15. Bohong

271 8 0
                                    

Setelah pengumuman lamaran yang sah oleh Loren dan Zen.
Mereka akan mulai sibuk membuat persiapan pertunangan.

Keesokan harinya Cizta tetap sibuk dengan sekolah dan diantar jemput oleh Zen seperti biasa.
Zen mulai melarang Cizta untuk dekat dengan lelaki lain, bila Zen melihat mungkin dia akan kehilangan kendali dan akan berakhir menyakiti lekaki itu walaupun tidak tahu duduk permasalahannya.

"Ingat, jangan ada dekat dengan pria lain, atau akan aku berikan pelajaran kepada pria itu" Ancam Zen.

"😑 iya. Bosen deh Cizta dengernya. Itu mulu. Namanya juga didunia ini tuh yang ada cewek, cowok atau banci. Dan Cizta sekolah di sekolah campur, ya pasti ada tugas kelompok sama cowok dan alhasil kudu interaksi juga dong. Masa iya Cizta diem aja macam ikan. " Semprot Cizta

"Yah kalau cuman tugas sekolah boleh, pembahasannya paling pelajaran, tapi kalo ada yang berani deketin kamu diluar pelajaran, itu baru akan kupastikan kerugian yang pria itu akan terima👿"

"Huft.. Yaudah deh kak. Jangan serem gitu. Lagian juga kan Cizta udah oke in soal pertunangan. Jadinya jangan mikir buat ngancem orang deh"

"Makanya kamu harus jaga jarak ya sama pria manapun"

"Kakak Leon aja masih punya pacar" Sinis Cizta

"Sudah tidak lagi. Hanya kamu sampai kita resmi bertunangan juga cuman kamu"

"Beneran? 🤨😒 hahh.. Yaudahlah.. Aku masuk kelas dulu"

Cizta turun dari mobil dan berlari menuju kelas.

"Woiiiii, kemana aja lo kemarin? Kok ga masuk kelas!? Gue chat juga ga dibalas." Tanya Heny

"Duh panjang deh ceritanya. Bentar ya Hen"

Cizta sibuk melihat sekitar mencari Gefan.

"Cari siapa sih lo? " Tanya Heny penasaran

"Sih Gefan, lihat ga lo? "

"Oh Gefan, dia kemarin sih ga masuk kelas, ga tau deh kalo hari ini, emangnya ada apa? "

"Haduh.. Gimana gue bisa nanya keadaan kak Sean dong? 😔" Kecewa Cizta

"Loh loh.. Ada apa nih? Lo kan kayaknya tuh terakhir kali ke rumah sih Gefan buat tugas kelompok deh. Terus besoknya lo sama Gefan ga masuk. Wah fix pasti ada apa-apa nih, lo kudu cerita semuanya sih Ciz" Heny penuh dengan rasa penasaran menanti Cizta untuk cerita.

Tapi saat Cizta ingin cerita, kelas akan dimulai jadi tertunda sudah dan membuat Heny sangat penasaran.

Selesai pulang sekolah Heny langsung menodong penjelasan ke Cizta.
Cizta pun menjelaskan seluruh kejadian yang dialami selama 2 hari belakangan.
Tapi untuk adegan yang kurang patut dikatakan, tidak diceritakan Cizta.

"Gila, udah gue duga kak Zen tuh suka sama lo. Tapi kalo denger cerita lo ya, kayaknya dia terobsesi parah sama lo Ciz. "

"Ah masa sih Hen? "

"Iyelah, sikapnya posesif dan buat lo terkekang kan, udah gitu dia tuh ya gercep banget. Secara lo masih duduk di bangku SMA, ya meskipun udah mau lulus sih. Minggu depan kita udah UAN, pas deh sebulan lo tunangan tinggal nunggu surat ijazah keluar" Jelas Heny

"Haduh, pusing deh gue, sekarang gue mikirnya gimana keadaan kak Sean nih"

"Wah iya, sih Gefan ga masuk, jangan-jangan keadaannya cukup parah lagi. " Kata Heny.

"Duh gue ga bisa jenguk dia lagi. Gimana nih? Gue harap dia baik-baik aja. "

"Hmmm.. Gue coba nanya sih Kenz dulu deh, mereka kan sahabatan, kali aja tau. Kayaknya kak Sean sekampus sama Kenz deh" Jelas Heny

"Tolong dong tanyain Hen, gue rasanya belum tenang kalo belum tau keadaan kak Sean" Sedih Cizta

"Wah udah kesemsem banget ya lo. Hahaha. Jangan Ciz, nanti bahaya sama kak Zen" Ledek Heny.

"Ishh tapi gue kan biasa aja sama kak Leon, gue mau kabur dah. Masa gue dipaksa buat milih dia. Padahal kan gue suka sama yang lain" Rengek Cizta.

"Yaelah mau gimana lagi girl.. Lo udah jadi mangsa kak Zen. Hahaha"

"B**gke deh lo ya, untung aja sahabat" Kesel Cizta

"Hahaha" Heny hanya tertawa.

"Yaudah buru nanya kak Kenz. Kali aja tau" Kata Cizta.

"Iya.. Gue chat dulu. Nti gue kabarin di chat deh. "

"Eh jangan lo chat gue.. Lo telpon aja. Nti pas gue angkat lo cukup bilang. Aman atau parah. Kalau parah berarti lo harus bantu gue biar bisa telepon dia.. Kalo aman berarti gue anggap kak Sean di rumah dan udah baik-baik aja. " Jelas Cizta.

"Hmmm. Kalo sampe parah.. Lo gimana bisa ngomong sama dia? Lo mau dateng gitu? Lo dianter sama babang ojol cowok aja ga boleh kali"

"Nti gue pikirin deh. Yang penting gue tau kondisi kak Sean dulu, yaudah Hen.. Kayanya kak Leon udah sampai. Gue cabut duluan ya. Jangan lupa kabarin gue" Kata Cizta sambil melengos pergi.

"Oke" Jawab singkat Heny.

"Kasian banget sahabat gue deh kayak jaman siti nurbaya aja langsung dipantek jadi bininya kak Zen, hahaha" Kata Heny. Untungnya Cizta tidak mendengar kata-kata Heny itu kalau tidak Cizta akan merasa kesal dengan kalimatnya Heny.

Chat Heny dibalas oleh Kenz.
Dan Kenz memberikan info bahwa Sean saat ini dirawat di rs.

Kenz mengajak Heny untuk bertemu, disatu sisi untuk mendekatkan dirinya dengan Heny, karena Kenz sudah tertarik dengan Heny sejak Zen memperlihatkan Heny. Secara tidak langsung Kenz sudah mencap Heny menjadi miliknya hanya saja dia ingin dekat dengan Heny secara alami sehingga tidak akan ditolak oleh Heny.

Heny pun langsung menelepon Cizta.

Cizta yang berada didalam mobil dengan kak Leon mengangkat telepon dari Heny.

"Iya Hen... " Kata pertama Cizta

"Parah Ciz.. Tapi belum tau di rs apa, nanti Kenz mau ketemu gue. Kalo gue udah tau, gue info lo lagi" Heny langsung memberi laporan, pasalnya dia tahu saat ini Cizta berada di samping kak Zen.

"Oke.thx" Jawab Cizta singkat

Kemudian mereka mematikan telepon.

Sesaat Cizta merasa deg-degan dan pikirannya mulai berkeliaran memikirkan kak Sean.

"Kenapa sih Heny? " Tanya Zen memecah pemikiran Cizta

"Gak apa, dia cuman kasih tau besok ada tugas yang perlu aku kumpul soalnya kemarin ga masuk" Bohong Cizta.

"Oh.. " Dalam hati Zen tahu kalau Cizta berbohong karena Zen paling mengerti Cizta luar dalam. Cizta tidak bisa berbohong dengan semeyakinkan itu didepan Zen.

Dalam batin Zen..
"Apa yang sedang kamu rencanakan Ta? "

Obsesi SahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang