BAB 17

43.5K 3.1K 175
                                    

Happy Reading!

Saat ini Kiara sedang berada dipelukan kaisar. Mereka menghabiskan malam dengan saling berpelukan sembari menatap indahnya bulan purnama.

"Selir Qia."Panggil Kaisar.

"Iya, yang mulia?" Kiara berbalik dan menatap kaisar Qin.

"Kasim Ji mengatakan bahwa kau mencariku tadi pagi, ada apa?" Tanya kaisar membuat Kiara diam. Tadi pagi? Bukannya ia datang untuk bertanya masalah para selir.

"Itu_ tidak ada yang mulia." Jawab Kiara. Jujur saja ia penasaran tapi menanyakan masalah tentang para selir bukankah tidak baik untuk dirinya.

"Katakan saja! Aku tahu ada yang kau pikirkan." ucap kaisar membuat Kiara menggeleng.

"Tidak ada yang mulia. Tadi pagi hamba hanya___"

"Hanya?" Kaisar Qin menatap selirnya menunggu jawaban.

Kiara tersenyum lalu memeluk tubuh kaisar Qin. "Hanya terlalu merindukan anda, yang mulia." Ucap Kiara lalu memejamkan matanya.

Kaisar Qin tersenyum tipis lalu mengelus wajah cantik selirnya. "Aku rasa kau sudah mendengar rumor tentang ibu suri."

Deg

Kiara dengan cepat membuka matanya.

"Apa? Tidak." Bantah Kiara cepat.

Kaisar mengeratkan pelukannya. "Saat ibu menjadi permaisuri, dia terserang penyakit aneh. Semua tabib sudah berusaha untuk mengobatinya. Ayahku yang adalah kaisar terdahulu memanggil banyak cenayang dan mereka mengatakan bahwa penyakit yang diderita ibu akan sembuh jika ibu mandi dengan darah manusia."

Kiara melotot. Ada cerita seperti itu? Apa kaisar berkata jujur.

"Awalnya ayah tidak percaya tapi demi ibu apapun akan dia lakukan."

"Tapi kenapa para selir? Bukankah bisa menggunakan darah orang lain?" tanya Kiara. Ia sudah terlanjur penasaran dan kaisar sendiri yang mulai cerita.

"Para cenayang yang memilih darah siapa yang harus dikorbankan." jawab kaisar membuat Kiara mengangguk lalu melotot.

"Lalu apa alasan ini juga yang membuat semua selir di kirim ke penjara?" tanya Kiara memberanikan diri. Awalnya ia sudah menebak jadi jika jawabannya iya pun ia tidak akan terlalu terkejut.

Kaisar mengangguk membuat Kiara menutup mulutnya. Jika saja ia tidak hamil mungkin saja ia juga akan bernasib sama seperti para selir lainnya.

Sekarang Kiara mengerti kenapa dalam cerita wattpad yang ia baca, selir Qia mati dengan perut terburai. Sepertinya kaisar menutupi alasan sebenarnya atas kematian semua selirnya. Mana mungkin semua selir yang ada di penjara tiba-tiba saja bisa mati di saat yang hampir bersamaan.

"Karena kejadian itu ibuku mendapat kutukan bahwa ia akan mati saat cucunya lahir." ucap kaisar membuat Kiara memegang perutnya.

Kaisar juga ikut menyentuh perut selirnya. "Tenang saja! Anak kita akan lahir dan ibu suri akan tetap bersama kita." Ucap kaisar membuat Kiara diam.

"Kenapa menceritakan semua ini?" Tanya Kiara membuat kaisar tersenyum tipis.

"Karena aku ingin kau tidak ikut campur. Cukup lahirkan anak kita dengan selamat dan jangan pikirkan hal lainnya." ucap kaisar membuat Kiara kembali terdiam. Itu terdengar seperti sebuah ancaman.

Kiara's Transmigration (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang