"yang, kok lipstick aku yang maroon ngak ada?" tanyaku pada devan seraya mengobrak-abrik dompet make upku dan dia sedang sibuk dengan ipadnya "ngak usah pake lipstick itu aku punya yang lebih bagus dan tahan lama" ujar devan
"kamu beliin aku? lipstick tuh ada nomernya dan ada yang matte dan ngak lho van, dan kamu juga harus perhatiin warna kulit lho" cerocosku karena takutnya dia membelikanku lipstick tanpa mencocokan dulu dan dia menatapku sekilas dan tersenyum tipis "ambil di tasku" ujar devan dan aku yang senang punya lipstick baru langsung membuka tasnya dan aku lihat ada tabung panjang kecil dan aku menatap devan
"yang, ini sih lip cream or lip gloos dan bukannya lipstick" ujarku dan devan menatapku dan lip gloos di tanganku dan tersenyum "coba pake pasti bagus" ujarnya dan aku menatap ke arah lip gloss di tanganku dan aku tidak melihat ada logo brand atau bahkan plastik atau kotak pembungkusnya dan aku terdiam sebentar.
lalu aku membuka tutupnya dan aku mengeluarkan brushnya dan warnanya agak merah pekat dan baunya aneh seperti bau anyir, ya tuhan. perlahan aku menatap devan dan dia menatapku juga dan tersenyum "itu darah murni sayang, si pemilik darah itu orang yang sangat sehat dan dia vegan jadi darahnya bagus dan murni dan warnanya cocok dengan kulitmu" ujar devan santai
aku meletakan kembali lip gloss jadi-jadian itu ke dalam tasnya devan dan aku menghampirinya dan memeluknya erat dan dia mencium pucuk kepalaku dan aku menatapnya "yang kita terapi yuk sama-sama kita berdua" ujarku terisak karena menahan tangisku dan dia menatapku serius
"mengobatiku atau kau ingin lari dariku, sayang?"
![](https://img.wattpad.com/cover/226052474-288-k620932.jpg)