BAB 13

53.7K 3.2K 99
                                    

Happy Reading!

Selir Lan mengepalkan tangannya. Ia sudah menduga, selir baru selalu bertingkah tidak ingin menguasai tapi ternyata ia yang paling ditakuti. Mengembalikan mereka bukankah sama dengan memberi penghinaan pada keluarga.

"Aku tidak pernah menduga selir Qia akan melakukan semua ini." ucap Selir Zhu. Memulangkan dirinya? Akan lebih baik ia dimasukkan ke penjara atau dibunuh saja.

"Kita semua bisa apa? Dia berhasil memenangkan hati kaisar. Dan kita semua tahu, siapapun yang berhasil memenangkan hati kaisar pasti akan mencari cara untuk menyingkirkan selir lain." ucap Selir Chan. Namun kali ini selir Qia telah memilih cara yang begitu menyakitkan untuk menyingkirkan semua selir.

"Mengembalikan kita ke rumah. Bukan hanya menghina kita tapi juga keluarga. Bagaimana ayah dan ibuku bisa keluar dari rumah setelah ini." ucap Selir Bai. Sebagai anak perdana menteri. Ayahnya begitu dihormati, keluarga mereka bahkan menjadi panutan keluarga lain. Jika ia dikembalikan maka itu akan mencoreng nama keluaga Bai.

"Tidak. Kita harus mencari cara untuk menghindari takdir buruk itu." Ucap selir Lan yang diangguki selir lainnya."Kita harus menyingkirkan selir Qia. Bagaimanapun caranya." lanjutnya. Lagipula ini sama seperti berjudi. Jika mereka berhasil menyingkirkan selir Qia maka mereka akan terhindar dari nasib buruk. Sebaliknya jika mereka gagal maka nasib buruk tidak dapat dihindari lagi. Namun setidaknya mereka semua berusaha yang terbaik. Ini demi nama mereka dan keluarga.

"Kalian tahu kan, keluargaku punya racun yang sangat mematikan. Aku akan memintanya dari ibuku." Ucap Selir Bai.

"Kalau begitu, kami yang akan mencampur racun ke minuman selir Qia." Ucap Selir Lan yang diangguki selir lain. Lagipula mereka punya kesempatan yang bagus. Racun bisa diberikan saat sarapan bersama di aula selir.

"Tapi kita harus mencari cara untuk terhindar dari tuduhan. Kaisar pasti akan curiga kalau hanya selir Qia yang diracun." ucap Selir Zhu.

"Kalau begitu kita juga harus meminumnya, namun sebelum itu tentu kita harus memakan penawar racun terlebih dahulu." ucap selir Bai. Ia tahu jika keluarganya punya racun dan penawarnya. Itu sangat bagus.

Selir lain mengangguki rencana tersebut. Sedang selir Bai hanya tersenyum manis. Jika ia bisa menyingkirkan semua selir termasuk selir Qia. Bukankah itu adalah keuntungan bagi dirinya.

Sedang di kediaman kaisar. Kiara yang sudah menghabiskan waktu satu bulannya bersama kaisar kini bisa kembali ke kediamannya.

"Yi Na, bantu aku_" Pinta Kiara karena ia tidak bisa berdiri dengan benar. Selangkangannya masih sangat sakit.

"Apa yang mulia, ingin hamba panggilkan tabib?" Tanya Yi Na yang kasian pada nyonyanya. Mungkin karena tadi malam adalah malam terakhir, Kaisar jadi lebih bersemangat.

Kiara menggeleng. Ia hanya akan beristirahat di kediamannya setelah ini. "Apa tandunya sudah siap?" Tanya Kiara. Ia memang tidak mungkin kembali ke kediamannya tanpa tandu.

"Sudah yang mulia."Ucap Yi Na lalu membantu nyonyanya berjalan.

"Keluarlah!"

Yi Na segera menunduk sopan lalu menjauh saat kaisar datang dan memintanya untuk pergi.

Sedang Kiara hanya diam menatap sang kaisar.

"Apa kau benar-benar harus kembali?" Tanya kaisar yang kini telah memeluk tubuh selirnya.

Kiara tersenyum dan balas memeluk kaisar. "Sudah satu bulan kan?" Ucap Kiara.

"Tapi kenapa rasanya baru beberapa hari." ucap kaisar lalu mengurai pelukannya.

Kaisar mengelus wajah cantik selirnya lalu mengecup bibir tipis itu. "Aku telah memanggil tabib. Kita harus memastikan keberadaannya." ucap kaisar sembari menyentuh perut selirnya.

Kiara tersenyum lalu mengangguk. Entah apapun hasilnya. Namun bukankah kaisar sudah berjanji akan menjamin keselamatan semua selir dengan mengirim mereka kembali ke rumah masing-masing.

"Tabib, masuklah!"Titah kaisar membuat tabib datang bersama kasim Ji.

"Silahkan duduk yang mulia." Pinta tabib membuat kiara duduk dibantu oleh kaisar.

Kiara mengulurkan tangannya lalu tersenyum ke arah kaisar. Tabib mulai memeriksa denyut nadi. Beberapa kali ia mengernyit lalu kemudian tersenyum.

"Bagaimana?" Tanya kaisar membuat tabib segera berdiri lalu berlutut.

"Selamat yang mulia, kekaisaran akan segera mendapat pewarisnya." Ucap tabib membuat kaisar tersenyum senang lalu memeluk selir Qia.

"Terima kasih selir Qia."Ucap kaisar membuat Kiara ikut senang. Begitu juga dengan kasim Ji. Ia sangat bahagia. Akhirnya, yang ditunggu selama ini datang juga. Makhluk kecil yang akan memimpin kekaisaran ini.

Kaisar menatap kasim Ji. "Umumkan kehamilan selir Qia keseluruh kekaisaran. Dan bagikan juga beberapa keping emas kepada rakyat miskin." Titah kaisar yang dengan senang hati langsung dituruti oleh kasim Ji.

Tabib segera mengundurkan diri. Ia akan langsung menemui ibu suri dan menyampaikan kabar baik ini.

Sedang kaisar kembali membawa selir Qia kepelukannya. "Segera setelah anak ini lahir, kau akan diangkat menjadi permaisuri, selir Qia." ucap kaisar membuat Kiara mengangguk. Itu tidak begitu penting. Yang penting adalah semua selir bisa terhindar dari nasib buruk.

"Yang mulia_ bagaimana dengan janjimu?" Tanya Kiara membuat kaisar diam. Ia memang sudah melakukan diskusi dengan semua menterinya namun hasil akhir belum ditetapkan. Namun jika itu adalah keinginan selir Qia maka kaisar akan mengabulkannya meski ia harus melawan semua menteri.

"Akan seperti yang kau inginkan, selir Qia." ucap kaisar membuat Kiara mengangguk.

"Dan juga tetaplah di sini. Agar aku bisa mengawasi dirimu." ucap kaisar membuat Kiara segera menolak. Ia sedang hamil dan kaisar tidak bisa menahan diri. Bukankah itu akan menyakiti anak mereka nantinya.

"Tidak kaisar. Hamba harus kembali dan beristirahat." Ucap kiara lalu mengeluh tentang keadaan tubuhnya yang pegal dan sakit dibeberapa bagian.

Kaisar tersenyum malu. Mungkin karena selama ini ia tidak merasa antusias ketika bermain dengan selirnya yang lain. Maka begitu bersama selir Qia yang begitu berbeda, ia menjadi sangat bersemangat.

"Baiklah, tapi berjanjilah bahwa kau tidak akan menolak jika aku memintamu untuk datang?" pinta kaisar membuat Kiara mengangguk. Selain itu ia juga harus memastikan bahwa semua selir bisa kembali kekediaman mereka dengan selamat, tanpa kurang satu apapun.

Kaisar menggendong selir Qia memasuki tandu. "Aku akan mengunjungi anak kita, malam ini." Bisik Kaisar ambigu membuat Kiara segera menyentuh perutnya.

Cupp

Kaisar mengecup bibir selir Qia lalu ikut mengelus perut yang masih datar itu. "Jaga anak kita!" Bisik kaisar lembut lalu menjauh dan membiarkan pelayan membawa tandu kembali ke kediaman selir Qia.

Begitu tandu berada sedikit lebih jauh. Kaisar segera memanggil kasim Ji.

"Bagaimana? Apa para menteri sudah menyerah?" Tanya kaisar. Pasalnya setelah ia mengatakan akan mengembalikan semua selir, para menteri serentak melakukan protes di depan aula kekaisaran.

Kasim Ji menggeleng membuat kaisar tersenyum licik. "Kalau begitu aku akan membuat mereka terpaksa menyerah." ucap kaisar dingin lalu melangkah menuju aula kekaisaran.

-Bersambung

Kiara's Transmigration (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang