Happy Reading!
Ibu suri tersenyum lalu menggenggam jemari selir Qia. "Bagaimana keadaanmu, selir Qia?" Tanya ibu suri membuat Kiara mengangguk sopan.
"Hamba baik, ibu suri."
Ibu suri mengangguk. "Baguslah. Tetaplah sehat sampai melahirkan nanti."
Kiara tersenyum lalu melanjutkan makannya sedang kaisar Qin hanya menatap dua wanita paling berarti dihidupnya itu.
"Ibu_" Panggil kaisar.
"Iya_ putraku?"
"Aku sudah menemukan cara untuk menghancurkan kutukan itu." ucap kaisar membuat Kiara berhenti bergerak.
Kutukan?
Kutukan apa?
Kiara menatap kaisar Qin sedang ibu suri hanya tersenyum kecil. "Tidak perlu kaisar. Ibu sudah lelah, tidak masalah jika kutukan itu terjadi."
Kiara diam. Sebenarnya ia penasaran. Sebenarnya kutukan apa? Tapi ia tidak berani bertanya.
"Tidak ibu. Ibu harus sehat dan panjang umur untuk melihat cucu yang selama ini ibu nantikan." ucap kaisar menyentuh perut selirnya.
"Aku akan memastikan bahwa ibu akan bersama kami lebih lama lagi." Ucap kaisar penuh keyakinan membuat ibu suri mengangguk.
"Baiklah." ucap Ibu suri mengalah lalu menatap selir Qia. "Tidak baik membahas hal seperti ini di depan selir Qia. Kita bicarakan nanti." ucap ibu suri membuat kaisar Qin mengangguk sedang Kiara menghela napas kesal. Padahal ia sangat penasaran.
"Hormat hamba kepada ibu suri, kaisar Qin dan selir Qia."
"Ada apa?"Tanya kaisar pada kasim Ji yang tiba-tiba saja masuk.
Kasim Ji mendekat lalu berbisik membuat senyum tipis terbit di bibir kaisar Qin.
"Aku akan segera kembali." Pamit kaisar lalu beranjak pergi diikuti oleh kasim Ji.
Kiara mengernyit sedang ibu suri langsung menenangkan. "Seorang kaisar memang memiliki banyak urusan yang harus dikerjakan." ucap ibu suri membuat Kiara menunduk sopan. Itu memang benar. Tapi waktunya sangat pas. Kiara yakin ini tentang para selir.
Selesai makan malam, Kiara diantar kembali menggunakan tandu menuju kediamannya.
Setibanya di kamar, Kiara langsung memanggil Yi Na.
"Bagaimana? Ada kabar yang kau dapat?" tanya Kiara cepat membuat Yi Na mengangguk. Untung tadi ia meluangkan waktu untuk bergosip dan mencari informasi.
"Para selir dikabarkan jatuh sakit, yang mulia?" ucap Yi Na membuat Kiara melotot. Berarti tebakannya benar. Bubur hijau tadi pagi beracun.
"Lalu, apa sakitnya parah?" tanya Kiara lagi.
Yi Na menggeleng. "Tabib mengatakan jika itu adalah penyakit langka. Beberapa selir bahkan muncul ruam di wajahnya."
Kiara melotot. Apa racun yang digunakan selir Bai itu untuk merusak wajah para selir. Tapi bukankah akan sangat kentara jika selir Bai baik-baik saja.
"Lalu selir Bai? Apa juga jatuh sakit?" tanya Kiara membuat Yi Na mengangguk.
"Bahkan dari yang hamba dengar, penyakit selir Bai yang paling parah. Karena ruam juga muncul di tubuhnya."
"Apa?" kaget Kiara lalu duduk di atas tempat tidur. Bagaimana bisa? Kenapa selir Bai juga ikut sakit. Apalagi penyakitnya yang paling parah diantara yang lain.
"Kaisar sedang mencari dalang dari penyebab sakitnya para selir, yang mulia." ucap Yi Na membuat Kiara mengangguk. Mungkin karena itu tadi kaisar pergi saat makan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiara's Transmigration (end)
FantasyWarning : harap bijak memilih bacaan! Sinopsis: Kiara tidak menyangka jika ia akan masuk ke dalam novel fantasi yang ia baca di wattpad. Dan yang lebih parah, ia masuk ke dalam tubuh Selir Qia yang akan mati bersama semua selir di kekaisaran QinLon...