datang menjemputnya ke sekolah dan cukup menjadi pusat perhatian. Wajar. Wajah tampan yang ia miliki memang sering menjadi pusat pendaratan panah. Tapi Yoojung yakin bukan itu saja yang membuat ia kesal.
Tadi Yoojung memang meminta sang oppa untuk menjemput karena ia pikir dompetnya hilang, tapi kemudian ia mengecek lagi di bangkunya dan menemukan dompet itu tepat di bawah meja. Hihi. Teledor memang.
"Ayo pulang!" ajak Taehyung sambil melenggang duluan ke jalan raya. Yoojung mengikutinya dari belakang.
"Eonnie baik-baik saja 'kan?" tanyanya. Taehyung menghela napas. Ia terlihat banyak berpikir selama berjalan, saat menunggu bus di stasiun, dan saat duduk di bangku bus menuju pulang. Yoojung terus memperhatikan sang oppa yang benar-benar tak mampu menutupi perasaannya.
"Opp--"
"Kau pulang duluan!" ujarnya tiba-tiba. Ia berdiri dari bangku, "Awas kalau makanannya habis!"
Yoojung terkekeh sendiri memperhatikan sang oppa yang sudah tidak sabar ingin turun di pemberhentian bus berikutnya. Ia berdiri dengan gelisah di dekat Pak Supir. Haha. Yah. Begitulah.
🇰🇷
Taehyung berjalan cepat ke perpustakaan umum.
Setelah kejadian demi kejadian yang menimpa Jisoo, ia memang tak bisa membiarkan gadis itu berkeliaran seorang diri. Apalagi mengingat bahwa dirinya pernah menjadi seorang pembuli, besar kemungkinan bahwa efek pembalasannya akan lebih besar dari apa yang sudah ia lakukan.
Taehyung kebingungan saat tak menemukan Jisoo di perpustakaan. Ia pun mencoba bertanya pada penjaga perpus yang sedang standby, namun ia bilang ia tak melihat gadis dengan ciri-ciri fisik yang disebutkan Taehyung.
Saat Taehyung hampir frustasi, datang lagi seorang penjaga perpus yang baru kembali dari membeli kopi. Ia bilang ia sempat melihat seorang gadis yang dibawa keluar oleh seorang namja, kemudian ia dikerubungi teman-temannya saat keluar dari perpus. Mendengar ini, Taehyung langsung cemas.
"Kenapa Ssaem tak menghentikan mereka?!" tanya Taehyung, gusar.
Si penjaga perpus mengernyit mendengar nada bicara anak itu, sudah pasti merasa tak enak mendengar hal yang tak menyenangkan. Merasa tak punya banyak waktu, Taehyung hanya mendengus, berterima kasih, kemudian berniat untuk langsung pergi.
"Memangnya kau tahu mereka ke mana?" tanya penjaga perpus tersebut, mungkin merasa sedikit bertanggung jawab melihat Taehyung panik. Yang ditanya pun menahan langkahnya dan memberi tatapan 'memangnya Anda tahu?'
"Seingatku, mereka berjalan ke arah lapangan, tapi aku tak yakin," ucapnya sambil mengedikkan bahu.
"Arasseo yo, khamsahamnida!"
Taehyung langsung berjalan cepat ke arah lapangan olahraga yang dimaksud oleh penjaga perpus. Kalau dipikir-pikir, siapa orang-orang yang bisa mengajak Jisoo pergi tanpa perlawanan? Teman sekelas atau kawan satu angkatan tak mungkin ada yang berani, apalagi junior. Jangan-jangan anak kelas tiga?
Bodoh. Taehyung ingat sesuatu. Tadi pagi, Jisoo sempat cari masalah dengan salah satu gadis rese yang Taehyung ketahui bernama Park Chaeyoung. Jimin--salah satu teman baiknya yang tukang gosip di kelas--berkata bahwa Chaeyoung merupakan gadis blasteran yang hobinya menggunakan bahasa Inggris saat bicara pada siapa pun.
Sayangnya, ia mudah sekali tersenggol. Apalagi dengan para 'gadis cantik.' Meski begitu, gadis sepertinya tidak mungkin ingin cari masalah dengan Jisoo, mengingat reputasi seorang Seo Jisoo yang memang disegani karena memiliki sifat songong tak tertolong.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fixing the Broken You
Roman d'amourSeo Jisoo, seorang pembuli bermulut kasar, dipaksa takdir agar berurusan dengan Kim Taehyung yang berperan untuk menjatuhkannya di tengah huru-hara publik. Miris dikata, Jisoo tak sadar bahwa ini berisiko membuatnya jatuh cinta. Ditambah lagi, ia mu...