Cuaca di luar café sedang tidak bersahabat. Kota sedang dibasahi oleh rintik air hujan. Seseorang sudah berada di sana sekitar lima belas menit lalu sebelum hujan turun. Ia dengan sabar menanti seorang wanita yang akan datang menghampirinya. Bukan, lima belas menit yang dihabiskannya untuk menunggu bukan karena wanita itu terlambat atau tidak menepati janjinya, namun karena ia tidak ingin membuat wanita yang akan datang menunggu, ia pikir tidak akan jadi masalah kalau ternyata ia yang harus menunggu, karena itulah dia rela datang lebih cepat dari waktu yang dijanjikan.
“Hai Suga? kau sudah daritadi?” wanita itu berdiri tepat di hadapan Suga.
“Belum kok” Suga menatap wanita berkacamata di hadapannya, lantas Suga segera menyuruhnya duduk.
Tidak ada alasan khusus mereka bertemu sore ini, hanya saja rasanya Suga ingin berbicara mengenai apa yang mereka lalui beberapa saat belakangan ini.
“Maaf sudah menjadikanmu kambing hitam dan membuat harimu menjadi lebih berat"
Shimizu mengaduk strawberry milkshake-nya dengan pipet sebelum akhirnya meminumnya sedikit, pandangannya tidak terarah pada Suga karena rasa bersalah yang menghinggapinya.
Suga tertawa, lain dari Shimizu, kedua bola mata Suga terus menatap wanita cantik yang berada tepat di depannya.
“Kau sudah meminta maaf berkali kali. Tapi tak apa, kalau memang itu membatmu merasa lebih baik. Aku akan terus mengatakan bahwa aku memaafkanmu”
“Aku tidak menyangka kau bisa memaafkanku semudah itu. Teman-teman juga, aku pikir mereka tidak akan membiarkanku menginjakkan kaki di klub voli lagi. Aku pikir kau akan membenciku”
“Lebih sulit membencimu dari pada memaafkanmu”
Shimizu menengadah. Kalimat Suga barusan sukses merebut perhatian Shimizu dari milkshake miliknya.
Memang benar adanya, Suga tidak akan bisa membenci Shimizu semudah itu.“Terima kasih. Aku sempat membenci voli. Hanya karena voli aku harus melakukan semua ini. Hanya karena voli, dia menyuruhku berkhianat dan melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah ku bayangkan akan ku lakukan. Hanya karena-”
Kalimat Shimizu meggantung saat melihat sedikit perubahan pada ekspresi Suga.Suga berusaha menetralkan ekspresinya, ia ingin sekali menyanggah bahwa voli bukanlah 'hanya', tapi ia tidak melakukannya. Suga berusaha memahami bahwa Shimizu melalui hal yang berat beberapa waktu ini, sama seperti dirinya, setidaknya ia akan terus mencoba menjadi pendengar yang baik sampai Shimizu merasa lebih baik lagi.
“Maaf"
Suga menggelengkan kepalanya. Senyum manisnya setia ditunjukkannya kala ia mengatakan tidak masalah dengan hal itu.
Shimizu tidak melanjutkan kalimatnya yang menyangkut hal itu. Dan Suga juga tidak bertanya kelanjutannya ceritanya. Selama itu tidak membuat Shimizu nyaman, Suga tidak akan memaksanya untuk bercerita.
Mereka tidak mengatakan apa pun selama beberapa saat, Shimizu berusaha menghindari kontak mata dengan Suga selama tidak ada percakapan, menunggu Suga membuka pembahasan lain.
Suga yang selesai menyeruput teh hijaunya mematut-matut apakah pertanyaan yang akan dilontarkannya dapat menyinggung Shimizu atau tidak.
“Hm, Jadi, hubunganmu dengan Miya itu seperti apa?”
Shimizu kembali menatap Suga. Suga dapat melihat shimizu terlihat terkejut dengan pertanyaannya dan menyesali menanyakan pertanyaan yang baru saja dilontarkannya. Suga berpikir mungkin saja saat ini Shimizu merasa tidak nyaman. Kepalanya mulai memikirkan pembahasan apa yang lebih cocok selain ini.
“Hanya sebetas kenalan.”
Suga terkesiap. Sepertinya ini sudah benar, Suga tidak menyesali memilih pembahasan ini.
“Setidaknya untuk saat ini, kami hanya sebatas kenalan.” Kalimatnya terdengar menggantung. “Kami memang pacaran selama beberapa waktu. Tapi itu hanya karena dia mengancamku dengan..kau tau..”
Suga segera mengangguk, mengerti apa yang dimaksud Shimizu agar Shimizu tidak usah menjelaskannya kembali tentang hal itu.
“… tiga hari lalu aku memutuskannya, dia sempat marah, tapi akhirnya ia bisa menerimanya. Aku tidak tau dia benar-benar mencintaiku atau tidak.”
“Pasti ini bukan waktu yang tepat jika aku berniat mengisi kekosongan hatimu”
Suga berkata dengan hati-hati. Ia tau akan satu hal itu, tapi ia tetap mengatakannya dan sedikit berharap Shimizu mengatakan tidak ada masalah dengan waktu. Tapi Shimizu mengangguk. Menyetujui ucapan Suga.
“Maaf”
Suga melemparkan senyum terbaiknya, “Kau meminta maaf lagi. Tidak apa. Jangan dipikirkan kalau itu membuatmu tidak nyaman. Begini saja aku sudah sangat senang”
Shimizu ikut tersenyum. Ah, sungguh senyuman yang sangat menyenangkan. Suga menikmati senyum itu untuk dirinya sendiri, merasa beruntung karena Shimizu memang jarang menunjukkan senyum menyenangkan seperti itu kepada yang lainnya, walau di dalam lubuk hatinya ada sedikit rasa sakit.
Timing yang buruk. Suga memang tidak ahli dalam hal ini. Rasanya Suga hanya ingin segera bertindak sebelum terlambat, namun kelihatannya Suga tidak memiliki kesempatan untuk itu.Suga ingin lebih, tapi ia juga tidak ingin merusak hubungan persahabatan ini jika terlalu mengikuti egonya. Di balik senyum malaikatnya, Suga memutuskan untuk membunuh perasaannya kepada wanita cantik di hadapannya.
_END_
***
Halo semuaa. Terima kasih udah baca cerita iniii.
Sampai jumpa di karyaku yang lainnya💜
Sampaikan pesan rahasia kalian untukku di sini yaa https://secreto.site/id/16562750
Atau boleh traktir aku mochi chocolate di sini yaa https://trakteer.id/hinhint
Terima kasih
22 Desember 2022

KAMU SEDANG MEMBACA
Bercela [END] ✔
FanfictionMemberi toss terbaik adalah hal yang harus ia lakukan. Berdiri di lapangan dengan waktu terlama yang ia bisa adalah hal yang harus ia pertahankan. Di tahun ketiga ini, ia akan mengukir kenangan indah di lapangan voli sebagai tim dari Klub Voli Karas...