Happy Reading!
"Apa kau yakin putraku yang memintanya?" Tanya ibu Suri membuat Kasim Ji mengangguk.
"Benar ibu suri, hamba sendiripun juga kaget." ucap kasim Ji membuat ibu suri tersenyum.
"Tidak, Kasim Ji. Tidak perlu kaget, ini justru adalah kabar yang sangat baik."Ucap ibu suri lalu memanggil seorang pelayan.
"Hamba, ibu suri?" ucap seorang pelayan yang mendekat.
"Ya. Pergi dan bawalah selir Qia ke sini!"
"Hamba laksanakan, ibu suri." pelayan tadi segera bergerak melaksanakan tugas dari ibu suri.
Ibu suri menatap kasim Ji. "Tidak perlu adakan pertunjukkan bakat, aku secara langsung akan menunjuk selir Qia untuk menemani kaisar minggu depan." ucap ibu suri dengan senyum merekah begitupula kasim Ji.
"Baiklah ibu suri, hamba undur diri!" pamit kasim Ji yang diangguki ibu suri.
Ibu suri tersenyum lalu menyatukan tangannya berdo'a. "Terima kasih Tuhan, akhirnya engkau kabulkan permintaanku." Ucap ibu suri. Ia begitu senang mengetahui bahwa putranya tertarik pada seorang selir. Meskipun bukan tertarik namun memilih sendiri selir yang ia inginkan adalah sebuah kemajuan.
Hanya dia dan Tuhan yang tahu, berapa banyak ramuan obat yang ia kirimkan agar penyakit aneh pada putranya bisa disembuhkan. Agar putranya bisa memberikan keturunan bagi kekaisaran dan menemukan wanita terbaik untuk menjadi permaisuri.
"Sekarang tolong berkati putraku dengan kebahagiaan dan keturunan yang banyak. Anugerahilah kekaisaran ini dengan pewaris yang adil dan bijaksana agar semua kekhawatiranku ini bisa hilang." ucap ibu Suri sembari memejamkan matanya. Sekarang ia malah mulai mengkhayal ada tiga anak kecil yang berlari di halaman istananya. Dua anak laki-laki dan satu anak perempuan. Mereka saling berebut untuk memeluk neneknya.
"Ibu__"
Ibu suri segera membuka matanya. "Iya cucuku?"
Kaisar Qin kaget lalu menghela napas sedang ibu suri hanya bisa tersenyum menutupi kesedihannya.
"Kemarilah!"Pinta ibu suri membuat kaisar Qin mendekat dan duduk di hadapan sang ibu.
"Aku tahu apa yang ibu pikirkan tapi aku minta agar ibu tidak terlalu banyak berharap." Ucap kaisar Qin membuat ibu suri tersenyum manis pada putranya.
"Selalu ada harapan dan ibu percaya bahwa kaisar akan segera dianugerahi seorang putra." ucap ibu suri sembari menggenggam jemari putranya.
"Ibu suri, selir Qia sudah datang."
Kaisar kaget sedang ibu suri langsung meminta putranya bersembunyi.
"Masuklah!" Titah ibu suri begitu kaisar bersembunyi di ruangan yang hanya tertutup tirai putih.
"Hormat hamba kepada ibu suri." Ucap Kiara sembari menunduk hormat sedang ibu suri hanya tertegun.
Selir Qia tampak begitu memukau dengan gaun berwarna hijau dan hiasan rambut yang sederhana.
"Kemarilah, selir Qia!"pinta ibu suri membuat Kiara menurut. Ia duduk di dekat ibu suri.
"Kau memakai gaun yang indah tapi apa kau tahu jika warna hijau adalah warna yang tidak disukai oleh kaisar?" tanya ibu suri. Seluruh istana tahu jika warna hijau adalah warna yang tidak disukai kaisar sehingga para selir tidak pernah memakai gaun dengan warna itu. Dan hari ini selir yang dianggap menarik oleh putranya datang dengan gaun berwarna hijau.
Kiara tersenyum tipis. "Maafkan hamba ibu suri. Tapi hamba memakai gaun dengan warna yang hamba sukai bukan yang akan kaisar sukai." ucap Kiara lembut. Ingatkan Kiara untuk tidak menggunakan gaun berwarna hijau lagi. Untung saja tidak ada kaisar jika ada maka bisa saja kaisar tidak menyukainya lalu memilih bersama pemeran utama. Bisa mati dirinya. Dan lagi, seingat Kiara tidak ada pembahasan tentang warna yang tidak disukai oleh kaisar di dalam cerita. Atau bisa jadi, Kiara melewatkannya.
Ibu suri tersenyum penuh arti lalu melirik ke tempat persembunyian putranya. "Baiklah_ sekarang katakan padaku! Apa yang seorang wanita butuhkan jika ingin menjadi permaisuri?"Tanya ibu suri membuat Kiara mengernyit.
'Kenapa ibu suri menanyakan hal ini padaku? Aku kan tidak tahu jawaban versi bijaknya?' batin Kiara gugup. Seingatnya jika ingin menjadi permaisuri maka yang dibutuhkan adalah melahirkan keturunan kaisar tapi mana mungkin ia menjawab seperti itu.
Kiara meremas jemarinya berusaha memeras otaknya yang tidak seberapa besar itu. "Maafkan hamba yang mulia, tapi untuk menjadi seorang permaisuri diperlukan cinta dari rakyatnya, cinta dari anaknya dan cinta dari suaminya."
Ibu suri mengernyit. Ini adalah pertama kalinya ia mendengar jawaban yang seperti itu. Biasanya para selir yang ditanya akan menjawab, kecantikan, keadilan, kebijaksanaan dan kebaikan.
"Baiklah selir Qia, kembalilah!"ucap ibu suri membuat Kiara berdiri lalu menunduk hormat.
"Dan ya, minggu depan__"
Kiara menatap ibu suri gugup. Minggu depan apa?
Ibu suri tersenyum tipis. "Aku ingin kau bermalam dengan kaisar Qin."
Deg
Brukk
"Selir Qia, apa kau baik-baik saja?" Tanya ibu suri saat tubuh selir Qia ambruk dihadapannya namun tidak sampai pingsan.
Kiara mengangguk lalu berusaha berdiri, namun__
Brukk
Lagi-lagi kakinya terasa lemas seperti jelly. Ia tidak bisa berdiri. Hingga sebuah lengan kekar merayap di pinggangnya.
Kiara menoleh lalu melotot kaget dengan mulut yang terbuka.
'Siapa pria ini? Kenapa dia tampan sekali?' batin Kiara namun jantungnya langsung berdegup keras saat sosok pria tampan itu bicara.
"Tidak perlu menunggu minggu depan, ibu. Aku akan membawanya sekarang."
Deg
Tubuh Kiara langsung kembali melemas dan untung saja ia tidak sampai terjatuh karena ada yang menahan tubuhnya.
Kiara memberanikan diri menatap sosok pria tampan di sampingnya lalu bergumam dengan susah payah. "Ka_kaaisaarr?" tanya Kiara terbata lalu dibalas lirikan oleh kaisar Qin membuat Kiara menelan ludahnya susah payah.
'Pantas saja sipemeran utama mau diajak bercinta pada pertemuan pertama' batin Kiara.
-Bersambung-
Kaisar Qin
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiara's Transmigration (end)
FantasyWarning : harap bijak memilih bacaan! Sinopsis: Kiara tidak menyangka jika ia akan masuk ke dalam novel fantasi yang ia baca di wattpad. Dan yang lebih parah, ia masuk ke dalam tubuh Selir Qia yang akan mati bersama semua selir di kekaisaran QinLon...