“Aku bilang tidak akan ada yang keluar. Kau harus menenangkan dirimu Ennoshita!” Daichi sedikit meninggikan suaranya. Sekolah yang sudah sepi karena hari sudah mulai gelap, dan gym yang terlihat tenang namun panas membuat suara Daichi terdengar sangat jelas. “Semua orang pasti melakukan kesalahan, kita akan memaafkan Shimizu dan membujuk Suga kembali.” Lanjutnya.
“Aku tetap akan berhenti menjadi manajer”
“Shimizu-senpai, tolong jangan pergi.”
Yachi mendekat pada Shimizu, berniat meyakinkan Shimizu bahwa semua akan baik-baik saja dan Shimizu tidak perlu keluar dari klub, namun Tsukisima segera menarik tangan Yachi, melarangnya untuk mendekat. Kejadian kemarin masih berputar di kepala Tsukisima, ia tidak ingin Yachi terluka lagi seperti sebelumnya.“Shimizu-san, kami memaafkanmu, tetaplah tinggal. Kami semua masih sangat membutuhkanmu, terutama Yachi. Aku memang sempat kesal dengan Suga-san karena meganggap dia melakukan semua ini, tapi setelahnya aku berpikir itu mungkin saja terjadi, karena aku dapat memahami perasaan tidak mau dikalahkan. Tapi sekarang semua sudah jelas” ucap Kageyama.
Memang benar adanya jika Kageyama sempat merasa kesal dengan Suga yang dianggapnya terlalu kekanak-kanakan tentang bagaimana cara Suga mengembalikan posisinya kembali menjadi setter utama, namun itu hanya beberapa saat saja. seperti yang dikatannya, Kageyama sadar, orang-orang akan melakukan apa pun untuk menang, dan rasa kesalnya mencair sedikit demi sedikit dan berhasil hilang, terlebih saat tau Shimizulah pelaku sebenarnya.
Tanaka dan Nishinoya yang biasanya sangat berisik saat ini tidak menemukan kalimat apa yang bisa dikeluarkan, pikiran mereka terus mencerna dan mencoba memahami semua yang dikatakan orang yang paling mereka kagumi.
Sedangkan yang lain bahkan tidak mampu mengatakan apa pun, takut salah berbicara dan membuat semuanya menjadi semakin rumit.
Pintu gym terbuka dengan kasar sebelum Shimizu sempat mengatakan hal yang ingin dikatakannya.
Seorang pria bersurai abu masuk ke dalam gym dengan senyum terbaik yang ia punya. Ia adalah satu-satunya orang yang menunjukkn senyum dan wajah bersemangatnya di dalam gym saat ini. Semua menatapnya bingung, namun ia tak peduli dan terus melangkahkan kaki hingga sampai pada teman-temannya. Ia berdiri tepat di sebelah Shimizu dan Daichi.
“Makasih Kinoshita” Suga menggoyangkan ponselnya di depan mereka semua, menampilakan sebuah panggilan antara Suga dan Kinoshita yang berfungsi sebagai laporan langsung. Suga sudah memperkirakan kurang lebih hal seperti ini akan terjadi, jadi tadi malam Suga mengirim pesan kepada Kinoshita untuk meminta tolong agar menelpon dirinya saat ada yang tidak beres dan membiarkan panggilan tetap terhubung agar menjadi laporan langsung bagi Suga.
Suga mematikan panggilan itu dan mulai menaruh perhatian pada semua temannya.
“Terima kasih karena kalian semua masih mempercayaiku. Tidak ada yang memintaku berbicara saat ini, tapi tolong ijinkan aku menjelaskan sesuatu”
Suga memasukkan ponselnya ke dalam kantong celananya, berbisik pelan kepada Shimizu untuk meminta izin apakah ia boleh menceritakan masalah ini pada teman-teman mereka.
Shimizu mengangguk setuju, jika memang ini yang terbaik, Shimizu pasrah, terlebih jika yang memintanya adalah Suga. Ia merasa bersalah pada Suga, setidaknya ia akan berusaha memberi apa yang Suga minta.
Suga sempat meminta agar Shimizu yang mengatakan semua karena ini adalah masalah pribadinya, namun Shimizu menolak.
Suga menangkap maksud anggukan Shimizu, ia memulai bercerita, sempat bingung harus dari mana, dan memutuskan untuk memulai dengan menjelaskan alasan Suga cukup butuh waktu yang lama untuk sampai di sini setelah sebelumnya telah mengatakan masalah Shimizu dan Atsumu secara garis besarnya saja.
Saat ada pnggilan masuk dari Kinoshita, Suga baru aja menuju jalan pulang setelah bertemu dengan Osamu, kembaran Miya Atsumu. Suga mendengarkan semua yang dibicarakan mereka dengan seksama melalui earphone yang memang ia bawa. Suga merubah arah tujuannya yang semula ke rumah menjadi kembali ke sekolah.
Suga bukan tanpa alasanya bertemu dengan Osamu.
Suga dan Osamu telah menjadi teman setelah beberapa waktu mengikuti bazaar makanan, mereka yang saat itu pergi sendiri sendiri tidak sengaja memutuskan untuk hunting makanan bersama. Ketertarikan Osamu dengan onigiri dan ketertarikan Suga pada makanan pedas membawa mereka berdua pada stan yang menjual onigiri ayam geprek yang dijual oleh salah satu pedagang pendatang yang berasal dari Negara asalnya yang berada di Asia Tenggara.
Suga tidak pernah menyangka karena onigiri special itu, ia hampir menyelesaikan masalahnya.
“Sudah lama sekali kita tidak ketemu . Hal serius apa yang ingin kau bicarakan?”
Suga dan Osamu setuju untuk bertemu di salah satu coffeshop. Cocok untuk membicarakan sesuatu dengan tenang, begitu pikir Suga.
Setelah meminta maaf akan kelancangannya menanyakan masalah keluarganya yang mungkin saja menyinggung Osamu, Suga segera membuka percakapan serius tentang kebenaran dari ucapan Atsumu yang mengaku mempunya bukti kejahatan orangtua Shimizu.
Osamu dengan santai menanggapi pertanyaan Suga.
Osamu tau Atsumu akan menggunakan bukti yang tidak sengaja mereka temukan sekitar setahun lalu, namun ia tidak menyangka akan menggunakannya untuk memeras Shimizu.
“Dia melakukannya pada Shimizu senpai?” tanya Osamu setelah mendengar penjelasan Suga atas apa yang diketahuinya.
Suga mengangguk mantap. Namun itu malah membuat Osamu terlihat sedikit bingung.
“Apa Shimizu senpai pernah melihat bukti itu?” tanyanya lagi.
“Aku pikir tidak.” Jawab Suga. ia menyeruput kopinya, siap untuk mendengarkan semua hal yang harus ia dengar.
Osamu tampak sedikit tertawa, tidak mengira Shimizu akan melakukan hal ceroboh dan mempercayai kembarannya begitu saja.
“Bukti itu tidak benar-benar ada.” Kata Osamu santai, Suga membelalakkan matanya, “bukan benar-benar tidak ada. Ada, namun bukan bukti yang kuat. Selain itu, bukti itu bukanlah bukti suap yang dilakukan orangtua Shimizu. Itu adalah bukti suap dari kolega orangtua kami yang lain. Aku pernah mendengar kalau orangtua kami dua kali menerima suap. Kami terkejut tapi tidak bisa melakukan apa pun. Kenyataan itu kami ketahui setelah orangtua kami meninggal.”
Osamu sedikit menerawang, ingatannya kembali pada saat ia dan Atsumu yang sangat terpukul akan kepergian kedua orangtuanya.
Suga lagi-lagi meminta maaf pada Osamu yang membuatnya ingat akan kejadian menyedihkan itu. Osamu menepisnya, ia baik-baik saja sekarang. Tidak perlu meminta maaf.
Suga menimbang-nimbang apa dia bisa mempercayai perkataan Osamu atau tidak.Seolah mengerti apa yang Suga pikirkan, Osamu langsung menambahkan bahwa bukti itu sudah tidak ada. Osamulah orang yang sudah membakar bukti itu, untuk apa mereka terus menyimpannya, tidak akan ada gunanya.
“… kau tidak perlu merasa takut akan ancaman Miya lagi. Kau berniat keluar dari klub agar tidak mengikuti kemauannya lagi kan? Kau tidak harus melakukannya.” lanjut Suga setelah menjelaskan pertemuannya dengan Osamu.
Semua ekspresi teman-temannya kembali melembut, tidak terkecuali Ennoshita dan Tsukisima.
Mereka tidak bisa memandang Shimizu dengan pandangan yang sama seperti sebelumnya setelah apa yang sempat Shimizu lakukan, namun mereka bisa memaafkan Shimizu.
Mungkin sedikit terlambat, namun Shimizu akan mencoba memperbaiki semuanya.
Suga menyukai semangat yang ditunjukkan Shimizu. Suga akan mendukung Shimizu asalkan itu adalah hal baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bercela [END] ✔
FanficMemberi toss terbaik adalah hal yang harus ia lakukan. Berdiri di lapangan dengan waktu terlama yang ia bisa adalah hal yang harus ia pertahankan. Di tahun ketiga ini, ia akan mengukir kenangan indah di lapangan voli sebagai tim dari Klub Voli Karas...