13 - Pembelaan (2)

2 1 0
                                    

“Kenapa kau mendadak pergi seperti itu? Tidak sopan!” Yachi telah menyejajarkan langkahnya, ia menuntut penjelasan dari sikap Tsukisima.

“Aku tak mau Sugawara-san memaksaku menutup mulut. Aku pergi tanpa berjanji akan menurutinya kan? Itu berarti aku boleh membicarakan hal ini pada semua.”

“Kalau kita memberitahukan mereka yang sebenarnya, apa yang akan terjadi pada Shimizu-senpai ya?” Yachi terlihat ragu dengan rencana Tsukisima. “OH?” Yachi menghentikan langkahnya, begitu juga Tsukisima yang tidak sengaja mengikuti Yachi untuk berhenti, “bukannya kita mau bertanya pada Suga-san alasannya menutupi ini?”

Awlnya mereka berencana berbicara pada Suga unutk menanyakan ini, setidaknya begitulah yang ada dipikiran Yachi. Namun karena Tsukisima yang mendadak bersikap seperti itu membuat Yachi tidak memiliki kesempatan untuk menanyakannya.

“Ku rasa itu tidaj perlu. Kurang lebih aku sudah bisa menebak alasannya” Tsukisima melanjutkan langkah kakinya, disusul dengan Yachi yang menyejajarkan langkahnya.

“Apa? Kenapa? kalau gitu kita tidak perlu mengatakan pada teman-teman klub voli tentang Shimizu-senpai?”

“Kau kenapa jadi begini sih? Bukannya tadi kau yang semangat untuk membersihkan nama baik Sugawara-san?”

“Itu.. karena sebelumnya aku tidak terpikir apa yang terjadi pada Shimizu-senpai. Kalau kita bilang yang sebenarnya, kemungkinan Shimizu-senpai yang akan tak diacuhkan.”

Tsukisma memilih tidak menanggapi Yachi. Bukannya itu konsekuensi yang harus diterima Shimizu? Dia sudah memulai ini, bahkan dia mengorbankan Suga, tidak bisa dibiarkan.

Setelah ditinggalkan begitu saja oleh Tsukisima dan Yachi, Suga bergeming, ia berpikir apa yang membuat Tsukisima dan Yachi bisa benar-benar tutup mulut tentang ini, namun sebelum itu, Suga harus menjelaskan beberapa hal dulu pada temannya yang saat ini berada di balik pohon.

“Aku tau kalian di situ. Kalian benar-benar berpikir bisa bersembunyi di balik pohon? Serius?” tanya Suga tak percaya. Ia memandangi pohon besar yang berada sekitar tiga meter dari tempatnya berdiri, ada sedikit bayangan dari sana.

Tidak menunggu lama, Asahi dan Daichi langsung keluar dari tempat persembunyian mereka, melangkah pelan menuju tempat Suga berdiri.

Asahi menggaruk belakang kepalanya pelan, ia merasa malu karena ketahuan menguping.

“Maaf Suga, karena kau bilang Yachi memintamu jumpa di belakang sekolah, awalnya kami berpikir kalau-”

“Kenapa kau menyembunyikannya?” Daichi segera menyanggah basa-basi yang akan dilontarkan Asahi, toh sudah terlanjur juga.

Asahi terkejut dengan Daichi yang langsung membicarakan hal ini tepat pada intinya.

Suga hanya diam, selain karena Suga khawatir akan nama baik Shimizu, ia tidak bisa memikirkan alasan dia rela menjadi kambing hitamnya. Namun, tentu saja ia tidak bisa mengatakan itu.

“SUGA!” Daichi kesal Suga selalu tertutup dengan masalah-masalahnya, terlebih ini menyangkut mereka semua, semua anggota klub voli Karasuno. Daichi hanya ingin Suga menganggap teman-temannya dan berbagi keluh kesahnya juga, bukan selalu berpura-pura baik baik saja. Daichi mau Suga mengandalkan dirinya dan Asahi juga sebagaimana mereka mengandalkan Suga.

“Daichi, tenang ya..” lirih Asahi sambil membuat gerakan turun perlahan dari kedua tangannya. Asahi paham Daichi mulai terbawa emosinya, dan suasa saat ini tidak bersahabat, Asahi tidak menyukai itu.

“Aku tidak bermaksud menyembunyikannya”

“Dengan tidak mengatakan apa pun pada kami walau pun kau tau yang sebenarnya? Apa itu menurutmu kau tidak menyembunyikannya?”

Bercela [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang