07 - Dua Periang

2 1 0
                                    

Sekitar pukul satu siang, semua sudah berkumpul di ruang depan untuk menyantap makan siang, termasuk Suga yang masih harus bersandar di dinding saat yang lainnya tidak.

Sebenarnya Tsukisima masih memikirkan hal yang berhasil menganggu pikirnnya sejak ia melihat secara langsung lubang di sebelah vila. Ia melirik teman-temannya satu per satu, mencoba menemukan keganjalan yang bisa membuatnya mencurigai siapa orang yang mencoba mencelakai Yachi. Tapi, seberapa tajamnya ia melihat, Tsukisima tidak bisa menemukan keganjalan di wajah teman-temannya. Tentu saja, dipikir bagaimana pun, tidak ada alasan bagi teman-temannya itu mencelakai Yachi.

"Yachi, apa di sekitar sini ada semacam vila atau motel lain yang bisa disewa juga?" Tsukisima berusaha mencari tau jika emang ada sesorang yang dengan sengaja mencelakai Yachi. Kalau memang bukan diantara teman-temannya, pasti ada orang lain.

Yachi mecoba mengingat-ngingat cerita ibunya beberapa hari lalu sebelum menjawab pertanyaan Tsukisima. Lalu segera mengangguk.

"Kata ibu, ada beberapa penginapan di sini."

"Aneh. Di sini kan cuma ada hutan, kenapa ada banyak penginapan"

Yachi segera menggeleng, "Kalau kita lurus saja sebelum ke arah vila ini, akan ada danau di sana. Aku juga tidak bisa menjelaskan detainya sih, tapi kata ibu danaunya cantik. Dan di sini juga asri kan? Mungkin itulah penyebab ada banyak penginapan di sini. "

"Wahhh danau?! Ayo kita ke sana" seru Nishinoya dan disetujui Tanaka, Hinata juga bersemangat dengan saran para seniornya itu.

Daichi menatap Suga sejenak dan membuat Suga bingung karena ditatap secara tiba-tiba, sebelum akhirnya menolak saran Nishinoya dan Tanaka. Suga berniat membuka mulut untuk mengatakan untuk jangan memikirkan dirinya, namun Daichi segera menjelaskan mereka tidak punya cukup banyak waktu di sini.

Sebenarnya selain masalah waktu, salah satu alasan Daichi menolak ajakan itu adalah Suga yang masih belum sembuh sepenuhnya, namun dia tidak mau mengatakan itu dan membuat Suga merasa tidak nyaman.

"Lagi pula, kalau tetap memaksa pergi, kita harus menghubungi pak supir dulu untuk ke sini sebelum akhirnya membawa kita semua ke danau, itu akan memakan banyak waktu." Jelas Daichi mengingat bus yang membawa mereka semalam tidak ikut tinggal.

"Gimana kalau kita sewa kendaraan aja. Pasti ada kan?" usul Hinata yang masih berharap.

"Kita ada di vila Yachi karena menghemat budget loh, Hinata" Balas Ennoshita yang mengingat mereka semua berjumlah empat belas orang, pasti akan banyak mengeluarkan biaya.

Hinata bungkam dan terliat tidak bersemangat, kehabisan ide untuk memberi saran agar melihat danau yang dibicarakan tadi.

"Jangan sedih Hinata, kalau ada kesempatan, kita bisa pergi lagi lain kali" ucap Yamaguchi sambil menepuk nepuk bahu Hinata pelan.

"Lain kali ya.." lirih Asahi. Ia penasaran apa bisa pergi lagi bersama seluruh anggota voli Karasuno seperti kali ini? Apa hari itu akan datang.

Suga yang mendengar gumaman Asahi memarahinya karena terus bersikap melankolis.

"Ngomong-ngomong, tamagoyaki ini enak sekali" Seru Nishinoya. Hinata dengan cepat mengangguk setuju, begitu pula yang lainnya.

"Supnya juga enak!" Timpal Suga.

"Ah, kami menambahkan banyak potongan sosis di dalam tamagoyaki" Jelas Narita yang siang ini bertugas membantu Yachi dan Shimizu bersama Kinoshita dan Yamaguchi.

Setelah makan siang dan duduk sejenak untuk membiarkan perut mereka mencerna makanan, beberap di antara mereka bersiap berlatih voli dengan semangat. Tentu saja duo maniak voli -Hinata dan Kayama- tidak ketinggalan.

Bercela [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang