10 - Bercela

3 1 0
                                    

“Kali ini apa lagi? Belum cukup aku menjadi kambing hitamnya?”

Baru saja ia berbalik setelah menutup pintu, ia telah dibuat terkejut dengan kehadiran Suga di hadapannya. Yang membuatnya semakin terkejut adalah Suga terlihat paham selama ini dialah pelakunya.

Ia membetulkan posisi kacamatanya, menarik napas dan menghembuskannya pelan, mecoba menenangkan dirinya sendiri.

“Apa makudmu?”

“Cukup Shimizu, tidak usah berpura-pura lagi”

Suga melirik tali yang sedari tadi digenggam Shimizu, Shimizu yang sadar akan tatapan Suga segera menyembunyikan tali itu di belakang tubuhnya walau tau itu sudah sangat terlambat.

“Kau masih akan terus melakukannya?”

“Berhenti mengatakan hal yang aneh, Suga.”

Shimizu berkacak pinggang, tali yang tadinya ia coba sembunyikan kini terlihat jelas. Saat ini dia lebih yakin menatap Suga dengan berani.

“Kenapa? Apa kau juga akan melaporkan ini pada Miya?”

“Kenapa kau membawa-bawa nama Atsumu?!” Tanya Shimizu spontan. Ia tidak menyangka Suga membawa-bawa nama Miya saat ini.

“Oh, jadi kalian sudah saling menyebut nama depan?”

Shimizu bergeming, ia tidak sadar telah menyebut nama depan Miya di depan Suga.

“Te-tentu saja, mereka itu kembar, kalau aku tidak menyebut nama depannya orang-orang akan salah paham tentang siapa yang ku maksud.” Elaknya.

“Oh jadi Atsumu? Padahal tadi aku belum menebak antara Atsumu atau Osamu”

Bohong, tentu saja Suga tau maksudya Atsumu. Suga hanya memancingnya.

Shimizu tidak dapat memikirkan apa pun, ia berbalik dan berniat untuk masuk ke kamarnya lagi, tapi pergelangan tangannya digenggam erat oleh Suga dan membuatnya tidak bisa melanjutkan langkahnya.

“Lepas!”

“Kau harus sadar Shimizu! Kau cuma dimanfaatkan dia! Apa yang kau dapatkan dengan mengikuti semua perintah Miya?!”

Shimizu tidak bisa menjawab, ia terus menghempas-hempaskan tangannya agar genggaman Suga terlepas, tapi itu sia-sia.

Shimizu berhenti berontak dan menatap dalam mata Suga, “kau ingin bilang ke semuanya kalau aku pelakunya? Bilang! Aku nggak akan mencoba menghentikanmu, karena aku tau kau tidak akan bisa!”

Suga terdiam cukup lama. Genggaman tangannya pada pergelangan tangan Shimizu mengendur, kesempatan itu digunakan Shimizu untuk menarik tangannya kembali.

“Kau benar, aku takkan bisa bilang pada mereka bahwa kau pelakunya” lirih Suga, namun Shimizu masih bisa mendengar sebelum ia masuk ke kamarnya.

Suga tidak bisa membantah omongan Shimizu karena itu benar. Mana mungkin Suga bisa membocorkan ini dan membuat Shimizu mendapat tatapan kebencian dari teman-temannya. Shimizu hanya khilaf, Suga yakin kalau kali ini Suga tidak membocorkan hal ini, Shimizu tidak akan mengulangi hal-hal seperti ini. Karena itu Suga rela menjadi kambing hitam demi wanita yang disukainya itu.

***

Hari ini adalah hari terakhir liburan mereka. Pukul delapan nanti bus akan menjemput mereka, hanya sekitar setengah jam lagi.

Tidak seperti sebelumnya, kali ini mereka menyantap hidangan mereka dengan tenang, tanpa membicarakan apa pun. Setelah kejadian kemarin, mereka masih mencoba mendinginkan pikiran masing-masing. Canggung, suasana tidak pernah secanggung ini sebelumnya.

Bercela [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang