Selama acara kampus Zen mengikutinya dengan ekspresi flat.. Karena yang ada dipikiran Zen hanya Cizta. Zen takut Cizta akan melakukan hal yang tidak dia sukai.
Saat acara kampus selesai dan ada renggang waktu, Zen menghubungi Cizta melalui telepon."Halo Ta.. " Sapa Zen ditelepon
"Halo kak Leon.. Kok bisa telepon? Lagi ga ada kegiatan ya? " Jawab Cizta disebrang telepon.
"Iya. Sudah selesai kegiatannya. Kamu hari ini ngapain aja? " Tanya Zen.
"Ya biasa kak, pulang sekolah. Buat tugas, belajar, nonton gitu deh.. Emangnya kenapa kak? " Tanya Cizta
"Gak apa❄, terus kamu sudah makan? "
"Iya kak sudah.. Ini kan sudah malam.. Kak Leon sudah makan? "
"Sudah, yaudah waktunya kamu istirahat tidur ya, mungkin besok aku pulang jam 8 malam"
"Oh gitu kak (diam-diam merasa gembira) "
"Yaudah istirahat ya"
"Iya. Siap kak Leon! "
Leon menutup teleponnya.
Sedangkan Cizta bersorak gembira karena mengetahui kak Leon pulang jam 8 malam besok."Akhirnya masih bisa bebas, tidak ada kak Leon😬"
Keesokan harinya Cizta pergi ke sekolah dan ijin dengan mama papanya agar dia pulang lebih sore dari biasanya karena ada tugas kelompok dirumah temannya.
Sesampainya di sekolah Cizta langsung menyapa Heny. Cizta bersenandung gembira.
"Woi.. Masih hepi artinya kak Leon belum balik ya? " Tanya Heny
"Iya dong. Kemarin kak Leon telepon katanya sih pulangnya jam 8 malam, jadi im free" Jawab Cizta dengan nada senang.
"Pantesan saja lo seneng banget. Eh btw ya.. Sih Kenz chat gue.. Tau darimana ya nomor gue? Kan pas kemarin dia ga nanya nomor gue."
"Wah.. Hebat dia bisa tau nomor lo. Kok sih Sean ga chat gue ya. Ga kayak sih Kenz bisa tau nomor lo sendiri sebelum dikasih tau." Sedih Cizta
"Yeh.. Lo kesemsem banget ya sama Sean"
"Hehe.. Kayaknya iya deh. Soalnya dia tipe gue"
"Wah.. Kudu ijin kak Leon tuh. Nanti malah bisa terjadi hal-hal yang tidak seharusnya lagi"
"Yeh.. Kak Leon aja pacaran, gue juga mau lah.. Masa sama kak Leon mulu, bosen tau"
"Iya deh terserah lo. Yaudah nti pulang nongkrong lagi ga di cafe? Pulang bareng gue kan?" Tanya Heny
"Kayaknya ga bisa gue ada tugas kelompok mau ngumpul dirumah sih Gefan tuh, lu lupa gue dapetnya sekelompok sama dia, daripada kerjain dirumah gue. Mendingan dirumah dia deh"
"Oia gue lupa.. Lo sekelompok sama tuh cowok kutu buku ya. Hahaha" Ejek Heny
"Yeh biarin. Pinter tau jadi cepet kelar tugas gue."
"Yaudah berarti gue cabut duluan ya ntar"
"Oke" Jawab Cizta singkat
Seusai jam sekolah Cizta ikut ke rumah Gefan yang dijemput oleh supirnya.
Sesampainya di rumah Gefan, mereka mengerjakan tugas diruang tamu.
"Rumah kamu sepi ya fan, orang tuamu kemana? " Tanya Cizta
"Lagi kerja Ciz, yaudah kita kerjain tugas yuk sebelum makin sore, nanti kamu pulang kemaleman" Jawab Gefan
"Yuk" Ucap Cizta
Mereka mengerjakan tugas sampai selesai dan Cizta baru akan pamit pulang. Bertepatan dengan seseorang yang baru masuk ke dalam rumah dan tidak sengaja menabrak Cizta sampai terjatuh.
"Duh, jalan pake ma.. " Seketika Cizta terdiam
"Eh sori, aku buru-buru mau ke kamar" Jawab lelaki itu
Disaat bersamaan Cizta bertatapan dengan pria itu
"Sean.. " Lirih Cizta
"Cizta.. Kok kamu ada disini? " Tanya Sean
Sean membantu Cizta bangun. Dan Gefan yang melihat hal itu bingung bagaimana kakaknya bisa mengenal Cizta.
"Ini kaka ku Ciz. " Gefan memecah keheningan.
"Ohh.. Oke.. Hehe" Cizta mulai salah tingkah
"Aku abis kerjain tugas sama Cizta kak" Gefan yang menjawab Sean karena Cizta bingung
"Oh gitu, yaudah Ciz, aku anter kamu pulang ya" Tanya Sean
"Jangan, ngerepotin kak Sean nanti" Jawab Cizta malu-malu
"Ga kok. Lagian juga bahaya wanita jalan pulang sendirian" Menarik lengan Cizta
"Ehh.. " Cizta yang belum siap ditarik melihat tangannya digenggam erat mulai tersenyum tipis.
Mereka meninggalkan Gefan yang masih terdiam karena melihat adegan itu. Gefan anak yang kutu buku, dia tidak terlalu memperdulikan hal-hal yang menurutnya bukan tentang ilmu pengetahuan, jadi Gefan cuek saja dengan keadaan itu.
"Ciz, rumah kamu dimana? Kasih tau aku ya jalannya" Tanya Sean
"Oke d kak" Cizta menaiki motor yang dikendarai Sean.
Cizta tersenyum dibalik punggung Sean
Diperjalanan Cizta sibuk memberitahu arah pulang kerumahnya.
Sesampainya didepan rumah Cizta. Sudah ada yang menanti Cizta, pria itu masih didalam mobil melihat tajam kearah Cizta yang baru sampai dengan diantar pulang oleh seorang lelaki.
Lion is back"Sial, berani banget Cizta dianter sama lelaki! " Geram Zen
Zen masih terus memantau Cizta dari mobil
"Kak Sean makasih ya sudah anterin Cizta sampai rumah. " Cizta tersenyum lembut kepada Sean
"Sama-sama Ciz, oiya boleh minta nomor hp kamu ga? "
"Hmm.. Boleh kak.. " Jawab Cizta malu-malu
Sean mengeluarkan hp dan mengetik nomor yang dibacakan Cizta.
Zen yang melihat itu semakin tersulut emosi, dengan cepat turun dari mobil dan langsung menendang Sean.
"Aarghh.. " Ringis Sean yang sudah terjatuh
"Kak Sean!!😱"
Belum sempat Cizta berlari ke Sean, tangannya sudah ditarik oleh Zen
"Kak Leon, apa-apaan sih main tendang kak Sean😡" Marah Cizta
"Bagus ya, kamu mulai berani, ini yang kamu bilang pulang bareng Heny? 👿❄" Jawab Zen dingin
"Aku abis kerja kelompok, terus dianter sama kak Sean pulang" Cizta mencoba melepaskan tangannya dari cengkraman Zen, saat terlepas langsung berlari ke arah Sean.
"Kak Sean gak apa? Maaf ya kak" Ucap Cizta
Zen yang melihat Cizta membantu dan memegang pria lain semakin tersulut emosi
"Cizta sini❄👿"
"Ga mau, udah deh kak Leon minta maaf dulu sama kak Sean, ga tau apa-apa, main tendang aja! 😡"
"Baru kutinggal sehari kamu semakin berani ya👿❄"
"Hey bro.. Santai.. Lo siapanya Cizta? Pacar? Kalo cuman kaka santai aja kali, gue cuman nganterin Cizta pulang kerumah, udah mau malam bahaya kan kalo cewek pulang sendiri" Ucap Sean
"DIAM LO! JANGAN DEKETIN CIZTA LAGI! " Jalan ke arah Cizta dan menarik tangannya, serta memasukkan Cizta ke dalam mobilnya dipakaikannya sitbelt.
Cizta berontak tapi tenaganya kalah dengan Zen.
Sean sempat kaget dengan kejadian tiba-tiba itu. Akhirnya Sean mencoba mengejar mobil yang dibawa Zen dengan motornya karena Sean takut akan keselamatan Cizta
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi Sahabatku
Roman d'amourZen Lion seperti namanya.. dia pria yang berdarah dingin.. siapapun yang menghalanginya akan berakhir mengenaskan Cizta Queen sahabat baik Zen.. selama ini hanya mengganggap Zen sebagai sahabat tidak lebih.. siapa yang menyangka kalau Zen Lion te...