Loren dan Zen bersiap-siap untuk menuju rumah Cizta.
Sesampainya mereka dirumah Cizta.
Mereka disambut oleh orangtua Cizta dengan sangat ramah layaknya keluarga.Zen meminta ijin untuk ke kamar Cizta.
Para orang tua mulai berbincang bersama diruang keluarga.Kielz mulai menanyakan ada apa dengan Zen yang tiba-tiba menginginkan pertemuan ini kepada Loren.
Tetapi Loren hanya mengatakan untuk menunggu semua anggota hadir.
Mereka pun hanya berbicara santai satu sama lain.Zen yang menuju kamar Cizta mengetuk pintunya dan langsung segera masuk.
Cizta tidak keluar kamar sejak Zen mengantarnya pulang.
Cizta tertidur sampai malam.
Zen melihat wajah Cizta yang masih tertidur dan mulai membelai wajahnya dengan lembut.Cizta mulai sedikit terganggu.
"Bangun sayang, kalau tidak aku akan menciummu" Ancam Zen
Cizta mulai membuka mata karena mendengar suara itu.
"Hmm.. Loh kak Leon, kok ada disini? " Polos Cizta.
"Dasar kamu, kalo sudah tidur macam kebo. Haha" Ledek Zen.
"Ih apaan sih kak Leon. Reseh ah. Udah kak Leon pulang aja deh. Aku kurang tidur tau. Aku masih ngantuk" Rengek Cizta
"Kamu lupa tadi pagi kan aku bilang kalau aku akan melamar mu didepan orang tua kita. Jadi kamu siap-siap sekarang, karena semua sudah berkumpul diruang keluarga" Kata Zen santai.
"😱🤯hah?? Serius kak Leon? Cizta kan masih sekolah SMA, masa udah mau dilamar aja. Emangnya jaman siti nurbaya😫" Rengek Cizta
"Aku serius Ta, cepat siap-siap dalam 10 menit atau aku akan membuatmu mengandung anakku sebelum kamu lulus SMA, kamu tinggal pilih, yang mana pun tidak masalah bagiku. " Ancam Zen
Mendengar hal itu Cizta tidak berbicara lagi dan langsung ke lemari untuk mengambil pakaian serta meluncur ke kamar mandi untuk bersiap-siap.
Zen hanya menggelengkan kepala dan tersenyum lucu melihat tingkah laku Cizta.
Setelah Cizta selesai bersiap-siap mereka pergi ke ruang keluarga bersama. Disaat semua anggota sudah lengkap orang tua Cizta menjamu dengan makanan yang sudah mereka siapkan dan mengobrol santai.
Selesai mereka menikmati santapan tersebut.
Mereka berkumpul kembali ke ruang keluarga.Zen membuka suara terlebih dahulu.
"Mama Kielz dan papa Clavin, saya Zen Lion ingin melamar Cizta. "Cizta panik sebenarnya dari sebelum makan malam. Akhirnya hal yang dia takutkan terjadi. Zen dengan santainya membuat pengumuman yang belum disetujui bersama. Hanya sebelah pihak.
Semua yang ada di ruang keluarga terdiam. Cukup membuat kaget orang tua Cizta.
"Iya Kielz. Anak saya Zen Lion ini sangat mencintai Cizta. Dia ingin melamar Cizta, saya tau Cizta masih kelas 3 SMA. Tapi sebentar lagi kan lulus. Jadi tidak ada salahnya bila kita mengadakan pertunangan lebih dulu" Timpal Loren.
"Loren dan Zen, saya senang mendengarnya. Kalian memiliki niat yang sangat baik untuk melamar anak kami. Tapi kami selaku orang tua Cizta, hanya bisa mendukung pilihan Cizta saat ini. Semua tergantung Cizta mau menerima atau tidak" Jawab Clavin.
"Bagaimana sayang, kamu menyetujui hal ini? " Tanya Kielz ke Cizta
Semua mata tertuju ke Cizta.
Membuat Cizta sulit untuk berbicara bahkan bernapas saja sulit baginya.Dalam batin Cizta bingung akan menjawab apa?
Tiba-tiba Zen langsung berkata lagi
"Saya tidak akan menghalangi Cizta untuk kuliah di australia sesuai keinginannya. Tapi kami akan menikah dulu disini dan akan pindah ke australia setelah menjadi pasangan suami istri. Aku akan selalu menjaganya disana" Lantang Zen.Orang tua Cizta saling bertatapan.
Di satu sisi hal itu baik bagi mereka untuk memiliki seseorang yang bisa menjaga anaknya di jarak yang cukup jauh. Dan mereka sah untuk tinggal bersama. Tapi kembali lagi orang tua Cizta tidak mau memaksakan hal itu ke anak yang mereka sayangi. Karena kebahagiaan anaknya adalah kebahagiaan utama bagi orang tua."Cizta kamu menerima lamaranku bukan? " Zen menggenggam tangan Cizta dengan erat.
"Hmm.. Cizta... Masih.... " Kata-katanya terbata.
"Cizta, kalau kamu masih bingung kan kita bisa menjalin hubungan pacaran dulu, hanya pertunangan belum sampai menikah dan itu akan membuatku bisa melindungimu dari siapapun" Rayu Zen didepan para orang tua.
"Tapi... Cizta.. "
Belum sempat Cizta melanjutkan Zen langsung memotong ucapan Cizta.
"Ta, aku lupa, kamu memiliki cincin permen yang pernah kukasih itu kan? Ada dimana cincin itu. Ayo kita ambil dulu. Untuk simbol lamaran ini" dengan segera Zen menarik Cizta untuk mengikutinya.
Sesampainya dikamar Cizta langsung disudutkan oleh Zen.
"Ih kak Leon, apaan sih, mana ada cincin permen"
"Kamu cukup bilang terima lamaranku Ta, apakah begitu sulit? 👿" Zen berkata dengan penuh penekanan.
"Tapi Cizta kan belum mau kak. Cizta cuman anggap kaka Leon ya kakanya Cizta,ga lebih"
"Aku itu laki-laki yang mengganggap kamu sebagai wanita, Ta. Bukan adik. Jadi jawab didepan orang tua kita kamu terima lamaranku. Atau aku akan membuat keluargamu benar-benar hanya akan bergantung kepadaku selamanya??" Ucap Zen sedikit emosi menatap Cizta.
"Jangan sakitin orang tuaku, kak Leon kenapa jadi menyeramkan begini" Cizta mulai ingin menangis.
"Jangan nangis, Ta. Aku akan sangat baik saat kamu mengikuti keinginanku. Jadi jawab dengan benar ya, sayang" Zen berbisik ditelinga Cizta dan menggigit cupingnya Cizta dengan sensual. Membuat Cizta terasa geli.
"Jawab aku Cizta! " Bentak Zen dengan suara tertahan
"I.. Iya kak" Takut Cizta.
Kemudian mereka kembali ke ruang keluarga.
Para orang tua melihat Cizta dan Zen sedikit bingung."Zen, katamu mau ambil cincin permen. Mana cincinnya? " Tanya Loren.
"Ternyata sudah dibuang ma, hehe. Nanti saat tunangan Zen beli yang beneran aja. " Jawab Zen
Mama Kielz dan papa Clavin hanya tersenyum mendengarnya.
"Jadi bagaimana sayang? Kamu menerima lamaran mereka? " Tanya mama Kielz
"I.. Iya ma.. Cizta terima lamarannya kak Leon" Jawab Cizta sedikit terbata.
"Oke kalau gitu, 1 bulan lagi akan diadakan pertunangan kita" Spontan Zen.
"Hah? 1 bulan lagi cepat banget kak." Kaget Cizta.
"Wah banyak yang harus dipersiapkan Zen" Kata Loren.
"Semuanya tenang saja, Zen sudah menyiapkan semuanya jadi sebulan lagi akan selesai"
"Wah, Zen sudah tidak sabar untuk bertunangan dengan Cizta ya" Canda mama Kielz.
Cizta hanya diam saja sementara yang lain sedang membicarakan pesta pertunangan.
Dalam batin cizta berkata.
"Duh gimana nih.. Aku bisa kabur ga ya dari kak Leon. 😢. Oiya kak Sean apa kabarnya , aku baru inget! 😓"
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi Sahabatku
RomanceZen Lion seperti namanya.. dia pria yang berdarah dingin.. siapapun yang menghalanginya akan berakhir mengenaskan Cizta Queen sahabat baik Zen.. selama ini hanya mengganggap Zen sebagai sahabat tidak lebih.. siapa yang menyangka kalau Zen Lion te...