12. Serius

373 11 1
                                    

Zen terus mencium bibir Cizta.
Cizta berusaha melawan tapi kalah dengan tenaga Zen.

"Mmmm" Cizta berusaha untuk mendorong Zen.

Zen menghentikan ciuman itu.

"Kita akan segera menikah, aku mau banget makan kamu sekarang, tapi kamu masih sekolah, kalau gitu kita akan tunangan dulu" Kata Zen.

Perasaan Cizta saat ini bagai disambar petir.

"Hah? Apa kak? Tunangan? Aku ga mau. "

Zen yang masih dalam posisi menindih Cizta berbisik ditelinganya.

"Tidak ada penolakan Ta, kalau tidak akan aku hancurkan semua bisnis keluargamu dan membuat nya bergantung hanya kepadaku!"

Bagai disambar petir bertubi-tubi kata-kata Zen mengenai keluarganya Cizta

"Kak Leon.. Kenapa kaka jahat sih sama aku dan keluargaku.. Kami salah apa? 😢" Cizta mulai mengeluarkan air matanya.

"Jangan nangis sayang, semua akan baik-baik saja bila kamu selamanya disisiku" Mengusap air mata Cizta.

"Tapi Cizta cuma anggap kak Leon sebagai kakak doang dan teman kecil Cizta" Jawab Cizta dengan polosnya.

"Tidak lagi sayang, mulai sekarang kita adalah pasangan. Kita akan menikah setelah kamu lulus SMA. "

"Ga mau, Cizta mau kuliah di australi, trus Cizta mau kerja dulu. Pokoknya Cizta belum siap merid, lagian Cizta mau mencoba pacaran dulu, masa langsung tunangan🥺😩"

"Tidak ada bantahan, setelah menikah kamu boleh melanjutkan kuliah, kalaupun kamu mau kuliah di australi tidak masalah, kita akan tinggal disana bersama" Kata Zen.

"Tapi.... " Baru saja mau dibantah Zen langsung menyentuh bibir Cizta.

"Kalo kamu masih mau bantah akan kita lanjutkan ciuman panas tadi, 😈"

"😳" Ekpresi Cizta

"Kamu tinggal terima saja Ta. Aku akan mengatur semuanya, ayo pulang. Aku akan bicarakan ini secara resmi bersama orang tua kita" Zen beranjak dari kasurnya.

"Cizta mau mandi dulu kak Leon. Ga betah ah." Dengan cepat Cizta berlari dan menutup pintu kamar mandi.

Zen hanya menggelengkan kepala dan menuju walk in closet.

Dia mengambil baju untuknya dan untuk Cizta kemudian mengetuk pintu kamar mandi.

"Cizta, ini bajunya, kamu mau memakai baju yang sudah koyak itu? " Kata Zen.

Dengan celah sedikit Cizta mengeluarkan tangannya dan dengan gerakan cepat dia mengambil baju yang dibawa Zen kemudian menutup pintunya dengan cepat juga.

Zen tertawa dibalik pintunya.

"Lucunya calon istriku. Aku tidak sabar memakannya😈"

Selesai mandi Cizta keluar dan dia kesal karena tanda merah dilehernya sulit hilang padahal sudah berkali-kali digosok.

"Ta, itu akan hilang beberapa hari lagi."

"Ih lama ya.. Gimana Cizta masuk sekolah? Hari ini aja Cizta udah bolos😥,😱aaahh iya ada yang lebih penting!! Gimana kalo mama papa lihat leher Cizta😰" Rasa takut menghantui Cizta.

"Tenang sayang. Malam ini aku langsung beritahu orang tua kita, memeluk Cizta dari belakang"

"Haduh jangan malam ini kak Leon, aku yang belum siap"

"Jadi kamu mau mama papa tau leher mu ini? Atau... " Kata-kata Zen terhenti

"Atau apa kak? Ada cara lain?? " Tanya Cizta antusias

Zen berbisik sensual ke kuping Cizta
"Kita akan bermalam lagi disini, tapi aku tidak yakin bisa mengontrol diriku terus menerus seperti kemaren dan tadi, aku tidak sabar untuk memakanmu"

"🤯😳, ayo kita pulang kak Leon"

Dengan segera Cizta berjalan ke arah pintu keluar dan menuju mobil

Zen mengikuti Cizta dengan senyuman penuh arti.
Setelah mereka berada didalam mobil.

"Padahal aku berharap kamu memilih solusiku yang kedua loh Ta😈"

"Ih dasar mesum😳" Balas Cizta

"😈itu bukan mesum Tapi hal normal kalo wanita yang dicintai ada didepan lelakinya berada dalam 1 kamar"

"Emang kak Leon suka sama Cizta dari kapan sih? Selama ini kan kak Leon cuman anter jemput doang kaya satpam, lagian kak Leon kan udah punya pacar.. Yang waktu itu kak Leon ajak pas jemput Cizta." Kata Cizta polos.

"Dari aku ketemu kamu pertama kali.
Selama ini aku pacaran hanya karena menunggu kamu lulus SMA. Tapi siapa sangka hanya dalam sehari kamu sudah menarik perhatian pria lain. Dan itu sangat membuatku hilang kendali kemaren" Jelas Zen

"Ohh gitu..
Eh tunggu..
Kalo gitu kak Leon curang dong.. Cizta mau pacaran juga.. Ga bisa dong" Rengek Cizta.

"Kamu pacaran tunangan dan menikah sama aku, Ta. Kita akan bersama selamanya." Ucap Zen.

Tidak terasa mereka sudah sampai.
Dengan segera Cizta turun dari mobil dan menuju kamarnya. Mamanya hanya disapa sebentar.

"Dasar tuh anak kenapa.. Kok pakai baju biasa ya? "
Mama Kielz bingung dengan anaknya.

"Selamat siang mama Kielz." Sapa Zen.

"Eh ada Zen.. Masuk sayang. Itu sih Cizta sekolah atau ga ya? Kok pakai baju biasa? Semalem dia nginap dirumah kamu? " Tanya mama Kielz beruntun.

"Iya mama, hari ini Cizta ijin ga masuk sekolah soalnya tadi bangun kesiangan, hehe" Jawab Zen.

"Dasar tuh anak, kalo udah nginep sering banget bangun kesiangan" Balas mama Kielz.

"Hehe iya ma.. Oiya ma.. Nanti malam Zen mau mengumumkan sesuatu ke mama dan papa.. Nanti Zen akan datang dengan mama"

"Wah ada apa.. ? Yaudah sekalian makan malam ya disini" Jawab mama Kielz.

"Iya ma.. Yaudah Zen pulang dulu ya. "

"Hati-hati ya Zen"

Zen pun pulang kerumahnya.
Dan segera menelepon mamanya.

Obsesi SahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang