19. Tempat Pernikahan

185 4 0
                                    

Selesai dari peresmian tunangan. Zen mengumumkan kembali akan menikah dengan Cizta 1 bulan lagi.
Orang tua Cizta sedikit lega karena merasa putrinya tidak digantung oleh Zen hanya dengan tunangan. Dan orang tua Cizta masih berpikir dari tunangan sampai ke jenjang pernikahan tidak boleh terlalu lama. Kata orang pamali.

Keesokan harinya Zen datang kerumah Cizta.

"Hai mama, Cizta udah bangun ma? "

"Hai Zen.. Kayaknya Cizta masih tidur deh, coba aja kamu lihat"

"Oke ma" Dengan segera Zen menuju kamar Cizta dan membuka pintunya

"Cizta~" Ucap Zen berirama

Cizta masih tertidur pulas dibalik bed covernya

Zen memperhatikan wajah Cizta yang terlelap.
Cantik dan begitu menggemaskan.
Dengan lembut Zen mendekatkan bibirnya ke Cizta.

"Mm.." Cizta mulai membuka matanya.

"😳" Tepat didepan matanya yang baru terbuka dilihatnya Zen

Seketika Cizta langsung duduk.

"Duh kak Leon bikin kaget aja."

"Hihi.. Kamu lucu sayang."

"Ih apaan sih kak Leon.. Oh iya ngapain kesini? Bukannya hari ini kak Leon ada kelas ya? "

"Hmm.. Jangan panggil aku dengan sebutan *kak* lagi.. Panggil aku Leon"

"Hmmm.. Le... On? "

"Iya hanya Leon, kalo kamu masih pakai kak, aku hukum ya, atau kamu mau panggil aku dengan sebutan Hubby? "

"Ehh.. Leon aja deh ka.. Upzzz.. Kan baru permulaan. Jadi boleh dong salah-salah. Kan udah kebiasaan juga. "

"Iya makanya biasakan dari sekarang. 1 bulan lagi kita akan menjadi suami istri loh. Aku kesini karena mau mengajakmu untuk melihat tempat pernikahan kita. Ayo kamu siap-siap dulu"

"Loh.. Aku ikut? "

"Yaiyah dong sayang, aku mau buat pernikahan impian kamu. "

"Huft.. Pernikahan impian sama pria impian.. Ini mah jauh banget dari segala impian😒" Kata Cizta berbisik kecil.

"Apa yang kamu katakan sayang? 👿"

Zen mendengar samar-samar.

"Ga kok k.... Leon. Hehe. Yaudah Cizta mau siap-siap dulu. K.. Duuhh susah amat sih kalo udah kebiasaan😣.." Kesel Cizta.

Tiba-tiba Zen mencium bibir Cizta dengan sedikit menuntut. Cizta sedikit kewalahan karena terkejut dan belum terbiasa. Semakin Cizta mendorong Zen, maka Zen semakin mempererat pelukan serta ciumannya, ditelusuri semua yang ada didalam mulut Cizta sampai membuat Cizta mulai kekurangan oksigen.
Zen yang tahu bahwa Cizta mulai kekurangan oksigen memberhentikan aksinya.
Dengan cepat Cizta meraup oksigen sebanyak-banyaknya.

"Hhh.. Aduh paru-paru Cizta kusut nih, kurang oksigen! " Canda Cizta.

"Haha, dasar kamu. Imut banget sih kesayanganku. Aku jadi tidak sabar memakanmu..
Yaudah cepat bersiap-siap"

"Duh tapi Cizta masih ngantuk😣"

"Oke kalau kamu masih mau ditempat tidur ini. Aku akan buat lehermu merah-merah lagi, gimana? " Ancam Zen

"😳😱 gaa.. Cizta siap-siap dulu" Dengan gerakan secepat kilat Cizta menuju kamar mandi.

"😈padahal aku mau" Senyum devil Zen membuat merinding bagi siapapun yang melihatnya

Zen menanti Cizta dengan memainkan handphonenya. Pasalnya hari itu memang ada kelas untuk Zen, tapi dia ijin karena harus mempersiapkan pernikahannya segera, Zen menginginkan pernikahannya sebelum sebulan. Dan tentu saja itu baru rencana Zen.

Obsesi SahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang