Mama Kielz selesai dari dapur dan ikut duduk diruang keluarga tempat Ciz dan Zen berkumpul.
"Zen, mamamu sudah tahu kan kalo kamu datang kesini? " Tanya Kielz
"Sudah tante, Zen sudah izin sama mama tadi sebelum kesini" Jawab Zen
"Mama Zen sudah pulang kerja? "
"Belum tante.. Tadi Zen ijin mama lewat telepon"
"Mama pulangnya biasa jam berapa Zen?"
"Tergantung tante. Tadi mama bilang Zen kalo hari ini mama pulang lebih malam karena perlu bertemu client" Jawab Zen dengan nada yang sedikit sendu.
"Oh begitu. Yasudah kalau gitu Zen malam ini makan bareng kita saja ya"
"Boleh tante?"
"Tentu boleh. "
"Iya kak Zen.. Cizta senang kalo ada kak Zen bisa nemenin Cizta😊"
Zen tertegun melihat Cizta yang tersenyum
(Cantiknya Cizta) begitulah yang dipikirkan Zen..
"Terimakasih ya tante" Ucap Zen langsung menatap mama Kielz.
"Iya sayang.. Tante mau lanjut beberesan dulu ya. Sudah jam 6 sore, mungkin sebentar lagi papa Cizta akan sampai rumah"
"Baik tante"
Seperginya Kielz dari mereka.
"Ciz kamu selalu dipanggil seperti itu?"
"Iya kak Zen.. Kalo kak Zen selalu dipanggil Zen? "
"Kalo gitu aku akan panggil kamu Ta, kamu boleh memanggilku Leon" Kata Zen
"Oh kaka maunya dipanggil kak Leon, iya deh Cizta panggil itu"
"Oke. Mana kulihat gambar yang sudah kamu warnain"
Cizta memperlihatkan gambarnya
"Lumayan juga kamu warnainnya rapi" Kata Zen.
"Terimakasih kaka Leon☺"
"Jangan tersenyum seperti itu ke orang lain, apalagi laki-laki ya" Ketus Zen.
"Loh kenapa kak? Cizta kan juga mau senyum sama papa" Jawab Cizta polos
"Kalo sama papamu gak apa Ta.. Yang aku maksud sama teman laki lakimu yang lain" Jawab Zen geregetan.
"Oh gitu ya kak.. Tapi kenapa? 😶" Tanya Cizta dengan polos
"Karena senyum itu cuman boleh buat aku ya Ta.. "
"Oh begitu ya kak. Oke deh😊"
Begitulah percakapan dua anak kecil yang berusia 5 dan 7 tahun.
Akhirnya papa Cizta pun pulang dan disambut dengan mama serta Cizta.
Itu pertama kalinya Zen bertemu papa Cizta.
"Selamat malam paman, perkenalkan saya Zen Lion"
"Selamat malam juga Zen Lion, namamu sungguh mengesankan.. Ada Lion nya. Hehehe.. Tapi jangan segalak Lion ya😉" Jawab Clavin
"😁 iya paman, aku ga akan jadi Lion kalo ga ada yang ganggu aku, hehehe"
Cizta yang mendengar lafal kata Lion heran kenapa kak Zen memintanya memanggil Leon? Itu kan beda. Tapi tidak berani menanyakan hal itu didepan kedua orang tuanya
"Yasudah ayo kita makan malam pa.. Malam ini Zen ikut makan malam disini karena mamanya pulang malam sekali"
"Oh baiklah ayo kita santap makanan yang sudah disediakan"
Sebelum mereka memulai makan, dilakukan doa terlebih dahulu yang dipimpin papa Cizta
Zen yang baru pertama kali merasakan hal ini karena selama ini Zen hanya menyantap makan malam bersama mamanya saja..
Sebenarnya Zen merindukan sosok seorang papa."Zen.. Jadi mamamu bekerja apa? " Tanya Clavin
"Mama meneruskan bisnis keluarga, paman" Jawab Zen
"Oh begitu, lalu bagaimana dengan papamu? "
"...." Zen berhenti makan dan terdiam, mukanya berubah sendu.
"Zen kamu kenapa nak?" Tanya Kielz
"Papaku sudah meninggal sejak aku kecil, akibat kecelakaan naas.. "
Tiba-tiba semua hening sebentar
"Oh maafkan kami menanyakan hal ini" Jawab Kielz
"Tidak apa tante.. Zen mengerti kok" Jawab Zen dengan tegar
"Zen bila kamu ada perlu apapun kamu bisa beritahu paman dan tante, kami siap membantu kapanpun" Ucap Clavin
"Iya paman, tante. Terimakasih" Jawab Zen
Mereka pun menyantap makan malam dalam kehangatan keluarga..
Cizta terus tersenyum didepan Zen dan membuat Zen semakin menginginkannya untuk terus disampingnya.Untuk anak 7th seperti Zen, perasaan memilikinya sangat kuat dan akan membuat Cizta terkekang nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi Sahabatku
RomantikZen Lion seperti namanya.. dia pria yang berdarah dingin.. siapapun yang menghalanginya akan berakhir mengenaskan Cizta Queen sahabat baik Zen.. selama ini hanya mengganggap Zen sebagai sahabat tidak lebih.. siapa yang menyangka kalau Zen Lion te...