Di saat Zen dan Cizta sedang sibuk untuk mempersiapkan pernikahannya.
Mama Zen mulai berpikir harus ada lamaran yang benar ke keluarga Cizta.
Loren pun memerintahkan sekretarisnya untuk mempersiapkan barang-barang lamaran. Seperti perlengkapan pria dan wanita.
Bagi keturunan Cina.
Itu disebut "Sangjit".Loren pun mengatakan niatnya untuk memberikan uang susu dan juga perlengkapan untuk Cizta kelak.
Kielz pun menyetujui dan bersyukur karena mereka sangat dihargai.
Sudah diputuskan acara itu dilakukan seminggu sebelum acara pernikahan tempatnya dirumah Cizta.Kielz sibuk mempersiapkan makanan dan mendekor ruangan untuk acara itu. Hanya akan ada kelurga inti dalam acara tersebut.
Jadi tidak terlalu sulit untuk mempersiapkannya sendiri.
Di kala Kielz sedang mendekorasi, dia melihat Cizta sedang duduk termenung didepan akuarium yang Cizta punya baru-baru ini. Banyak ikan hias dalam akuarium itu.
Cizta fokus dengan akuarium itu. Sedangkan Kielz datang menghampiri dan menepuk bahu Cizta.
Seketika Cizta kaget dan langsung terlonjak dari duduknya."Ih mama.. Bikin Cizta kaget aja"
"Kamu melamun apa sih? Sampe fokus banget gitu" Tanya Kielz
"Hmmm.. Cizta cuman lagi berpikir ma.. Kehidupan di akuarium cuman segitu aja ya bagi ikan-ikan cantik itu"
".... " Kielz tidak membalas kata-kata Cizta, dia bingung kenapa anaknya bisa berpikir seperti itu?
"Tapi ma.. Bagaimana kalau ikan-ikan ini Cizta bebaskan ke tempat mereka bisa melakukan apapun sebebas mungkin? " Tanya Cizta dengan nada sendu.
"Sayang... Kenapa kamu sedih? Apa karena kamu akan menikah? Kalo kamu ibaratkan dirimu seperti ikan ini.. Seandainya pun ikan cantik itu kamu lepaskan. Entah suatu hari nanti atau beberapa menit setelah itu, ikan itu pasti akan tertangkap lagi dan mungkin akan berada di akuarium lagi. Entah akuarium lebih kecil atau lebih besar. Sedangkan dirimu tidak sama dengan ikan itu. Kamu itu bisa bebas melakukan aktifitasmu, tapi bedanya kamu memiliki tanggung jawab atas pasanganmu kelak. Kamu harus bisa membaca situasi kapan kamu bisa bebas dan ada saatnya kamu harus berada dalam akuarium untuk menata semua yang didalamnya indah untuk dijadikan tempat singgah. " Jelas Kielz panjang lebar membuat Cizta mencerna perkataannya.
"Tapi ma... " Cizta tidak melanjutkan perkataannya lagi karena Kielz memotongnya.
"Kenapa sayang? Apakah kamu merasa tidak bahagia menikah dengan Zen? Jika iya.. Beritahu mama. Karena mama hanya mau melihat anak mama satu-satunya bahagia bersama lelaki yang dicintainya. " Timpal Kielz.
"Hmm.. Cizta juga ragu ma. Rasanya ini terlalu cepat untuk diadakan. Dan Cizta tidak mau ada sesuatu yang mempersulit siapapun. " Jawab Cizta dengan kata rancunya.
"Jadi maksudmu.. Kamu tidak menginginkan pernikahan ini terjadi? " Tanya Kielz sedikit menekan.
Disaat itulah Zen muncul. Ternyata Zen sudah datang ke rumah Cizta. Dan tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka.
"Hai mama, hai sayang" Ramah Zen
Seketika Cizta langsung seperti beku. Cukup membuatnya takut bila Zen mendengar pembicaraan Cizta dan mamanya.
"Hai Zen.. Kamu dari kapan sudah datang? "
"Baru kok ma.. Nanya mba, katanya kalian disini. Jadi aku langsung ke sini. "
"Ohh.. Ini mama lagi dekor acara sangjit kalian. Kalian kan sudah sibuk mengurus pernikahan, jadi acara ini biar mama yang kerjakan. Kalian terima beres ya."
"Iya. Terimakasih mama. Zen dan Cizta senang banget" Kata Zen sambil merangkul pinggang Cizta dengan erat, Cizta dengan kaget hanya menggangguk.
"Sama-sama sayang. Kamu udah makan? "
"Sudah ma.. Zen ke sini ada yang perlu dibicarakan ke Cizta"
"Oh gitu.. Yaudah kalo gitu. Mama lanjutkan lagi ya persiapannya. Kalian kalo ada masalah dibicarakan baik-baik, jangan terjadi masalah saat nanti hari pernikahan ya. Memang sih biasanya cobaannya banyak sebelum menikah. Jadi kalian harus kuat ya. " Sambil mengelus kepala Cizta.
"Siap ma. Pasti itu. Zen akan buat acara pernikahan sukses dan lancar. " Tegas Zen
Cizta hanya diam saja tidak menjawab apapun dengan muka yang kikuk.
Sedangkan Kielz yang melihat anaknya seperti itu hanya berpikir mungkin Zen dan Cizta sedang ada masalah. Dan membiarkan mereka yang menyelesaikannya. Karena hal itu juga pernah dirasakan Kielz dan suaminya saat ingin mengadakan pernikahan.
Melihat Kielz sudah menjauh. Zen langsung menarik tangan Cizta menuju kamar.
Dan ditutup rapat pintunya."Kamu mau ngomong apa ke mama? Kamu mau batalin pernikahan kita? " Dengan nada yang penuh penekanan dan menahan emosi.
"... " Tidak ada jawaban dari Cizta.
"Jawaab?!!! " Dengan nada emosi sedikit berteriak kepada Cizta
"A.. Aku ga ada maksud gitu kok kak Leon... " Jawab Cizta terbata
"Udah kubilang. Jangan pakai *kak* lagi! " Zen menahan amarahnya
"Cizta takut.. (Menutup mata) " Lirih Cizta
Zen yang melihat "Ciztanya" Ketakutan langsung memeluk dan menepuk punggung Cizta untuk menenangkan.
"Jangan pernah berbicara dengan orang tua kita seperti itu lagi. Aku bisa saja membuatmu hamil terlebih dahulu Ta.. Tapi aku mau kita resmi sebagai suami istri dihadapan Tuhan dan semuanya, aku menginginkan pernikahan yang sakral. Aku sungguh mencintai kamu, dan aku tidak bisa hidup tanpamu Ta. Tolong kamu mengerti" Bisik Zen di telinga Cizta.
Seketika Cizta merasakan haru dan juga takut. Karena Cizta sadar dirinya sudah terikat begitu erat oleh Zen. Dan kehidupannya mungkin akan terasa seperti ikan hias yang berada didalam akuarium. Tidak ada kebebasan dan ruang lingkup yang terbatas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi Sahabatku
RomantikZen Lion seperti namanya.. dia pria yang berdarah dingin.. siapapun yang menghalanginya akan berakhir mengenaskan Cizta Queen sahabat baik Zen.. selama ini hanya mengganggap Zen sebagai sahabat tidak lebih.. siapa yang menyangka kalau Zen Lion te...