01 - Setelah Pertandingan

17 2 0
                                    

Wasit meniupkan peluit menandakan permainan telah berakhir. Pertandingan lima set kali ini dimenangkan oleh Karasuno.

Semua pemain cadangan langsung berlari ke tengah lapangan begitu peluit ditiupkan, kecuali satu orang yang merasa kedua kakinya seakan terpaku dan tidak bisa digerakkan dalam waktu beberapa detik.

Ah kalau aja aku yang memberi toss pada mereka, begitu pikirnya. Namun ia segera tersadar dari lamunannya, kakinya tergerak secara spontan dan berlari menuju sahabat-sahatnya, memeluk mereka dengan air mata bahagia. Ya tentu saja ia juga turut bahagia. Timnya berhasil merebut kemenangan dari klub voli yang sangat kuat. Siapapun akan berpikir kalau yang memenangkan pertandingan adalah Shiratoriawa.

"Mikirin apa?" Daichi melemparkan sekaleng kopi susu dingin yang baru saja dibelinya dari mesin minuman otomatis, berhasil menarik dirinya dari lamunannya tentang pertandingan beberapa waktu lalu.

"Bukan apa-apa kok. Thanks minumannya" Suga mengantongi kaleng susu yang tidak terlalu besar itu sebelum berlari ke dalam gedung olahraga menyambut Hinata dan Kageyama yang baru saja datang setelah lima hari mengikuti pelatihan di dua tempat yang berbeda. ia merangkul bahu Kageyama dan mengusap-usap ujung kepala Hinata sambil menanyakan kabar keduanya, wajahnya sangat berahabat, terlihat jelas jika Suga menyayangi kedua adik kelasnya itu, oh, bukan hanya mereka berdua, tentu saja Suga juga menyayangi adik kelasnya yang lain juga sahabat-sahabatnya. Ah, Suga memang kakak kelas idaman yang penyayang. Ia juga mengusap-usap ujung kepala Tsukisima yang baru saja tiba, tak lupa ia menanyakan perkembangan adik kelasnya yang mengikuti pelatihan di Shiratorizawa itu.

Setelah semua anggota sudah datang, Suga meminta perhatian dari mereka, tentu saja sesudah meminta izin pada sang kapten untuk meminta waktu sebentar karena ada sesuatu yang ingin dibicarakannya.

Seluruh anggota berkumpul di depan Suga, termasuk para manajer.

"Hmm, langsung aja ya, pertandingan selanjutnya kan akan diadakan sekitar sebulan lagi, sebelum itu, gimana kalau kita berkemah bersama, sekitar dua atau tiga hari aja. Anggap aja istirahat sejenak. Aku harap setelah itu kita lebih semangat buat latihan dan memenangkan pertandingan selanjutnya. Gimana kapten?"

Daichi tampak berpikir sejenak, lalu ia melihat semua rekannya, "Kalau kalian setuju, aku akan minta izin pelatih dan Pak Takeda."

Semuanya bersorak, tampak bersemangat oleh ide yang barusan diajukan sang wakil kapten. Mungkin tidak bisa dikatakan semua, ada satu orang yang tampak tak bersemangat dengan rencana ini, dan tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Bahkan Shimizu yang biasanya tidak sering menunjukkan ekspresi apa pun tampak bersemangat dengan senyum di wajah cantiknya.

"Maaf," akhirnya ia besuara, dia tidak bisa hanya diam saat ada sesuatu yang mengganjal dipikirannya, dan dalam hal ini mengakibatkan ia tak terlalu bersemangat dengan rencana dadakan ini. "Bukannya mau merusak suasana, tapi apa kita ada dana untuk ini?"

Semuanya diam. Benar. Bahkan beberapa waktu lalu Karasuno harus membuka donasi untuk menutupi kekurangan biaya yang akan dipakai untuk menyewa bus saat akan melakukan tur pelatihan ke Tokyo.

Suga tersadar, ia tidak memikirkan ini sebelumnya.

"Ah, maaf, aku lupa soal itu." Suga berpikir untuk menyerah dan melupakan rencananya " Ya, tentu saja kita butuh dana ya. Iyaaya.. berarti.."

"J-jangan khawatir. K-kami punya vila keluarga di dekat hutan, tidak terlalu besar, tapi cukup untuk kita." Yachi mencoba memberanikan berbicara, ia tidak terlalu yakin dengan idenya, terlebih lagi, dia belum membicarakan soal ini pada ibunya, hal itu sebenarnya membuatnya sedikit ragu harus mengatakannya atau tidak. "Ehhh. Tapi kalau gitu namanya bukan berkemah ya?! Maaf!!" Yachi segera membungkukkan badannya begitu teringat rencana awalnya adalah berkemah. Kalau tidur di dalam vila, tentu saja bukan berkemah namanya.

Semuanya tergelak melihat tingkah Yachi yang masih aja kaku dan gugupan.

"Kalau begitu, harusnya tidak masalah. Yang penting kita berkumpul dan menginap kan?"
Yachi menegakkan badannya kembali, terlihat Tsukisima menyelesaikan kalimatnya dan segera membuang muka seolah tak peduli, tapi Yachi yakin sebenarnya Tsukisima peduli dan tidak membenci rencana ini.
Yachi melemparkan senyum lebarnya pada Tsukisima, menunjukkan respect-nya pada Tsukisima.

"Okee.. Nanti aku akan meminta izin pada Pak Takeda dan pelatih, dan Yachi pastinya akan meminta izinnya dulu dengan kelurganya. Setelah sudah mendapatkan izin, baru kita membahas hal ini lagi"

Mereka menuruti perkataan sang kapten dan melanjutkan latihan mereka. Suga sangat semangat menjalani latihan bersama teman-teman timnya. Ya, kapan lagi ia bisa melambungkan bola dan memberi toss kepada mereka selain saat latihan. Bisa saja saat di pertandingan, namun tidak akan terlalu sering, karena di kelas tiga ini, setter intinya adalah Kageyama. Ia hanya banyak memainkan peran setter itu di kepalanya dan bermain di lapangan beberapa saat untuk menggantikan Kageyama semetara jika terjadi sesuatu atau mungkin menjadi pinch server.

Saat jam menunjukkan pukul enam sore, Pelatih menyuruh mereka semua berhenti dan beristirahat. Shimizu dan Yachi segera menghampiri para pemain dan memberi mereka handuk dan juga air minum.

"Kau terlihat lebih semangat hari ini" Shimizu membuka percakapan setelah memberi Suga air minum dan handuk kecil.

Suga langsung meneguk air minumnya setelah berterima kasih pada Shimizu, "tentu saja, semuanya memang selalu bersemangat kan?"

Shimizu menggelengkan kepalanya, "Aku memperhatikan loh, belakangan ini kau terlihat sedikit murung, dan saat latihan tadi kau terlihat seperti hidup kembali. Kau bisa cerita kalau ada hal yang mengganjal, Suga. Aku tau ada hal yang mengganggumu"

Suga bergeming sejenak, dan segera berpura-pura menyeka air mata yang tidak ada di sudut matanya. "Perhatian banget siihh, huhuhu. Ntar kita nikah mau resepsi outdoor atau indoor?"

"Sudah ku bilang kan kalau aku ngga-"

"Suga-san!!!!! Jangan mencuri start dong"

Tanaka mendadak muncul ntah dari mana mengagetkan Suga dan Shimizu yang belum selesai menyelesaikan kalimatnya. Hal itu malah membuat Suga tergelak dan Shimizu tersenyum simpul sebelum akhirnya meninggalkan Suga dan Tanaka.

"Wuaaa Shimizu senpai tersenyum. Karena aku kan? YAKAN?!!" Tanaka yang biasanya memang tampak bersemangat, terlihat lebih bersemangat lagi setelah melihat senyuman Shimizu yang diyakininya senyum itu muncul karena dirinya.

"Iyaa..iyaaa"

Benar, Shimizu tersenyum walau hanya sedikit. Suga juga melihatnya. Senyum yang sangat manis, tidak heran Tanaka dan Nishinoya sangat mengagumi kecantikan Shimizu, yaah walau Suga yakin bukan hanya hal itu yang dikagumi dari seorang Shimizu. Suga juga paham, Shimizu memiliki semacam daya tarik tersendiri.

"Semuanya! Ayo kumpul sebentar"
Daichi memerintahkan. Gymnasium telah selesai dibersihkan, sebelum bersiap untuk pulang, Daichi ingin mengumumkan sesuatu. Seluruh anggota tim berdiri di hadapan Daichi dan siap mendengarkan apa yang akan dikatakan sang kapten.

"Rencana kita untuk berkemah-" Daichi berpikir sejenak, kata berkemah sepertinya tidak terlalu cocok, "ah, mungkin lebih tepat dikatakan berlibur ya" lirihnya. Ia berdehem pelan, mengulangi kalimat yang akan diucapkannya. "Rencana kita untuk berlibur, sepertinya akan berjalan dengan baik. Sewaktu kita berlatih, Yachi sudah meminta izin pada ibunya, dan ibunya menyetujuinya. Hanya saja vila yang dimaksud Yachi berada di pedalaman dan hampir berada di tengah hutan, tad-"

"HUTAN?!" mereka kompak berteriak menyebutkan satu kata yang menjadi fokus mereka saat Daichi mencoba menjelaskan, walau sebenarnya penjelasannya belum selesai.

"Maaf" Yachi membungkukkan badannya lagi seperti yang dilakukannya beberapa saat lalu.

Bercela [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang