Nira tumbuh semakin kuat dan sehat dan sekarang dia cukup berat untuk di gendong dan mulai aktif merangkak, dia cukup ceria dan sangat suka sekali mencoba hal-hal baru atau mengeksplor sekitarnya.
Cukup melelahkan memang tapi devan sudah menyiapkan baby sitter sejak nira berusia 3 bulan namun aku lebih suka merawat nira sendiri dan baby sitter hanya bertugas di saat aku sedang mandi atau ada keperluan di luar.
Devan, dia jarang mau mengurus atau memegang nira dan lebih suka melihatnya dari kejauhan atau hanya sekedar melirik. Entahlah devan memang aneh sejak awal dan sebenarnya aku lebih bersyukur nira tidak dekat dengan devan karena aku khawatir nira akan terkontaminasi dengan segala kegilaan dan keajaiban devan.
"Eh nira, awas kepentok nak" ujarku kaget melihat nira yang sedang merangkak ke bawah piano besar berwarna hitam itu, aku pun segera mendekat dan nira terkikik sendiri dan aku membawanya keluar dari bawah piano itu.
"Sini duduk deket mama" ujarku sambil mendudukannya di sampingku yang tengah duduk di kursi khusus untuk bermain piano meski pun duduk nira tetap harus di pegangi karena duduknya ysng belum benar atau tegak dan aku membuka penutup tuts-tuts piano itu dan memainkan instrument yang sederhana dan biasa di dengarkan anak kecil.
Nira pun terlihat takjub dengan piano itu dan aku harus memperhatikannya dengan benar khawatir dia akan terjatuh dari kursi itu. Nira terkikik sambil menepuk kedua tangannya yang kecil tapi gendut itu.
Aku pun memangku nira dan menggerakan jari-jari mungil nya untuk menakan tuts-tuts piano dan dia tertawa dengan renyah, selesai bermain piano aku membawa nira duduk di kursi makannya dan memberikannya puding bayi.
Setelah makan aku mencuci kedua tangan dan mengelap mulutnya dan aku mengecek popoknya dan ternyata belum penuh, lalu aku melihat ke arah jam dinding dan sudah masuk jam tidur siang.
Aku pun membawa nira ke kamar dan menidurkannya di baby box nya, nira memang agak sulit tidur siang sedangkan malam tidak perlu di nina bobo-kan dia sudah tidur sendiri, setelah nira berhasil tertidur aku ikut tidur.
Aku terbangun dan aku lihat devan sedang memperhatikan nira yang masih terlelap dan devan menatapku sekilas lalu devan menyentuh kaki nira dengan cara menusuk-nusuk kaki nira dengan telunjuknya lalu tangannya perlahan bergerak menuju perut dan dada dan devan melakukan hal yang sama dengan di kaki.
Perlahan tangannya bergerak menuju leher nira dan dia menggengam leher nira yang berarti mencekik leher nira "mahluk lemah" ujar devan dan dia menggerakan kepala nira ke kanan dan kiri dengan posisi tetap mencekik leher nira.
Aku pun segera menghampiri devan dan melepaskan tangannya dari nira lalu aku menatapnya dan devan malah menatap balik ku begitu dingin.