“Apa?! Sejak kapan? Kenapa bisa? Jadi Siapa pelakunya?”
Yachi percaya pada Tsukisima, kalau Yachi minta Tsukisima untuk menyembunyikan hal ini terlebih dahulu, ia pasti akan melakukannya, namun tetap aja ada keraguan dalam diri Yachi untuk mengatakan hal ini.
“Jangan bilang kau berubah pikiran dan tidak jadi memberitahukanku?”
Yachi tidak menjawab, tapi tangan kanannya mengambil ponsel dari kantong roknya. Ibu jari Yachi sibuk menyentuh layar ponsel miliknya.
“Kenapa malah sibuk sendiri?” tanya Tsukisima yang merasa pertanyaannya tidak diindahkan Yachi.
Yachi masih tidak menjawab, kini ia menemukan catatan yang ada pada ponselnya, lalu Yachi menyodorkan ponsel itu pada Tsukisima. Tsukisima menerimanya dan langsung membaca apa yang tertera di ponsel Yachi.
Yachi sengaja tidak berbicara langsung dan membiarkan Tsukisima membaca catatan itu agar Tsukisima bisa membaca untuk dirinya sendiri, selain itu Yachi tidak mau ada yang tanpa sengaja mendengarkan pembicaraan mereka.
“Shi..mizu-senpai??” Satu nama itu lolos dari pengucapan Tsukisima setelah ia selesai membaca catatan yang disodorkan Yachi. Ponsel Yachi sudah dikembalikannya, namun Tsukisima masih tidak percaya dengan apa yang dibacanya.
“Aku juga tidak menyangka. Saat itu sebenarnya aku mau ke dapur untuk minum, tapi saat ku dengar mereka berselelisih, aku mendengarnya dengan jelas dari dalam kamar. Aku tidak terpikir untuk merekamnya, itu salahku. Setelah mereka hampir selesai, aku mencatatannya di ponsel agar aku tidak lupa dengan pembicaraan mereka. Setelah itu aku langsung pura-pura tidur, padahal sebenarnya aku terjaga sampai dini hari karena ketakutan dan memikirkan masalah ini. Aku juga tak tau apa yang kutakutkan saat itu.”
“Tidak apa apa. Kau sudah melakukannya dengan baik” Tsukisima menepuk nepuk pundak Yachi pelan. “Miya Atsumu itu.. Dia salah satu Tim Muda Jepang kan? Mungkin kita bisa tanya tentangnya ke Kageyama” Lanjutnya. Tsukisima ingin tau apa sangkut pautnya masalah ini dengan Miya Atsumu.
“J-jangan.. Kalau kita tanya Kageyama tentang Miya-san ini, dia pasti akan curiga. Aku belum mau yang lain tau, mungkin saja Suga-san punya alasan kenapa dia tidak bilang yang sebenarnaya pada kita. Mungkin lebih baik kita tanya ke Suga-san dulu?”
Bel masuk berbunyi tepat setelah Yachi menyelesaikan kalimatnya. Tsukisima berniat kembali ke kelas, belum berpikir untuk memenuhi keinginan Yachi bertanya pada Suga. Namun Yachi mendesak Tsukisima untuk menjawab pertanyaanya.
Tsukisima menghela napasnya, merasa aneh melihat Yachi yang terlalu mempedulikan Suga, atau Yachi yang pada dasarnya terlalu mencampuri urusan Suga.
“Yaudah, pulang sekolah kita tanya Sugawara-san” Jawab Tsukisima. Setelah ia pikir, Tsukisima juga merasa bersalah pada Suga, setidaknya dia akan coba bantu membersihkan nama Suga kalau dia mampu.
***
“Jadi, kenapa Yachi minta ketemu gini?” tanya Suga saat Yachi baru saja tiba.
Yachi yang berdiri tepat di hadapan Suga, tidak langsung menjawab, ia menunduk ragu.
"Yachi? Mau ngomongin apa?” Tanya Suga lagi saat mendapati Yachi tidak mempeduliknnya. “Ah?” tangan kanan Suga yang tergenggam menepuk pelan telapak kanan kirinya seperti baru saja mengingat sesuatu yang selama ini dilupakannya, “Apa kau berencana confess?” lanjut Suga dengan senyum jail di wajahnya.
“Apa?! Bu-bukan Suga-san” Yachi panik Suga benar benar salah paham dengan hal ini.
Tentu saja Suga hanya bercanda. Tapi Yachi tidak mengira hal itu, lagi pula dia tidak yakin Suga akan menjahilinya, karenanya dia spontan menjawab agar tidak terjadi kesalahpahaman antara dirinya dan Suga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bercela [END] ✔
FanfictionMemberi toss terbaik adalah hal yang harus ia lakukan. Berdiri di lapangan dengan waktu terlama yang ia bisa adalah hal yang harus ia pertahankan. Di tahun ketiga ini, ia akan mengukir kenangan indah di lapangan voli sebagai tim dari Klub Voli Karas...