BAB 18

49.1K 2.4K 418
                                    

Happy Reading!

Kiara menatap kepergian kaisar Qin untuk menumpas pemberontak di kota Timur. Sedang pikirannya sedang melayang pada pemberitahuan yang membuat istana geger.

Selir Min dan selir Bai dinyatakan tewas karena wabah penyakit. Bukankah itu sudah jelas. Mereka di bunuh dan penyakit dijadikan sebagai alasan. Dan tadi pagi, ibu suri menolak untuk sarapan bersama. Bukankah itu aneh atau sesuatu telah terjadi.

"Yang mulia, ada apa?" Tanya Yi Na yang sedari tadi memperhatikan raut wajah nyonyanya.

Kiara menghela napas. "Aku sedang memikirkan nasib para selir." ucap Kiara membuat Yi Na segera menggeleng.

"Hamba rasa yang mulia tidak perlu memikirkan keadaan para selir." ucap Yi Na membuat Kiara menatap pelayannya itu.

"Kau memang tidak memiliki rasa kasian."Cibir Kiara membuat Yi Na menggeleng.

"Ini lingkungan istana, yang mulia. Setiap orang harusnya memikirkan nasibnya sendiri." ucap Yi Na membuat Kiara diam. Benar juga apa yang dikatakan Yi Na.

Kiara memasang wajah berpikir. Tentang tatapan kaisar, bukankah ada yang aneh. Kenapa Kiara merasa ada sesuatu yang kaisar Qin sembunyikan.

Kiara segera kembali ke kediamannya lalu mengurung diri di dalam kamar.

'Kira-kira apa aku masih hidup di dunia asli?' Gumam Kiara. Karena jika ia masih hidup maka ada kemungkinan untuk kembali.

"Hah_ sudahlah, kepalaku jadinya pusing. Lagipula di sini tidak buruk." ucap Kiara akhirnya. Toh pemeran utama sudah meninggal dan ia sedang mengandung pewaris kaisar. Bukankah semua sudah berjalan dengan baik. Masa bodoh dengan para selir. Yang penting ia bisa hidup dengan damai.

Sedang di tempat lain, tepatnya di kota Timur. Kaisar sudah berhasil menumpas para pemberontak. Kemenangan bisa diraih hanya dalam waktu tiga hari membuat prajurit dan rakyat berteriak lantang memuji kaisar Qin.

"Persiapkan semuanya! Kita harus kembali sebelum petang." teriak kaisar. Ia tidak ingin terlalu lama berada di luar istana. Lagipula semua pemberontak sudah ditumpas dan sisanya ia serahkan ada panglima Jun.

"Berhenti di sana!"

"Lindungi kaisar!"

Kaisar Qin berbalik dan menatap seseorang yang menggunakan topeng berlari ke arahnya dengan sebelah pedang. Para prajurit tengah berusaha menghentikan orang itu.

Kaisar Qin tersenyum licik lalu mengambil belati kecil dari pinggangnya kemudian_

Bluuss

Bukk

"Arghh"

Itu suara wanita?

Para prajurit sudah mengepung seseorang yang bertopeng tadi dengan ujung tombak.

Kaisar Qin mendekat membuat para prajurit bergerak mundur.

"Buka topengnya!" Titah kaisar dingin membuat seorang prajurit maju dan dengan paksa membuka topeng yang digunakan oleh penyerang kaisar.

"Tidak_ahh"

Begitu topeng dibuka, nampaklah wajah cantik dari seorang gadis. Matanya yang bulat berwarna ungu, hidungnya yang kecil dan bibirnya yang tipis.

Kaisar diam beberapa saat lalu berkata."Ikat dia dan bawa kembali ke istana!"

"Baik yang mulia."

Setelah itu, kaisar Qin langsung berbalik dan menaiki kudanya. Sedang gadis yang kini sedang diikat terus menatap ke arah kaisar.

'Pantas saja kau menyukainya adik. Kaisar Qin memang sangat tampan.' Batin Lhu Shi. Ya dia ada Lhu shi kakak dari Lu Shi.

'Kakak akan segera masuk ke istana dan mencari cara untuk menemukanmu' Batin Lhu Shi lalu berjalan bersama prajurit lain.

Langit mulai gelap dan kicauan burung mulai terdengar. Sepertinya tidak baik melanjutkan perjalanan, apalagi awan juga nampak sangat mendung. Sepertinya akan turun hujan.

"Dirikan tenda di sini!" Titah kaisar membuat semua prajurit langsung berhenti dan melaksanakan perintah.

Sedang kaisar Qin langsung turun dari kudanya dan melangkah ke suatu arah.

Lhu Shi yang melihat hal itu langsung berjalan mengikuti.

Kaisar Qin melangkah dengan tenang lalu dengan perlahan menarik pedangnya kemudian berbalik dengan langkah cepat.

"arghh_ampun!" teriak Lhu Shi yang kaget karena tiba-tiba saja sebuah pedang menempel di lehernya.

"Siapa namamu?" Tanya kaisar Qin membuat Lhu Shi menahan napas. Pahatan sempurna wajah kaisar mampu membuat dirinya tak lagi berpikir.

"Lhu Shi, yang mulia. Nama hamba Lhu Shi." jawab Lhu Shi membuat kaisar kembali menyarungkan pedangnya.

"Apa yang kau inginkan?" Tanya kaisar membuat Lhu Shi segera berlutut.

"Sebelumnya tolong maafkan hamba, yang mulia. Hamba sama sekali tidak ingin membunuh yang mulia kaisar." ucap Lhu Shi dengan nada bergetar.

Kaisar diam dengan tatapan tajam lalu lanjut berjalan membuat Lhu Shi berdiri dan kembali mengikuti langkah kaisar.

Lhu Shi duduk di bawah pohon sembari melihat ke arah kaisar yang sedang mandi di sungai.

"Tampan."Gumam Lhu Shi tanpa sadar kaisar sudah hilang dari pandangannya.

"Kemana kaisar?" Tanya Lhu Shi lalu segera berjalan kembali. Untung saja ia ingat jalannya untuk kembali ke perkemahan kekaisaran.

Di dalam tenda, kaisar sedang duduk sembari menyantap makanannya.

"Yang mulia?"

"Apa wanita itu sudah kembali?" Tanya kaisar. Ia memang meminta prajurit untuk memastikan keberadaan wanita yang sedari tadi mengikutinya.

"Dia sudah kembali yang mulia." jawab prajurit membuat kaisar Qin tersenyum manis lalu menyudahi makanannya.

"Bawa dia ke sini! Namun sebelumnya pastikan jika tubuhnya bersih." titah kaisar membuat prajurit mengangguk lalu segera keluar untuk melaksanakan tugas yang diberikan padanya.

Kaisar Qin sedang duduk di atas tempat tidur saat Lhu Shi diantar oleh dua prajurit.

"Kalian boleh pergi!" Titah kaisar lalu meletakkan arak yang tadi ia minum.

"Yang mulia." ucap Lhu Shi lembut. Wanita itu tampak sangat cantik dengan rambut yang tergerai. Jangan lupakan kulit mulusnya yang tertutupi gaun berwarna putih yang sangat tipis.

Kaisar Qin mengangguk. "Kemarilah!" ucap kaisar membuat Lhu Shi perlahan mendekat. Begitu berada dihadapan kaisar, Lhu Shi langsung berlutut.

Kaisar Qin menatap wajah cantik wanita di depannya lalu mengulurkan tangannya. Melihat tangan kaisar yang terulur ke arahnya, Lhu Shi segera menerimanya.

Tubuh Lhu Shi perlahan bangun dan menatap ke arah kaisar. Lhu Shi yang berdiri hampir sama tingginya dengan kaisar yang sedang duduk.

"Temani aku, malam ini!" Ucap kaisar membuat Lhu Shi tersenyum manis lalu mengangguk malu.

"Baik yang mulia."

Bersambung

Kiara's Transmigration (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang