Keesokan harinya Cizta terbangun lebih dulu dari Heny.
Cizta mulai termenung, dia memikirkan suasana yang mungkin akan banyak berubah kelak. Termasuk kesehariannya yang bisa bebas melakukan apapun. Ya walaupun selama ini kak Zen selalu lebih dominan mengatur, tapi Cizta masih bisa bepergian dengan Heny bila menyangkut tugas sekolah.
Dan mungkin setelah menikah, Cizta jadi akan lebih terikat kebebasannya.
Cizta mulai berkeluh dipagi hari, kenapa nasibnya seolah tidak sesuai dengan yang dia inginkan.Heny pun terbangun dan mengetahui sahabatnya sedang menatap langit kamar dengan tatapan yang sedikit sedih, bingung.
"Woi.. Udah bangun lo.. Pagi-pagi jangan bengong, serem nanti bisa cekikikan sekaligus nangis sendiri lagi" Canda Heny.
"Duh.. Reseh ya lo. Bukannya nenangin gue... Huft.. Gue lagi mikir, kok gini banget ya.. Gue kan suka kebebasan, bisa mencintai orang yang gue mau, bisa melanjutkan hidup gue dengan yang gue mau. Tapi kok kayaknya gue bakal jadi burung merpati yang hidupnya sebatas sangkar burung doang ya" Tutur Cizta panjang lebar.
"Ehemm.. Ya gimana lagi Ciz.. Tapi sangkar lo bakal luas banget kok. Kak Zen kan kuaya raya. Pasti dia beliin lo sangkar yang luasnya bisa buat lo terbang jauh.. Cuman lo terbangnya horizontal doang. Kalo vertikal tuh ga mungkin. Hahaha" Kata Heny
"Ihh kok pagi-pagi ngomong sama lo lebih ngeselin ya." Kesel Cizta sambil bangun dari tempat tidur dan menuju kamar mandi.
"Haha.. Pagi-pagi udah bete aja lo.. Udah sih.. Mau gimana pun juga jalanin aja dengan legowo" Teriak Heny.
Cizta berlalu dan tidak menghiraukan Heny.
Heny yang masih terdiam di tempat tidurnya pun menatap langit kamarnya dan bergumam.
"Gue rasa nasib gue sama kaya lo, Ciz.." Dengan nada sendu.
"Hen.. Gue minta shampo lo yang muahal ya" Teriak Cizta dari dalam kamar mandi.
Dengan cepat Heny turun dari tempat tidur dan mengetuk pintu kamar mandinya.
"Woiii, pakenya kira-kira yaa jangan diabisin" Teriak Heny
Tidak ada jawaban dari Cizta.
Setelah Cizta keluar dari kamar mandi."Heh.. Lo ga abisin shampo gue kan? " Tanya Heny
"Yah ga lah, lo kira gue minum tuh shampo? " Ketus Cizta.
"Yeehh terakhir kali lo abisin yah" Sewot Heny
"Itu karena tinggal dikit Heny ku sayang, kalo ga juga masih ada. Yaelah. Kapan-kapan gue beliin dah" Jawab Cizta
"Kapan belinya? Kapan-kapan? " Jawab Heny
"Udah deh .. Kok jadi debat shampo. Penting banget yak.. Lo mau mandi ga. Kalo ga gue tinggal nih? Kita kan mau nyari baju pengapit buat lo. " Kata Cizta
"Iye. Bentar" Secepat kilat Heny mandi.
Selesai mereka bersiap.
Kak Zen sudah menunggu dan ternyata didalam mobil sudah ada kak Kenz."Hai Ciz" Kata Kenz.
Kenz duduk di kursi belakang.
Heny yang masuk ke duduk kursi belakang langsung kaget karena melihat kak Kenz."Hai sayang. " Kata Kenz.
"Hai." Singkat Heny
"Yaudah yuk semua siap. Cuz ya" Kata Zen singkat.
Mereka berempat pergi.
Melihat-lihat baju untuk menjadi pengapit
Cizta dikabari Zen setelah selesai mandi bahwa mereka akan melihat baju untuk pengapit. Makanya Heny mandi dengan buru-buru.Di mobil semuanya terdiam sampai mereka ditempat yang dituju.
Dengan gerakan cepat Heny merangkul Cizta.
"Ih . Kok ada sih kak Kenz sih. Emangnya lo juga pake pengapit cowok ya? " Tanya Heny
"Gue ga tau. Kak Zen ga ada ngomong apapun sama gue, Hen" Jujur Cizta
Tiba-tiba mereka terdiam karena kak Zen mulai berada dibelakang.
"Ehem, ayo masuk" Menarik tangan Cizta dan meninggalkan Heny bersama Kenz.
"Ayo masuk Hen" Kata Kenz dingin
Tanpa menjawab Heny langsung masuk.
Mereka seperti perang dingin. Karena Heny masih merasa kelakuan kak Kenz tidak normal sebagai pasangan.
Heny pun mencoba semua gaun pengapit dan Kenz juga mencoba jas.
Setelah terasa cocok mereka pun pergi ketempat makan dan mulai memesan menu yang diinginkan."Hen.. Tadi bajunya bagus, cocok banget sama lo. Untung aja ada yang cocok pake banget. Haha" Cetus Cizta
"Iya dong. Badan gue kan oke pake baju apapun. Haha"
Cizta dan Heny sedikit heboh. Seolah tidak ada orang lain selain mereka.
"Ehem.. Cizta juga badannya cocok pake gaun pengantin apapun" Jawab Zen
Belum sempat Heny menjawab. Kenz lebih dulu mengeluarkan suara.
"Nanti Heny juga bakal cocok pake gaun pengantin apapun, tinggal tunggu tanggalnya aja bro.. Nanti kudu dateng lo ya sama Cizta" Balas Kenz.
"Ok bro, ditunggu. Pasti dateng dong. Malah kalo lo mau gue sama Cizta jadi pengapit boleh lah, tapi kalo bisa sebelum gue sama Cizta punya baby ya, lebih cepat lebih baik" Jawab Zen santai
Cizta dan Heny yang tadinya heboh langsung saling bertatapan dan mendelikkan mata mereka seolah berkata *pembicaraan apa yang sedang mereka katakan???
Mereka berbarengan mengangkat bahu dengan tatapan bingung dan khawatir.Para lelaki yang mengetahui wajah masing-masing pasangannya langsung tersenyum tipis bersama.
Kemudian makanan yang dipesan disantap bersama sampai tandas dan akhirnya mereka melanjutkan perjalanan untuk pulang kerumah. Heny diantarkan pulang kerumah dan Kenz mengikuti Heny.
Cizta dan Zen pulang bersama."Hen, kamu siap kapan buat kita merid? Gimana kalo seminggu setelah mereka merid? " Tanya Kenz.
"Hah???? Ga mau. Hmm. Maksudnya aku. Aku masih belum siap kak. Aku mau kuliah dan kerja dulu." Tolak Heny secara halus
"Kita bisa kaya Cizta dan Zen" Singkat Kenz
"Hmm. Tapi aku belum siap kak. Nanti deh kak kalo aku udah siap, aku kabarin, udah kaka pulang dulu aja ya. Aku cape mau istirahat" Jawab Heny
"Sudah kuputuskan kita akan merid seminggu setelah mereka" Putus Kenz.
"Ih apaan sih kak, ga dengerin pendapat aku ya. Pernikahan itu keputusan 2 belah pihak, bukan cuman sepihak. Mana bisa gitu sih" Kesel Heny
"Mau lebih lama atau cepat, kita tetap akan menikah, jadi apa bedanya kalo dipercepat? " Tanya Kenz.
"Yah bedalah, timingnya beda, udah deh kak kalo cuman mau bahas hal yang bikin pusing mendingan kaka pulang aja" Kesal Heny
Tiba-tiba Kenz mendekap Heny dan mencium bibir Heny dengan menuntut.
Heny berusaha melepaskan tapi sangat sulit karena Kenz semakin erat memeluk Heny.Sampai Heny menginjak kaki Kenz, bahkan Kenz bisa menahannya.
Kenz menghentikan aktifitasnya karena merasa Heny mulai sulit bernapas."Kamu mau hamil dulu sebelum nenikah? Aku bisa lakukan itu,akan aku lakukan apapun untuk menjadikanmu istriku selamanya. " Kata Kenz.
Heny masih sibuk meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Dia kesulitan menjawab.
Kenz sudah berlalu menuju mobil yang dia parkir didepan rumah Heny. Dan melajukan mobilnya meninggalkan Heny yang masih merasa syok karena mendengar kata-kata itu dari Kenz
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi Sahabatku
Storie d'amoreZen Lion seperti namanya.. dia pria yang berdarah dingin.. siapapun yang menghalanginya akan berakhir mengenaskan Cizta Queen sahabat baik Zen.. selama ini hanya mengganggap Zen sebagai sahabat tidak lebih.. siapa yang menyangka kalau Zen Lion te...